45 › huang renjun with jung sungchan meets jung jaemin

1.3K 222 7
                                    

Pagi datang, diruang makan Huang sudah lengkap. Sudah ada Jungwoo, Yukhei, Renjun, Hendery dan Haechan. yeah, pada akhirnya kemarin Hendery memutuskan akan tetap tinggal di Korea sampai gedung perusahaan Huang jadi.

"Chan-a, kamu duduk saja ya?" tutur alus Jungwoo saat Haechan hendak membantunya menyiapkan sarapan pagi. Tetapi Haechan nekat memindahi hidangan ke meja makan, "aku tidak lelah, ma."

Renjun yang duduk diam ditempat makan terkena sindiran Yuqi yang tiba tiba berada disana.

"ck, Yukh.. kenapa Renjun manja sekali tidak mau membantu mamanya?" persetanan, Renjun acuh, lagipula tugas didapurkan tugas wanita, pihak bawah, submissive sedangkan Renjun? straight? maybe?

"jie sebagai wanita saja jarang mengurus dapur lantas kenapa menyindir aku yang jelas-jelas seorang laki-laki?" celetuk Renjun memakan hidangan yang diletakan Haechan. Yuqi mendengus mendengar respon Renjun yang terdengar menyebalkan.

setelah Jungwoo menghidangkan makanan terakhir, mereka mulai makan bersama, "Yangyang mana uqie? Dejun? Lino? Taeil?"

Yuqi yang lagi asik makan menoleh, "um.. itu Lino mengurus dekorasi gedung, Taeil mengurus administrasi terakhir kalau Dejun dan Liu sepertinya masih tidur." lalu setelahnya mereka menyelesaikan acara sarapan dengan khidmat.

Renjun tidak banyak bicara begitu juga Hendery ataupun Yukhei dan hal itu cukup membuat Haechan canggung mengingat kesehariannya bersama kedua orang tuannya yang dipenuhi gosip.

selain itu Haechan mulai memahami kondisi keluarga Huang yang tidak memandang drajat status. Seperti halnya saat ini, Haechan cukup kaget saat Jungwoo memasukkan makanan yang masih sisa kedalam kulkas, ia kira keluarga Huang berperilaku sangat hedon.

"kenapa dimasukkan ke dalam kulkas, ma?"

"biar tidak basi, nanti bisa dihangatkan agar bisa dimakan yang lain." ooh.. sederhana sekali.

Haechan mengangguk.

"mama akan pergi ke butik untuk mengambil baju, kamu dirumah dengan Renjun ya?"

"butik?"

"iyaa, butik milik Taeyong."

"ooh, iya ma.." Haechan mengangguk lagi lalu pergi menghampiri Hendery yang melambai memanggilnya.

"ada apa tuㅡeh hyung?"

Haechan meringis kecil.

Hendery merespon dengan tawa.

"tidak apa, kamu belum beradaptasi karena ini mendadak."

Haechan menunduk, "maafㅡ"

"saya akan pergi ke kantor sementara, apa kamu ingin menitipkan sesuatu jika saya pulang nanti?"

blush

Hendery brengsek.

"uh? apa, tuan?" Haechan mendongak dengan senyum tulus, "tuan menawarkan saya?"

"menurutmu?"

sumpah demi apapun, saat ini Haechan sangat ingin berteriak dan berterima kasih pada Tuhan.

apa ini tanda awal Hendery mulai melupakan cintanya pada sang adik?

bolehkah Haechan berharap begitu?

apa Haechan terlalu egois?

"Chan-a.. saya serius, kamu ingin apa?"

Haechan mengerjap antusias, "saya ingin tuan Hendery tidak memikirkan hal yang aneh."

ㅡhow to share?ㅡ

Hendery menggeleng mengingat permintaan suami manisnya tadi, "aneh-aneh saja."

2. How to share? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang