bughhhh
"aduhhh!" reflek Sungchan berbalik kebelakang untuk melihat siapa pelaku yang dengan beraninya memukul pungungnya sampai kebas, "hyung?!" pekik Sungchan kesal mengetahui pemuda bergelar dokter yang telah memukulnya tanpa aba aba.
pang
Jaemin melempar tongkat baseball yang ia gunakan untuk memukul pungung adiknya. Jaemin tau betul kalau tulang Sungchan tidak akan sampai patah hanya karena ia pukul dengan tongkat besi.
Sungchan meraba pungungnya yang habis kena pukulan tongkat, "hyung kenapa?! kebas gila hyung."
"kamu! karena ulah kamu, aku diomelin Renjun!"
gerakan tangan Sungchan yang tadinya pengen ngelepas kemeja jadi tertunda setelah ngedenger alesan pemukulan tubuhnya dari belakang.
"tau gini aku tadi ke markas aja daripada pulang digebukin karena alesan gak jelas." gerutunya kesal.
habis disiram kopi di cafe, pulang ke rumah malah digebukin karena alesan gak logis. yah, jujur saja Sungchan sudah mulai lelah disalahkan terus menerus dengan Renjun sebagai alasannya.
netra Jaemin menelisik rona kemerahan dibagian dada bidang si bungsu, "itu kenapa kok bisa sampai merah?"
Sungchan mendelik kesal, "kena kopi! apa hyung ingin menambahi dengan menyiramku dengan obat keras?"
"oleskan salep sana." Jaemin melewati tubuh Sungchan, hendak pergi masuk ke lift namun langkahnya terhenti karena pertanyaan Sungchan.
"ini aku tidak jadi disiram obat keras, hyung?"
tanpa berbalik Jaemin berujar jawaban atas pertanyaan Sungchan. "tadi niatnya suntik mati tapi aku lupa membawa suntik, lain waktu siram obat keras bukan ide yang buruk."
tau begitu Sungchan tidak bertanya dengan niat menggoda Jaemin jika hyung dokternya itu benar sepisikopat itu.
ㅡhow to share?ㅡ
"pelan-pelan! sakit, hyung."
"kamu diam dulu, biar ini rata!"
"dingin hyung, jangan ditekan! sakit, memar aahㅡ"
"pungungmu habis disambit menggunakan apa, Chan?" dengan telaten Jeno meratakan salep pereda nyeri disekujur pungung merah Sungchan.
"Jaemin mukul dari belakang menggunakan tongkat." adu si bungsu berharap kakak keduanya itu membalaskan dendam kesumatnya.
"oh Jaemin, memang kamu membuat ulah apa?" ngeri, kalo begini yang ada nanti dia dapet bogeman mentah dari Jeno karena dia membawa nama Renjun.
karena Renjun, hyungnya jadi mengerikan.
"ah, bukan apa-apa hyung." Sungchan kembali memakai kaus oversizenya kemudian beranjak pergi dari ruangan
Jeno meregangkan tubuhnya yang pegal karena membantu Sungchan dan saat berbalik, dia sedikit kaget bukan main melihat Jaemin ada didepan pintu.
sebelum berdiri menghampiri Jaemin yang masih berdiri didepan pintu dengan tatap lurus, Jeno menghela nafas dulu! mau mengomel tapi takut jika tiba-tiba disumpel obat kadaluwarsa.
"kamu kenapa mukul Sungchan dengan tongkat sampai memar merah?"
"ya coba kamu mikir, Jen. diomelin karena kesalahan orang itu enak apa tidak?" saut Jaemin yang sebenarnya sudah tegang jika tiba-tiba Jeno bogem dia karena sudah bikin Sungchan dapat baret merah diarea pungung.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. How to share?
Fanfiction"Aku hanya belajar berbagi tapi tidak ada niat untuk berbagi." Semua berawal dari perintah Taeyong pada ke empat anak laki lakinya untuk berbagi apapun pada sang adik maupun sang kakak. Namun, kalimat itu disalah konsep kan oleh si sulung, Mark. mem...