Renjun turun ke lantai bawah setelah membaca pesan dari unknow yang tiba-tiba mengancam akan mendobrak pintu jika tak segera dibuka kan, "gila manusia itu huh?!"
klak
pintu utama dibuka, netra bulat Renjun langsung menangkap postur pemuda tinggi tengah berdiri tepat membelakangi pintu, "nuguya?"
"lama sekali?" balas pemuda itu sembari berbalik menghadap Renjun yang semakin membulatkan dua mata cantiknya.
"kau kenapa ada disini?!"
Renjun langsung keluar dan menutup pintu rumah sebelum asisten pribadi Huang yang beristirahat dikamar lantai bawah terbangun karena suaranya.
"tidak boleh? aku hanya ingin saja."
"gila!" hardik Renjun.
"belum tidur?"
"jika aku sudah tidur aku tidak ada dihadapanmu sekarang, Jung Sungchan."
"oh iya." balas pemuda ituㅡJung Sungchan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"kenapa malam-malam kesini? kau tidak ada kerjaan ya?"
"um, itu sebenarnya hanya ingin bilang padamu jika malam ini aku pergi ke Amerika."
Renjun mendelik tak suka, "apaan kau pamit padaku? pamit pada orang tuamu, lah."
"aku bilang kalau aku ingin bilang padamu berarti benar padamu."
"ya lalu apaa hubunganya denganku, Jung Sungchan? kau ini seperti sedang pamit untuk yang terakhir kali, seperti besok tidak akan bertemu lagi."
Sungchan sebenarnya juga bingung, tadi dia sudah hampir sampai markas hanya saja secara tiba-tiba ingin menemui Renjunㅡhanya ingin tanpa alasan jelas, Sungchan sendiri juga tidak tau.
"kau juga tidak akan mati, kau kan stronger hahaha" tawa Renjun pecah, "memang pergi ke Amerik sendirian? bersama yang lain juga, kan?" tanya Renjun lagi setelah tawanya berhenti.
"tidak, dengan anak buah."
"tunggu, jadi beneran yang dibilangin gegeku?"
kening Sungchan mengreny, "Hendery bilang apa?"
"kau gangster?"
Sungchan mengangguk, "tidak ada yang salah dengan omongan gege dan babamu. Tapi, tolong kesalahan aku jangan kamu seret untuk First Imppresion pada hyung-hyungku." pintanya. "Ya, aku tau kami satu darah tapi kan yang melakukan kesalahan itu aku bukan hyungku. Jadi, jangan benci mereka karena aku." detik berikutnya Sungchan membungkam mulutnya sendiri.
apaa-apaan! kenapa aku malah jujur seperti ini? kan tadi hanya ingin kesini kenapa jadi ah sial.. Sungchan merutuki mulutnya.
Renjun menatap lama wajah Sungchan lalu tertawa keras, "haha! kau tidak apa-apa, kan? tidak sedang sakit? perasaanku tadi saat dirumah sakit kau masih jutek."
"ingin saja."
"ada gitu orang ingin sampai meluapkan suara hatinya?" cibir Renjun.
"ya tidak juga."
"kau sedang kurang kerjaan ya, Chan?" mata Renjun menatap serius obsidian legam Sungchan, tatapan murni yang ternyata tak ada yang ditutupi pemuda tinggi itu.
"aku ingin saja, Ren." suara rendah Sungchan membuat Renjun memutus kontak mata mereka.
"mau masuk dulu?" tawar Renjun lalu berbalik hendak membuka pintu rumah.
"tidak sekarang, lain kali saja." tolak Sungchan sembari melirik jam tangannya, "aku harus ke markas secepatnya.. sebentar lagi take off."
Renjun menoleh dengan tatapan ragu, "malam-malam take off Amerika?"
KAMU SEDANG MEMBACA
2. How to share?
Fanfiction"Aku hanya belajar berbagi tapi tidak ada niat untuk berbagi." Semua berawal dari perintah Taeyong pada ke empat anak laki lakinya untuk berbagi apapun pada sang adik maupun sang kakak. Namun, kalimat itu disalah konsep kan oleh si sulung, Mark. mem...