"wah hebat ya kemarin dengan Sungchan sekarang dengan hyungnya, Mark." sindir Haechan tepat saat Renjun memasuki rumah.
Renjun mendelik menatap sinis kakak iparnya yang asal menyeletuk itu, "bukan urusanmu, Chan.. " dengan perasaannya yang lelah, Renjun berjalan melewati Haechan menuju dapur.
Haechan mengikuti langkah adik iparnya itu, "jadi sebenarnya kamu itu suka siapa.."
uhukkk
berkat perkataan spontan Haechan itu berhasil membuat Renjun tersedak air yang sedang ia minum.
Renjun menyipit tajam kearah Haechan yang nyengir lebar, Haechan sempat melangkah mundur saat Renjun mencoba mencekal tangannya karena ia takut jika tiba-tiba Renjun memukulnya yang sudah melontarkan kalimat yang jelas dibenci Renjun.
tapi ternyata Renjun tidak sesuai perkiraan Haechan, nyatanya adik iparnya itu hanya menatap lesu kearahnya, "aku kira kamu akan memukulku." Haechan bernafas lega.
"untuk apa aku memukulmu?"
Haechan menurunkan pandangannya karena merasa Renjun sedikit memiliki aura dominan yah walaupun sedikit berarti Renjun diatasnya, "karena aku lancang bertanya.."
"aku tidak tau, aku akui ini klise tapi aku benar-benar tidak suka Yujin lebih tau tentang Sungchan." tanpa sadar Renjun mempountkan bibirnya dengan kedua mata mengerjap, "tadi Sungchan menelpon kalau tidak pulang hari ini.."
"lalu?" lirih Haechan.
"dia bersama mantan kekasihnya! aku harus bagaimana?"
Haechan mencerna kalimat Renjun dengan hati hati sebelum mnyungingkan senyum, "ya? hubungan belum jelas tapi cemburunya udah melampaui batas?"
seketika Renjun menoleh kaku lalu menatap murka, "aku tidak cemburu!"
"lalu apa yang kamu ceritakan tadi? kamu tidak suka Yujin yang lebih tau atau dekat dengan Sungchan dan saat ini Sungchan sedang bersama mantan kekasihnya, kamu mau menangis?" cerca Haechan dengan nada julid, "Renjun-a aku tidak tau apa isi hatimu tapi akui saja jika kamu sedang cemburu."
"aku tidak cemburu!" sanggah Renjun sembari berteriak, "aku hanya merasa aneh!"
"ya sama saja! kamu uring-uringan saat Yujin pulang dari sini setelah bercerita mengenai Sungchan danㅡ"
Renjun memberi gestur berhenti pada Haechan, "cukup!"
"tsudare!" hardik Haechan, "kemarin kamu menerima perlakuan Sungchan lalu malamnya kamu tidak bisa tidur karena Sungchan tidak menghubungimu."
"ya, Seo Haechan!"
"baiklah perlu kujelaskan padamu segalanya, kamu sedih saat Sungchan dirawat dirumah sakit kan? kamu juga bercerita kondisi Sungchan pada mama dan baba juga, aku tau Renjun."
Renjun terdiam, "kamu tau dari mana?"
"mama bercerita, kamu juga sedihkan saat Mark Jung menyuruhmu menjauhi adik-adiknya terutama Jung Sungchan?"
hancur sudah harga diri Huang Renjun mantan kekasih Yeh Shuhua ini.
"kamu juga khawatir Sungchan bertengkar dengan Guanlin saat malam pernikahan aku, tanpa kamu sadari kamu ini selalu mengkhawatirkan Sungchan."
Haechan menarik nafas seusai puas mencerca adik iparnya, "oh ayolah.. Renjun."
Renjun menyangkal, "ini pertama kalinya aku kadang dibuat yakin dan kadang dibuat ragu dalam waktu bersamaan.."
"haa, kamu itu bukan bingung tapi mencoba menyangkal perasaan." kata Haechan lalu mencengkram kedua bahu Renjun, "berhenti menyangkal, Ren."
"kan tidak lucu jika plot twistnya ternyata kamu bukan peran utamanya." Haechan mengakhri cercaanya, "Sungchan juga punya hati jadi berhenti memaki pemuda itu." ternyata masih berlanjut, "sesuatu yang kamu dapatkan dari Sungchan kemarin bukan hal semata atau candaan, aku yakin dia tidak sekuat apa yang kita lihat."
KAMU SEDANG MEMBACA
2. How to share?
Fiksi Penggemar"Aku hanya belajar berbagi tapi tidak ada niat untuk berbagi." Semua berawal dari perintah Taeyong pada ke empat anak laki lakinya untuk berbagi apapun pada sang adik maupun sang kakak. Namun, kalimat itu disalah konsep kan oleh si sulung, Mark. mem...