28 › huang renjun with jung's

1.9K 296 21
                                    

"Sungchan.."

perlahan Sungchan membuka mata, pemuda itu bingung dengan Renjun yang berada disebelah tubuhnya yang berbaring, "kamu kenapa ada disini?"

"aku yang seharusnya bertanya, kenapa kamu disini? bisa bangun?"

"tidak mau, malas."

"Sungchan!"

"kenapa?"

"aku belum balas dendam padamu!"

Jaemin panik bukan main saat mendengar mesin EKG yang terpasang pada tubuh Sungchan berbunyi sangat keras, dengan gerakan tergesa-gesa ia kembali masuk ke dalam ruangan Sungchan, meninggalkan Jeno dan Renjun yang baru saja datang dan menanyakan keadaan Sungchan.

"Sungchan tertembak, mengalami pendarahan hebat dan nyaris tidak tertolong jika peluru itu terlambat dikeluarlan." penjelasan Jaemin berhasil mencekat pergerakan Renjun.

"iya, kau tidak akan kritis hanya karena terkena tembak."

"jangan melamun, Sungchan bisa hadapin semuanya." celetuk Jeno menyadari ekspresi masam Renjun.

Renjun mengangguk, lagipula kenapa juga ia bisa memikirkan si sombong itu?

tiga puluh menit berlalu, Jaemin keluar dari ruangan Sungchan dengan air muka lega dan hal itu menarik atensi Jeno dan Renjun.

"bagaimana?" tanya Jeno langsung.

"aku heran, padahal beberapa jam lalu tidak ada pergerakan atau peningkatan sama sekali."

"lalu heran kenapa?" tanya Renjun.

"Sungchan sudah sadar.. tapi, tubuhnya belum sepenuhnya pulih." tutur Jaemin, dugaan yang membuat Sungchan kritis itu benar jika tubuh Sungchan terlalu kelelahan dan banyak mendapat pukulan keras.

ㅡhow to share?ㅡ

"Renjun mana?"

Yukhei sudah memutari seluruh mansion namun tak kunjung menemukan putra bungsunya dan pada akhirnya memilih menghampiri dan bertanya pada Jungwoo yang ada diruang tengah.

"aku tadi menyuruhnya keㅡpak kim!"

supir Huang sudah pulang tapi tidak dengan tuan muda Huang. Pak Kim masuk kedalam rumah dan menghadap langsung dengan pasusu itu, "iya tuan? ada apa?"

"dimana Renjun? bukankah seharusnya dia pulang bersamamu?"

"ah, itu.. tadi tuan Renjun meminta saya pulang terlebih dulu."

"lalu dia kemana?"

"pergi bersama tuan Jenㅡ"

"Jungwoo! untuk apa kamu mengirim Renjun pergi kesana?"

Jungwoo tersentak memegang dadanya yang mengalami spot jantung berkat teriakan Yukhei, "astaga!"

"aku sudah bilang, bukan berarti kalau aku sudah berbaikan dengan Jaehyun, Renjun bisa bergaul dengan anak mereka."

"aku hanya memintanya mengantar kue kering kesana, lagipula kenapa kamu emosi?" balas Jungwoo dengan nada sinis.

"astagaa! Jungwoooo, Jaehyun selalu mempunyai niat disetiap kesempatan."

2. How to share? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang