boo!
semoga sehat selalu ya.
ㅡhow to share?ㅡ
pengap, satu hal yang dirasakan Sungchan sekarang. Ya, pemuda itu baru saja menyelesaikan meeting bersama klien dengan ditemani Haechan.
"tuan.."
"apa?" ketus Sungchan.
"maaf, tuan.. saya tidak tau kalau Sungchan adik bungsu tuan mark itu anda." Haechan menunduk, merasa bersalah lantaran pagi tadi menuduh yang tidak-tidak pada Sungchan dan untungnya pemuda itu bisa meyakinkan dirinya walau sedikit bisa ia lihat rasa jengah nan kesal diwajah Sungchan.
"tidak akan saya maafkan, belikan kopi dulu." titah Sungchan seketika membuat Haechan cengoh, "ha?"
"ice coffee sekarang atau kamu, saya pecat?"
mata Haechan membulat lalu mengangguk sebelum keluar ruangan Sungchan. Masa magang yang diberikan Johnny pada Haechan itu hanya satu bulan sebelum diangkat menjadi ceo seo, jika gagal ya Haechan akan dikirim mumnya ke Thailand.
kan gawat jika baru seminggu langsung dipecat dengan alasan tidak ingin membelikan ice coffee untuk Jung Sungchan.
beralih pada Sungchan yang sudah melepas dasi dan dua kancing bagian atasnya bahkan tidak lupa jasnya juga ia lepaskan.
sumpek batin Sungchan sejak meeting tadi. Memar pungungnya masih terasa sakit, maka dari itu Sungchan tidak bisa menyandarkan punggungnya, untuk tidur semalam saja ia harus tidur dengan posisi miring, sungguh menyiksa.
"gila, Jaemin gila." umpatnya seraya memijit pelan dahinya.
ting!
puji Tuhan, yang diumpati Sungchan mengirimkan pesan.
"sakitlah, dasar dokter gila."
KAMU SEDANG MEMBACA
2. How to share?
Fanfiction"Aku hanya belajar berbagi tapi tidak ada niat untuk berbagi." Semua berawal dari perintah Taeyong pada ke empat anak laki lakinya untuk berbagi apapun pada sang adik maupun sang kakak. Namun, kalimat itu disalah konsep kan oleh si sulung, Mark. mem...