"tapi di dunia ini tidak ada yang gratis."
"mau apa kau?"
"jangan benci aku karena memiliki hubungan darah dengan Jung."
haruskah Renjun membaiki orang yang sudah merugikan Yukhei? Renjun sedang terpikirkan pasal ucapan Jaemin, memangnya dia siapa?
"Renjun, sedang apa?"
suara Hendery membuyarkan perasaan delimanya, "gege! akhir-akhir ini kita tidak sering bertemu padahal satu atap."
"maaf, banyak kendala dalam proyek pembangunan dan itu membuatku harus tetap berada disana." tutur Hendery disebelah Renjun.
mereka sedang duduk ditepi kolam renang yang berada dibelakang rumah.
"masih memikirkan Shua?"
plakk
Renjun memukul lengan Hendery, "aishh aku sudah lupa jadi jangan ingatkan lagi!"
"oh okay, sudah malam kenapa melamun ditepi kolam?" alih Hendery sembari tertawa pelan.
"gege.. masih berteman dengan Mark?" tanya Renjun hati-hati barang siapa tau Hendery mengamuk karena marga sebelah.
"masih, kenapa?"
"bisakah aku berteman dengan Jaemin?"
ㅡhow to share?ㅡ
"owh, shit! hyung gila memakai anggotaku untuk menyelesaikan masalah hyung?"
Sungchan mengumpati Jaemin setelah pemuda itu mengaku apa yang ia lakukan sampai menggunakan mayat anggota undermask, "hyung! yang benar saja kau?"
Jaemin menghela nafas, kenapa orang yang ada dirumah tidak percaya akan apa yang baru saja ia lakukan? apa sesulit itu yang ia kerjakan sampai Jeno mematung ditempat?
"aku kira julukan yang aku berikan itu hanya sekedar julukan, rupanya kau sungguhan mewujudkannya." Jeno menggeleng dari rasa syoknya.
"lalu, dimana jasad Petter dan Nacky sekarang?"
"besok akan segera dimakamkan, tenang saja Chan-a... sebagai gantinya aku akan memberika segalanya padamu karena sudah membantuku." ujar Jaemin sebelum menyesap kopi yang dibuat Kim Doyoung.
alis kanan Sungchan naik disertai sungingan senyum, "apapun?"
"mau apa kau?"
"Renjun."
bsruptt
air kopi yang tadinya sudah hampir ditelan kini terpaksa keluar menyemprot meja yang ada dihadapan Jaemin.
Jeno yang mendengar ucapan Sungchan mendadak tersedak air tehnya, gila! aku belum melangkah dari start sudah seperti ini? "Hei, itu tidak mungkin!" sergah Jeno.
Sungchan menumpukan kaki ke kaki satunya, "kalau tidak mungkin ya akan mungkin kalau aku membocorkan pasal pelaku tabrak lari berencana ini."
"hei! yang benar saja kau!" bentak Jaemin.
"jadi, bagaimana permintaan ku?"
"Imposible." saut Mark dari pintu masuk ruang keluarga, jasnya sudah lecek ditambah wajah lelahnya yang berekspresi datar sejak mendengar permintaan Sungchan dari lorong pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. How to share?
Fiksi Penggemar"Aku hanya belajar berbagi tapi tidak ada niat untuk berbagi." Semua berawal dari perintah Taeyong pada ke empat anak laki lakinya untuk berbagi apapun pada sang adik maupun sang kakak. Namun, kalimat itu disalah konsep kan oleh si sulung, Mark. mem...