"keluar kalian sekarang! pergi dari ruangan Renjun jika masih ingin beradu mulut!" Jaemin menengahi sebelum Yukhei membuka suara untuk memberi pencerahan pada Sungchan.
"Renjun putraku!"
"dia pasienku!"
"sialan!" desis Yukhei menatap nyalang Jung Jaemin, "aku tidak yakin kau menangani Renjun dengan baik."
"huh?! bagaimana anda bisa menyimpulkan begitu?" Jaemin tak terima.
"bisa saja, jika kalian bisa menyuap polisi pemerintah lantas kenapa tidak bisa membuat kondisi putraku semakin buruk karna ditangani rumah sakit milik kalian sendiri." sarkas Yukhei.
"suap?" tanya Jaehyun tak mengerti.
"Na Yuta, kau kan yang menyuruhnya menutup kasus penyelidikan bom dikantorku?!"
"bukanㅡ" Jaehyun melempar tatapan penuh tanya kearah Sungchan, "jangan bilang kau yang melakukannya?"
"peace, ya aku."
"bajingan dasar Jung!" kali ini Taeyong yang mengumpat, "kau yang membuat segalanya menjadi rumit!"
ya benar, tidak.
kalau Sungchan tidak mengebom kantor Yukhei maka hubungan kedua keluarga itu sedekat sekarang, eh dekat? maksudnya, tidak bisa bertatap muka langsung seperti sekarang.
dan tanpa mereka sadari juga, Sungchan memudahkan segalanya dengan mempertemukan kedua belah pihak karna perbuatan diluar nalarnya itu. Untuk menabrak Renjun, itu hanya kebetulan, tidak disengaja dan Sungchan tidak tau jika akan berakhir seperti ini.
"tapiㅡuntuk Renjun, aku sungguh tidak ingin memberikan perawatan rumah sakit lain selain rumah sakit Jung." Sungchan membela diri.
mereka agak tersentuh karena telah mengira Sungchan mengkhawatirkan Renjun padahal..
"karena aku tidak ingin berurusan dengan polisi jika sampai Renjun kritis dan telat mendapat pertolongan."
sial, sial dan sial.
ditengah keseriusan, Sungchan masih sempat membela diri karena tidak mau disalahkan. Merusak suasana saja.
"bodoh!" sungut kesal Jeno yang sejak tadi duduk disofa mendengarkan perdebatan yang tidak ada habisnya itu, "sudahlah. Ayo selesaikan secara kekeluargaanㅡ"
giliran Dejun angkat bicara menyela putra kedua Jung. "maaf, kita bukan keluarga."
"baba, tolong sudah emosinya, kemarin baba sudah bilang ingin memperbaiki hubungan dengan mereka, kan?" Hendery menahan kepalan tangan Yukhei yang masih terlihat emosi, "kasian Renjun yang sedang istirahat."
"dad, don't scold Sungchan anymore but just kill him right away."
Sungchan mendelik atas ucapan Mark. takut? jelas, Jaehyun itu ayahnya, jelas takut jika secara mendadak Jaehyun berniat membunuhnya hanya karena termakan perkataan Mark, "hyungnim."
Jaehyun menunjuk Sungchan dengan wajah datar. "kamu, vakum dari undermask dan menggantikan pekerjaan Mark."
sial, berkas kantor adalah musuh terbesar si bungsu.
"dad.. noㅡ"
"Mark's job is easy and light." potong Jeno enteng.
mata Sungchan memincing. "kalau begitu gantikan aku maka aku akan menjadi model untuk menggantikan dirimu."
"sial, mati kau." umpat Jeno.
perlahan emosi Yukhei mereda, ia mendekati bangkar Renjun yang masih terlelap, "bagaimana kondisi Renjun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
2. How to share?
Fanfiction"Aku hanya belajar berbagi tapi tidak ada niat untuk berbagi." Semua berawal dari perintah Taeyong pada ke empat anak laki lakinya untuk berbagi apapun pada sang adik maupun sang kakak. Namun, kalimat itu disalah konsep kan oleh si sulung, Mark. mem...