✨sad ending and happy reading!✨
seminggu kemudian..Jaehyun menepuk pelan bahu duplikatnya dan melempar senyum bangga, "enjoy aja jangan nervous, kamu hanya mengucapkan ikrar pernikahan."
"jika kamu nervous, aku bisa menggantikan kamu." timpal Jaemin dengan senyum menjengkelkan.
"sialan."
tidak masalah bagi Sungchan, ia bisa mengontrol perasaan nervousnya dengan baik tapi bagaimana dengan Renjun? Sungchan tebak calon suami kecilnya itu masih syok berat dan terus menerus menyangkal atau mungkin merengek kepada Haechan.
tidak masalah, itu wajar karena yang tidak wajar itu Sungchan yang dengan santainya memberikan undangan pada kedua belah pihak keluarga diwaktu dadakan.
stress, tapi tidak apa-apa karena kedua pihak keluarga tidak perlu mengeluarkan uang untuk mempersiapkan pesta dan respon Yukhei saat mendapat undangan itu hanya bisa terpaksa setuju karena paksaan nenek lee sedangkan Jungwoo memang setuju asal Renjun tidak hidup susah.
lain lagi, Jaehyun saat mendapat undangan dari Sungchan itu langsung meledek Yukhei lewat telpon, "hai besan? apa kabs?" sapanya begitu, sementara Jung Taeyong sedikit syok karena ia pikir sharing akan sungguhan diterapkan tapi ternyata tidak setelah mendapat beberapa alasan; Jaemin mengalah, Mark memang tidak suka dan Jeno sudah pasti bertanggung jawab dengan keluarganya.
semua persiapan sudah selesai dalam waktu singkat, yah.. Sungchan memiliki koneksi dan anak buah dan lagi ia tidak banyak mengundang tamu, hanya keluarga inti, kerabat dan anggota inti serta perwakilan perunit undermask.
Sungchan tidak mau mendapat masalah dengan mengundang kolega bisnis karena ia tau jika hubungan kerja semakin kuat maka akan semakin mudah pula untuk mencari celah menjatuhkan.
"hubungan kali ini jangan main-main, kamu tau kan seberapa berharganya Renjun bagi keluarga Huang?"
"aku tau itu, bu."
"kalau kamu bohong, bubu usir kamu dari Korea." tegas Taeyong, sebab dimata Huang sekarang harga diri keluarga Jung berada diperlakuan Sungchan terhadap Renjun.
Taeyong pada kenyataannya percaya saja pada putra bungsunya, namun saat kembali mengingat perilaku Sungchan yang kesehariannya suka bercanda kelewat batas, jadi sedikit khawatir dengan hubungan pernikahan putranya dengan putra sahabatnya.
Padahal tanpa Taeyong tau Renjunlah yang selalu memaki dan memperlakukan putra bungsunya itu secara tidak manusiawi.
ㅡhow to share?ㅡ
"sudah merenungnya?"
"akuㅡ " ucapannya terpotong saat sang ayah memasuki ruangan.
"sudah, Injun?" tanya Hendery yang muncul dari belakang Yukhei, "tamu sudah menunggu.. tidak baik jika kamu banyak mengulur waktu."
"ayo sekarang, ingin tidak ingin kamu tanggung jawab dengan ucapanmu."
sekarang Yukhei tidak tau harus berekspresi seperti apa setelah tau penjelasan Sungchan tempo hari, "ini acara sakral." babanya benar, seharusnya Renjun tidak sembarangan menjawab candaan Sungchan.
"ini tidak bisa dibatalin, nenek sudah terlanjur senang bisa melihat kamu menikah." celetuk Haechan.
bahu Renjun merosot lemas, dengan muka ditekuk ia bangkit dan menarik nafas panjang setelah merenungkan perkataan Haechan dan Yukhei, "ya.. siapa yang akan mengantarku? ehm, ini demi nenek ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
2. How to share?
Fanfiction"Aku hanya belajar berbagi tapi tidak ada niat untuk berbagi." Semua berawal dari perintah Taeyong pada ke empat anak laki lakinya untuk berbagi apapun pada sang adik maupun sang kakak. Namun, kalimat itu disalah konsep kan oleh si sulung, Mark. mem...