31. Pecah

28.7K 3.6K 294
                                    

"Dengerin nih," ujar Rayhan menatap Dira.

"Menurut lo, gue cocok sama Yara gak?" lanjut Rayhan. Posisi Dira duduk membelakangi pintu dan menghadap kearah bangku Rayhan yang berada dibelakangnya.

Dira menolehkan kepalanya untuk melihat kepojok kelas. Tampak Yara ada disana sedang bercanda bersama teman-teman yang lain.

"Cocok aja asal saling suka," jawab Dira langsung.

Rayhan mencibir sambil menatap kearah Jeno yang hanya mendengarkan mereka sambil bermain ponsel. "Cocok nggak ngab?" tanyanya menonjok lengan Jeno keras.

"Kagak, cocoknya Yara sama gue," balas Jeno asal ceplos.

"Anjing lu bangsat!!" umpat Rayhan menggeplak kepala Jeno kencang.

Dira tertawa. Gadis itu mulai bercerita dengan raut santai. "Nih ya, Yara itu tipenya cowok baik baik. Makanya ayo jajanin gue biar dikira cowok baik, mana?" tagih Dira mengulurkan tanganya kearah dua orang cowok itu.

Rayhan mencibir, cowok itu menunjuk kearah belakang Dira membuat gadis itu menoleh kearah pintu. Menganga melihat Erlan yang tampak santai masuk ke kelasnya.

"Ngapain?" tanya Dira spontan. Erlan mengedikkan bahu acuh, tatapan seluruh anak dikelas sekarang tertuju pada cowok itu. Dengan seragam rapi dan raut tegasnya sebagai ketua osis sangat terpancar.

"Ayo ikut," ujar Erlan saat sampai didepan Dira. Cowok itu menatap tak suka pada Rayhan dan Jeno yang hanya diam.

Dira mengernyit, gadis itu tetap bangkit mengikuti Erlan yang berjalan keluar. Dira menoleh sebentar menatap Rayhan dan Jeno memberi isyarat pada dua temanya itu bahwa dia ingin keluar.

"Kenapa? Mau mulai jam pelajaran loh," ujar Dira saat melihat Erlan tak berhenti berjalan.

Erlan menghentikan langkahnya dikoridor yang lebih sepi. Cowok itu berbalik, tersenyum pelan. "Gak papa," ujar Erlan.

Hal itu malah membuat Dira langsung menampilkan tatapan sinis. Dari awalnya senang saat Erlan menghampiri sampai kesal dengan ketidakjelasan cowok itu.

"Gak ada yang mau diucapin gitu?"

Erlan menggeleng.

"Ya terus kenapa Kakkk? Ih!"

"Gue kangen."

Pipi Dira langsung memerah malu mendengar perkataan Erlan. Gadis itu mengusap pipinya sambil tersenyum lebar. "Katanya gak ada yang mau diucapin, gimana sih," ujar gadis itu meski dengan raut yang senang.

"Lo deket banget ya sama dua orang itu?" Erlan mendudukan dirinya di kursi yang berada dikoridor.

"Siapa?" tanya Dira menyusul Erlan untuk duduk.

"Rayhan? Jeno?"

Dira mengangguk paham saat Erlan mengucapkan dua nama teman laki-lakinya itu. "Ya deket sebagai teman kali Kak," ujar Dira menjawab saat tau arah pembicaraan Erlan.

Erlan mengusap rambut Dira pelan. "Kalau mereka suka sama lo gimana?"

"Gak lah, mereka aja punya gebetan."

"Gak ada yang gak mungkin kali Dir. Kalaupun nyaman ya kapan pun bisa suka, dan lo sama mereka deket kan?"

Dira mendongak menatap Erlan sambil mengangguk. Gadis itu cemberut. "Jangan bikin overthingking ah!" ujar Dira sebal. Lagian tak mungkin jika Rayhan dan Jeno bisa suka padanya. Dira tak secantik itu untuk menjadi tipe mereka.

"Kali aja lahh," ujar Erlan. Cowok itu memajukan wajahnya ke Dira membuat gadis itu memundurkan kepalanya was-was.

"Ngapain?" bisik Dira.

SENIOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang