28. Bimbang

32K 4K 731
                                    


Baca bab atas dulu :)

Eh sumpah, banyak banget ujian. Ini juga lagi ujian

Ya maap

****

"Ayo pacaran."

Dira menaikkan alisnya heran, kemudian tertawa pelan. "Hem? Lo ngajak pacaran apa ngajak jalan?" tanya Dira sinis. Dari nada Erlan yang terdengar santai membuat dia yakin Erlan hanya main-main. Apalagi  rautnya yang terlihat santai menatap Dira.

"Lo pikir gue main-main?" tanya Erlan tajam.

"Pikir sendiri ya, Kak Erlan." Dira menekankan panggilannya untuk Erlan. "Mana ada ngajak pacaran santai banget. Yang romantis dong, bunga kek, coklat kek. Lah ini, hayuk pacaran! Pacaran matamu!"

Erlan menatap Dira tajam. "Mulut lo emang diciptain buat ngumpat? Nggak kan? Makanya nilai merah terus. Ngendaliin ucapan aja gak bisa apalagi ngendaliiin otak."

"Lo kok gitu sih?!" teriak Dira kesal cemberut menatap Erlan. Cowok itu memang sering mengolok-oloknya soal nilai pelajaranya yang jelek.

Erlan mengedikkan bahu acuh. "Jadi gimana?"

"Gimana apanya?" tanya Dira menumpukan kepalanya keatas meja yang dipenuhi buku-buku dan map tentang Osis yang tak dimengerti Dira.

Erlan memajukan wajahnya sedikit menunduk. "Jawabanya. Kan gue nembak elo," ujar Erlan.

"Ah gak percaya, nembaknya gak niat." Dira memutar bola mata malas yang malah membuat Erlan jengah. Cowok itu menhela nafas pelan, menatap Dira serius.

"Gue pernah bilang kan kalau gue sayang sama lo? Tapi disitu posisinya lo masih bener-bener cemburu sama Aurel. Jadi apalagi? Gue kurang serius apa?"

"Gak romantis."

Erlan tertawa mendengar pernyataan Dira. Cowok itu tersenyum jahil. "Ohh minta coklat? Bunga?"

Wajah Dira memerah. "Aaaa, nggak gitu. Gue sleding juga lo, itu kan cuma buat perumpamaan tadi."

"Berarti kalau gue beliin coklat diterima?" tanya Erlan.

"Gak juga sih," ujar Dira pelan.

"Oh, yaudah gak jadi."

"Lan," panggil Dira pelan.

"Apa?"

"Duit jajan gue abis."

Erlan mengernyit, meski sudah tau maksud Dira. "Hubunganya sama gue apa?"

"Beliin coklat ya?"

"Habis itu kita pacaran?" tanya Erlan pede.

Wajah Dira langsung berubah sepet. "Nggak lah! Nembak dulu yang bener. Gue minta beliin coklat ya karena duit gue habis Erlaaannn! Pacaran mulu."

"Ck, ni bocah." Erlan menggelengkan kepalanya sabar. Dira memang tak berpihak padanya, saat Erlan tampak tenang dengan hubungan mereka maka Dira mencoba memberikan kode untuk memperjelas hubungan. Tapi ini?

Dira tak peduli lagi dengan Erlan, gadis itu makin menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan dan menumpu meja. Waktu istirahat tinggal sebentar lagi, dia malah tak jadi makan karena Erlan yang mengajaknya kesini. Jadi lebih baik diam daripada rasa laparnya yang semakin menggebu.

Cowok itu kembali membuat rancangan rencana yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Tangan Erlan terangkat mengelus kepala Dira yang duduk disampingnya. Membuat gadis itu menyamankan posisinya dan memejamkan mata.

BRAAK!!

"ER— INSYAFLAH WAHAI MANUSIA. JIKA DIRIMU BERNODA!!"

"Anying," umpat Andra yang kaget saat Lintang tiba-tiba bernyanyi keras. Cowok itu menyingkirkan tubuh Lintang kemudian masuk keruang Osis sebelum melongo melihat Dira yang mengucek matanya sebal dan Erlan yang berdecak.

SENIOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang