Yang kangen?Yang bingung siapa Jeno, dia ada di part 8
_ _ _
"Dir," panggil Jeno membuat Dira menoleh. Gadis itu masih fokus terhadap bukunya. Tanganya dengan lincah menyalin tugas milik Desi.
"Ape?" balasnya cuek.
Jeno duduk diatas meja milik Dira. Tepatnya didepan Yara membuat cewek itu berdecak. "Ngapain disini sih Jen!" sewot Yara tak terima.
Orang lagi gosip sama si Winda juga. Ngehalang-halangin si Jeno.
Seolah tersadar, Dira mendongak. "Iya, lo ngapain ngajak gue jalan? Tumben amat," tanya Dira. Walaupun mereka baru sekitar hampir 1 bulan sekolah disini tapi mereka cepat sekali akrab.
"Bosen aja dirumah," jawab Jeno kalem.
"Dih, gue nggak di ajak nih?" tanya Desi menatap Jeno.
Jeno nyengir kuda. "Hayuk aja. Tapi bawa motor sendiri. Soalnya kan gue malah ajak si Dira duluan, kalau ajak lo duluan ya lo yang gue bonceng lah," balas Jeno.
"Weh Bambang! Mojok mulu. Mana empat lagi ceweknya," ujar salah satu siswa berjalan kearah mereka. Cowok itu merangkul bahu Winda, "yang ini jangan," ancamnya pada Jeno membuat cowok itu terkekeh.
"Dih, nggak percayaan amat ama temen," nyinyir Jeno.
Farhan, cowok itu tertawa. "Nih ya, temen itu malah punya pengaruh besar buat rusak hubungan kita," kata Farhan sok bijak.
"Kita? Lo sama Winda kali," balas Dira mengkoreksi.
"Typo,"
_ _ _
Bel pulang sekolah berbunyi membuat anak kelas Dira berseru heboh. Juga dengan Dira, cewek itu memasukkan bukunya di tas. Menoleh kearah Jeno yang tempat duduknya ada dibelakang.
"Ganti baju atau langsung Jen?" tanya Dira kepada laki-laki itu.
"Langsung aja, itu si Desi ama Yara jadi ikut?" tanya Jeno.
"Nggak ah, kalau mau pdkt-an ntar malah jadi nyamuk," gkda Yara pada mereka membuat Dira mencibir.
"Iya dong, pdkt-an yuk?" Jeno merangkul bahu Dira.
Dira tau laki-laki itu hanya bercanda malah tertawa ngkak. Satu kelas juga tau kalau banyak kabar-kabar kedekatan Jeno dengan anak kelas sebelah. Tapi si Jeno nempel-nempel mulu sama Dira sih.
"Jen!" Jeno menoleh kearah pintu.
"Ape?"
"Dipanggil Kak Erlan noh, suruh keruang Osis," ujar cowok itu setelahnya berlalu begitu saja.
Dira mengernyit bingung. Jeno punya masalah apa sampai dipanggil Erlan?
"Ah ribet! Lo tunggu diparkiran atau ikut nunggu diruang Osis?" tanya Jeno pada Dira.
"Ikut aja," balas Dira kalem. Padahal mah kepo, Jeno itu tipe-tipe nakal tapi enggak. Setengah-setengah dia mah. Kalau tiba-tiba dipanggil Erlan masalahnya apa coba.
"Ayok lah. Gue itu tau kalau lo nggak bisa jauh-jauh dari gue Dir. Paham,"
Dira menoleh. Menggeplak kepala Jeno keras. "Goblok!"
"Eh gue ikut masuk nggak si?" tanya Dira saat mereka sudah sampai didepan ruang ketua Osis.
"Nggak usah lah," ujar Jeno lalu masuk meninggalkan Dira yang kini duduk dibangku koridor.
1 Menit.
10 Menit.
18 Menit.
25 Menit.
30 Menit.
Dira berdecak. Ngapain sih lama banget, gadis itu bangkit hendak menerobos ruangan Erlan.
Ceklek
"Lama banget, jadi jalan nggak sih?" omel Dira pada Jeno yang menyengir kuda, gugup dikit. Erlan dibelakang Jeno hanya menatap mereka datar.
"Nggak jadi," ujar Jeno tanpa rasa bersalah.
"Jeno sialan! Ngomong dari tadi dong. Ngapain juga gue nunggu lo lama-lama!!" teriak Dira keras.
Jeno mengusap rambutnya kasar. Menarik Dira agar menjauh dari Erlan. "Lo kenapa nggak ngomong kalau lagi deket ama Kak Erlan bangsat," bisik Jeno membuat Dira menganga.
Dira mulai paham. Matanya melirik sinis Erlan yang anteng-anteng menyandarkan tubuhnya dipintu.
"Mana ada deket," balas Dira juga berbisik.
Jeno menganga. "Halah, dimarahin gue. Untung nggak sampe dipukulin. Dah sana sama Erlan, gue mau ajak Desi apa Yara aja,"
Dira cemberut. "Nggak mau dong! Ikut lo jalan aja Jenoo!!" rengek Dira.
"Eh!" pekik Dira saat merasakan tarikan di kerah belakangnya sehingga dia menjauh dari Jeno.
"Kak gue bukan Kuciingg!!" teriak Dira kesal saat Erlan terus menariknya seperti itu sampai parkiran.
Dira sendiri mentap Jeno yang malah tertawa ngakak tajam. "Sialan lo," ujar Dira pelan. Tapi yang didapat malah geplakan keras dibibirnya.
Erlan menatap Dira datar. Mulutnya emang minta dihukum itu. "Naik," ujarnya pelan.
"Nggak mau si! Gue udah bilang cari cewek lain aja susah amat. Nggak jadi jalan kan gue," ambek Dira cemberut menatap Erlan.
Erlan menghembuskan nafas pelan. "Bunda nyuruh bawa elo, bukan yang lain," ujar Erlan. Dari nadanya terdengar lebih lembut.
Dira mengernyit. "Kok Bunda lo tau gue?" tanyanya heran.
"Anak-anak yang bilang, cepet naik!"
Tatapan Dira berubah melas kembali. "Yaahh, jangan bawa gue dong. Kesanya kek apa banget. Padahal kan gue bukan siapa-siapa lo, cari aja cewek yang deket ama lo ya?" ujar Dira pelan. Menggoyang-goyangkan tangan Erlan.
"Baru calon, gitu aja ribet!" ujar Erlan ketus. Menarik Dira agar cepat naik kemotornya tanpa drama.
_ _ _
Dira menahan nafasnya sebentar. Pasrah kala Erlan menariknya agar naik kemotor cowok itu. Gadis itu kini sudah nangkring diatas motor Erlan menatap cemberut Erlan yang masih memakai helmnya.
"Kaakk.." rengek Dira.
"Diem! Cium juga bibir lo lama-lama!" balas Erlan yang sudah kelewat kesal. Cuma bentar doang habis itu dipulangin kok ngeyel.
"Dih," cibir Dira menanggapi.
"ERLAAANNN AWW! AMA CEM-CEMAN YA SEKARANG!!"
Dira langsung menoleh kearah sumber suara. Wajahnya terasa panas kala segrombolan laki-laki yang ia tau adalah sahabat Erlan itu menggoda mereka. Mereka duduk dimotor masing-masing yang tak jauh dari posisi Dira sekarang.
"BAANNNG! LO LUPAIN GUE?!!"
Erlan berdecak sebal menatap Andra yang sudah ngakak. "BERISIK!"
"DIRA I LOP YU!!" teriak Rio sambil tertawa.
Erlan mengacungkan jari tengahnya membuat tawa mereka lebih kencang.
"Akh! Sante dong!!" Dira menggeplak punggung Erlan saat cowok itu langsung mengendarai motornya dengan kecepatan penuh sehingga Dira terjungkal.
Mata Erlan melirik kearah kaca spion. "Gak usah baper," ujarnya datar.
"Hah? Baper sama siapa?" tanya Dira bingung.
"Rio," jawab Erlan singkat. Senyum miring menghiasi bibirnya. "Kalau sama gue nggak papa,"
Sialan! Demi apa, Dira menutup wajahnya yang terasa panas malu. Si Erlan mah baperin mulu. Dan sikap Dira tadi mengundang kekehan kecil dari Erlan.
_ _ _
Gas teross Baanngg!
Vote dan komenya
Salam sayang
❤
![](https://img.wattpad.com/cover/234974065-288-k575978.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR LOVE
Teen FictionErlan Anggara, ketua osis di SMA nya sendiri, SMA Cakrawala. Dingin, bermulut pedas, itu yang mereka kenal dari Erlan. Satu lagi, tampan. Semua wanita yang melihatnya akan tergila-gila, tapi tak ada berani yang mendekatinya. Erlan tak bisa tersentuh...