27. Pacaran?

36.7K 5K 1.4K
                                        

Erlan kembalii

****

Aurel mematikan ponselnya. Menatap dua orang yang menatapnya sambil tersenyum manis sekarang.

"Itu aja kok Pah yang Aurel tau," ujar gadis itu.

Bagas, Papanya menipiskan senyum. "Dia tambah brandalan setelah Mamanya meninggal, saya pusing."

"Kak Allard juga sering bolos, terus kemaren Aurel lihat dia kumpul kumpul sama temenya di belakang sekolah."

Bagas menatap putri satu-satunya. "Serius? Makasih ya sayang, udah mau nurutin ucapan Papa buat laporin Allard tentang apapun itu. Dia gak pernah bicara apapun sama Papa soalnya."

Aurel mengangguk senang, menyalimi tangan Mama dan Papanya. "Aurel disuruh ke rumah Kak Erlan sama Shasa. Pergi dulu ya," ujar gadis itu riang melambaikan tanganya sambil keluar rumah.

Gadis itu menuju mobil yang sudah disiapkan, dibukakan pintu mobil oleh sang supir, Aurel masuk di bangku belakang.

"Mau kemana Non?"

"Ke rumah Kak Erlan," jawab Aurel langsung, mengambil kaca kecil dari dalam tas miliknya. Merapikan poninya santai selagi mobil mulai melaju membelah jalan raya.

"Pacarnya Den Erlan ya Non?"

Aurel menoleh, tersenyum canggung. "Bukan lah Pak, temen aja."

"Moga aja jadian Non."

"Aminnnnn!"

Aurel kini menatap jendela luar, jalanan lenggang tak begitu ramai. Matanya menyipit, menatap salah satu objek yang dikenalinya. Seorang gadis memakai seragam sekolah mengapit tangan cowok, "Dira? Sama Rayhan?"

****

"Dira mana?"

Erlan menatap mereka datar, terlebih Aurel yang kini duduk disamping Bundanya. Berbagi cerita keseharian mereka. Hanya ada Fani, Aurel, dan Shasa yang tertidur di sofa panjang, tak ada Dira. Bahkan tas gadis itu juga sudah tak ada disofa.

Cowok itu masih dengan muka bantalnya, hanya tidur sebentar, tapi malah Dira menghilang.

"Dia udah pulang, katanya ada urusan," jawab Fani.

Aurel mengernyit heran, "ada urusan sama Rayhan Bun?"

"Rayhan? Siapa?"

Mata Fani melirik Erlan yang terdiam mendengar perkataan Aurel. "Lo tau darimana?" tanya Erlan langsung.

"Tadi lihat dijalan tuh, sama Rayhan," jawab Aurel langsung.

Erlan melengos, cowok itu berlalu ke kamarnya. Memakai hoodie hitam, serta menyambar ponselnya. Niatnya akan ke rumah Dira, mencari kontak Dira di ponselnya, Erlan menelfon gadis itu langsung. Kenapa dia malah pergi dengan Rayhan? Mereka tak ada hubungan, kan?

****

Dira mencengkram jaket yang membalut tubuh Rayhan erat. Cowok itu mengantarkanya pulang sekarang. Gadis itu diam, masih takut kalau Erlan marah karenanya. Dia mengabaikan ucapan Erlan yang menyuruhnya untuk mengirimkan lokasi, agar bisa menjemputnya.

"Mau beli sesuatu gak Dir?"

"Dir?"

"Eh, hah?" Dira memajukan wajahnya kearah Rayhan yang fokus menyetir.

"Mau beli sesuatu gak? Buat Mama atau Papa lo," balas Rayhan langsung.

Dira diam, memikirkan Mamanya dirumah. "Nggak usah," jawab Dira. Kalaupun dia membawakan makanan, nanti yang makan hanyalah pembantu atau satpam.

SENIOR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang