Hallo, udah lama kita nggak ketemu ya? Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu! (Yang lupa alur bisa baca ulang TT)
Tandai typo!
Happy Reading!
*****
"Apa kita kenal?"
Pertanyaan pelan dari Dendra yang mampu merebut atensi 4 orang disana. Terjadi keheningan beberapa saat sebelum Seina menjadi pemecah. Gadis itu lebih dahulu sadar dengan pertanyaan Dendra hingga bergerak untuk menyenggol lengan Allard.
"Oh? Ah," Allard terbata-bata, sedangkan Erlan masih tampak enggan untuk menjawab.
"Lo dulu juga di Cakrawala kan Kak?"
Dendra mengangguk lemah. "Gue dulu sempat sekolah disana sih sebelum kecelakaan." Laki-laki itu tersenyum penuh pengertian pada Dira yang kini menggenggam lenganya tampak khawatir.
"Istirahat dulu sih," gumam Dira pelan merasa sedikit kesal karena sang kakak malah membuka ruang obrolan bersama Erlan dan Allard.
Merasa keadaan menjadi sedikit awkard, Erlan ambil alih berbicara. "Mungkin Lo kenal kita berdua karena alumni?" ujarnya menengahi. "Gue jujur gak asing sama wajah lo," ujar Erlan pelan.
Dendra terkekeh lalu memberi anggukan singkat. "Mungkin ya? Dilihat dari tampang kalian, mungkin lo berdua tipe anak yang dikenal banyak orang."
Erlan dan Allard bertatapan, bermain mata dengan sedikit kernyitan didahi. Erlan menyudahi lebih dulu kontak mata mereka berdua, memilih kembali menatap wajah Dendra yang kini asik berbincang dengan Seina. Meski hanya menanggapi seadanya, Dendra selalu mendengarkan ucapan Seina. Gadis cerewet itu tak henti-hentinya bertanya ini itu hingga Allard harus menginterupsi.
"Sei," panggil Allard memberi peringatan.
"Ah sorry, gue terlalu banyak bicara ya?" Seina merengut saat melontarkan kalimat itu. "Gue nggak pernah ketemu lo, jadi cukup excited buat kenalan. Maaf ya kak," lanjutnya berbicara.
Dendra menggeleng. "Gue udah lama nggak ngobrol sama orang. Pastinya gue sangat senang. Tapi maaf ya kalau gue nanggepin seadanya." Nada lemas yang keluar dari mulut Dendra itu membuat keempatnya merasa iba ditempatnya.
Allard menjawil bahu Seina kala melihat gerak-gerik gadis itu yang ingin menanggapi. Hal itu sontak membuat Seina mundur satu langkah hingga tubuhnya sejajar dengan Allard. Dia dengarkan bisikan berisi omelan kecil dari cowok itu. Seina turut membisikan kata maaf pada Allard dan tampilkan senyum manis pada Dendra agar laki-laki itu tidak curiga dengan pertengkaran kecil mereka berdua.
Dengan ruangan rumah sakit yang cukup kecil hingga suara bisik-bisik mereka yang lebih seperti obrolan, tentu ketiga orang yang tersisa dapat mendengarnya membuat Erlan berdecak keras untuk menginterupsi.
"Kalian pacaran ya?" Pertanyaan yang terlontar dari Dendra itu cukup membuat mereka terkejut khususnya Allard dan Seina.
"Iya kali mereka," jawab Erlan bermaksud menggoda yang langsung dihadiahi tatapan tajam Allard.
Dendra angguk-anggukkan kepalanya pelan. Pandanganya kini berfokus pada Erlan dan Dira. Ada jeda beberapa saat sebelum laki-laki yang lebih tua dari mereka itu angkat bicara.
"Kalau Lo sama Dira? Pacaran juga?"
****
Dira menutup pintu ruang rawat Dendra dengan hati-hati. Gadis itu tersenyum cerah dan melambai pada Seina. Melihat langkah Seina dan Allard semakin menjauh dari pandangan, dia pusatkan perhatiannya pada Erlan. Laki-laki itu hanya berdiri menatap kepulangan Allard dan Seina tanpa melakukan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR LOVE
Teen FictionErlan Anggara, ketua osis di SMA nya sendiri, SMA Cakrawala. Dingin, bermulut pedas, itu yang mereka kenal dari Erlan. Satu lagi, tampan. Semua wanita yang melihatnya akan tergila-gila, tapi tak ada berani yang mendekatinya. Erlan tak bisa tersentuh...