Sebelumnya, aku minta maaf sebesar-sebesarnya jika ada kesalahan disengaja atau tidak. Karena ini sudah memasuki bulan ramadhan. 🙏🙏🙏Jam berapa bacanya?
Tandai typo ya!
*****
"Makasih ya vidionya. Bakal gue simpen sebagai kenangan."
"Termasuk kenangan temenan sama lo juga kan?" Dira tersenyum riang sambil berbalik badan. Senyumnya mengembang ramah menatap Yara yang tampak kaget didepanya.
Hal itu membuat tubuh Yara membeku, tak percaya. Juga Rayhan dan Seina yang baru saja hadir dan mendengarkan ucapan itu. Seina menarik tangan Rayhan yang hendak menghampiri mereka, gadis itu juga menyuruh Rayhan agar diam mendengarkan terlebih dahulu.
Yara tersenyum kecut. Awalnya gadis itu ingin menyingkirkan pemikiran buruk soal Dira. Bisa saja dia hanya mendapat titipan dari orang yang menemukan ponselnya. Namun ucapan menolak dari Dira menghancurkan semuanya.
"Apa?" tanya Yara pelan.
Dira menggeleng. "Sebenarnya gue gak tau mau ngomong gimana soal hal ini," ujar Dira bergumam. "Satu hal yang pengin gue tau, sebelumnya apa gue pernah buat salah sama lo?"
Hubunganya dengan Yara sangat baik. Dira masih bingung dimana letak kesalahanya sampai Yara berbuat seperti itu. Dan juga, jika Yara jengkel tentang persoalannya dengan Erlan maupun Aurel sepertinya bukan. Yara tau tentang hubunganya dengan Erlan serta hubungan buruknya dengan Aurel. Jika Yara benar temanya, meski Dira menampar Aurel waktu itu harusnya Yara tau bagaimana posisi Dira.
Gara-gara dia dekat dengan Rayhan? Kalau itu benar, Dira hanya ingin mendengarnya langsung dari mulut Yara.
"Apa ya?" ujar Yara pelan. Gadis itu terkekeh sambil menunduk. "Maaf," lanjutnya.
Dira mengernyit. "Gue tanya apa alasannya!"
"Lo itu orang yang gue percaya Yar! Bisa-bisanya lo sebarin potongan vidio itu yang buat mereka ngehujat gue. Terus lo selalu disamping gue, nyemangatin gue, motif lo itu apa sih hah?!" teriak Dira.
"YA TERUS GIMANA?"
"Lo udah dapet hape gue, lo udah dapet vidio full nya, lo udah sebarin, mereka juga mulai ngerubah cara pandang mereka ke elo kan? Gue minta maaf! Harusnya udah selesai!"
Sontak Dira diam dengan perkataan itu. Gadis itu menghembuskan nafas kasar. Tatapan matanya tertuju pada Seina dan Rayhan yang menunggu di belakang. Sepertinya Yara belum sadar soal hal itu.
"Gara-gara Rayhan?" ujar Dira langsung. Tepat, saat melihat ekspresi Yara.
Yara mematung. Gadis itu merubah ekspresinya menjadi datar. "Maksud lo apa?" tanyanya. Tanganya mengepal marah.
"GARA-GARA RAYHAN SAMA GUE DEKET?" Teriak Dira. Gadis itu berjalan maju beberapa langkah. "Kalau semuanya bisa lo anggep selesai gitu aja, bukanya sekecil itu rasa pertemanan kita? Atau cuma gue yang selama ini anggep lo sebagai sahabat?" tanya Dira pelan. Sorot matanya menuntut jawaban dari Yara.
Yara memalingkan wajahnya. "Gue juga gitu Dir," gumamnya pelan. "Gue bener-bener minta maaf soal ini," lanjutnya.
"Lo dari tadi cuma maaf maaf mulu, jelasin apa masalahnya dulu!"
Suara musik semakin keras hadir dari lapangan utama di bawah. Percakapan diantara mereka jadi hening. Dira menatap Rayhan yang hanya diam mendengarkan dibelakang. Sepertinya cowok itu cukup kaget, namun menahan diri karena suruhan Seina.
"Lo suka sama Rayhan kan?" ujar Dira. Alisnya terangkat, sambil tersenyum melihat respon Yara.
Benar hanya karena hal itu? Dira mungkin bisa mengabaikan permasalahan ini dan menganggap itu hal wajar karena didasari rasa cemburu yang berlebihan. Dengan masalah yang mulai selesai serta nama baik Dira yang perlahan sudah dibersihkan lagi. Dira ingin Yara meminta maaf dan mengakui kesalahanya, meskipun dia yakin dia tak akan puas jika hanya dengan kata maaf. Dengan adanya masalah ini, Dira meragukan bagaimana cara pandang Yara terhadapnya. Namun susah untuk melupakan Yara sebagai seorang teman dekatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR LOVE
Teen FictionErlan Anggara, ketua osis di SMA nya sendiri, SMA Cakrawala. Dingin, bermulut pedas, itu yang mereka kenal dari Erlan. Satu lagi, tampan. Semua wanita yang melihatnya akan tergila-gila, tapi tak ada berani yang mendekatinya. Erlan tak bisa tersentuh...