Duh mengsad melihat kalian yang lupa alur kekeke..
Ini konflik bisa dibaca dari eps 30 atau 33 ya!
Maaf banget bikin kalian jd lupa alur🙏🙏🙏😭
Tandai typo
****
Yara mengigiti bibirnya gelisah. Gadis itu berkali-kali menatap jam tangan miliknya. Sudah sekitar 1 jam dia disini, tapi orang yang membuat janji denganya belum juga datang. Siswa siswi sudah berhamburan keluar sedari tadi. Sekarang, hanya menyisakan mereka mereka yang mengikuti ekstrakulikuler tertentu yang selalu diadakan setiap pulang sekolah.
"Huuhh.." helaan nafas Yara keluar. Gadis itu mengambil ponsel yang berada disaku. Ponsel baru Yara, namun dia sama sekali belum menambahkan nomer teman-temanya.
Hanya satu orang yang meminta nomernya tadi. Serta satu pesan yang dikirimkan dengan isi bahwa laki-laki itu ingin bertemu sepulang sekolah didekat lapangan basket. Namun ini apa?
Satu notifikasi pesan masuk membuat nafas Yara tercekat, kaget. Yara membuka apa isi pesan tersebut.
+62—
Pulang aja, gw g butuh lo lg
*****
Dira menatap punggung Erlan ragu. Cowok itu berjalan tegap mendahuluinya, masih dengan seragam yang melekat serta tas yang disampirkan dibahu kanannya.
Bau khas rumah sakit langsung menyengat. "Belok," ujar Dira mengintrupsi membuat Erlan membelokkan diri saat sampai diujung. Jalan Erlan melambat, tujuannya agar Dira maju memimpin jalan.
Hal itu membuat Dira mempercepat jalanya. Entah kenapa Dira tak lagi memarahi ataupun menolak agar Erlan tak ikut bersamanya ke rumah sakit untuk bertemu Dendra. Perkataan Erlan tadi membuat Dira terlena, apa cowok itu diam-diam mencari tau siapa pelaku penyebar vidio?
Jika benar. Dira tak tau harus bagaimana lagi saat berhadapan dengan Erlan. Cowok itu benar-benar mengesalkan, tak tau malu, tebar perhatian, dan sangat tidak konsisten. Parahnya lagi Dira yang malah menuruti perkataan Erlan begitu saja hanya dengan satu iming-iming.
"Dendra?" Erlan buka suara setelah lama mereka terdiam.
"Iya," gumam Dira pelan. Melihat-lihat nomor rawat pasien. Sampai di ruang rawat Dendra, gadis itu mengambil nafas, kemudian berbalik ke arah Erlan.
"Lo nunggu disini aja," gumam Dira.
Erlan diam, merasa tak ada keperluan penting, cowok itu hanya mengangguk menjawab. Melihat Dira yang langsung pergi masuk ke dalam membuat Erlan mendudukkan diri di kursi untuk menunggu. Tak berapa lama dokter ikut masing ke ruang inap. Erlan tampak kepo, tapi sebisa mungkin dia menahanya agar tak memalukan. Tatapanya tajam menatap ke depan, memikirkan beberapa masalah yang kini dilaluinya.
Cukup lama Erlan menunggu hingga Dira keluar dengan Dokter perempuan tadi. Erlan ikut bangkit, cowok itu berdiri disamping Dira yang matanya terlihat sembab. Tak asing ditemui dirumah sakit seperti ini, jika salah satu anggota keluarganya ada yang bermasalah untuk kesehatannya.
"Dendra sudah mulai membaik kondisinya. Sejujurnya saya sangat senang dengan kabar ini mengingat beberapa hari yang lalu Dendra drop parah sampai buat semuanya panik. Tapi saya nggak akan lelah untuk mengatakan hal ini Dira. Saya sangat yakin, bahwa Dendra pasti akan bangun secepatnya, kita berdoa pada tuhan ya," ujar Dokter tadi yang mendapat anggukan dari Dira.
"Makasih banyak, makasih udah jagain Kakak juga Dok," ujar Dira sambil tersenyum manis.
"Udah pasti."

KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR LOVE
Ficção AdolescenteErlan Anggara, ketua osis di SMA nya sendiri, SMA Cakrawala. Dingin, bermulut pedas, itu yang mereka kenal dari Erlan. Satu lagi, tampan. Semua wanita yang melihatnya akan tergila-gila, tapi tak ada berani yang mendekatinya. Erlan tak bisa tersentuh...