Yang nungguin?Buat Rayhan dan Reyhan maap ya, kemaren otak ngebul. Yang bener Rayhan.
Happy reading!!
.
.
."Apasih Kak," sebal Dira saat Erlan kembali menariknya sampai ruangan cowok itu.
Ruang Osis.
Dira berdecak saat Erlan dengan paksa mendudukan tubuhnya dikursi. Ruang Osis saat ini sepi, hanya ada mereka berdua. Dira duduk disalah satu sofa yang ada dipojok ruangan. Sedangkan Erlan sudah sibuk dengan laptop serta kertas-kertas yang Dira tak tau apa isinya.
"Ini gue ditarik kesini ngapain?" tanya Dira sebal. Cewek itu bangkit dari duduknya, menuju Erlan yang duduk dibalik dimeja ketua Osis.
Mendingan tadi sama Rayhan daripada lihat muka datar Erlan yang hanya diem sibuk tanpa jawab satupun ucapan Dira kan ya.
Cewek itu menatap Erlan sebal.
"Kak," panggil Dira. Merebut kertas dari tangan Erlan kasar membuat cowok itu berdecak.
"Jangan deket-deket sama dia." ujar Erlan tajam. Setelah menahan berbicara akhirnya bisa terucap keluar juga apa yang ingin dibicarakan.
Dira mengernyit. "Dia siapa?"
Erlan tak menjawab. Bukan karena tak mau, memang Erlan tak tau nama cowok tadi. Jadi gimana?
"Rayhan?" tebak Dira tersenyum menggoda. "Suka-suka gue dong!" balas Dira sewot.
"Gue. Gak. Suka." ujar Erlan penuh penekanan. Cowok itu memijat keningnya pelan. "Pulang bareng gue," ujar Erlan singkat.
Dira cemberut, Erlan memang suka seenaknya. Cewek itu menghentakkan kakinya kecil membuat Erlan tersenyum tipis. "Kenapa?" tanya Erlan tetap dalam muka datar.
"Ini belum jam istirahat ya Kak! Dan lo bahkan cuma ngajarin gue buat bolos dan disini sama lo sekarang," cerocos Dira panjang lebar.
Erlan mendengus. "Guru lagi rapat. Gak usah cari alesan. Temenin gue aja disini daripada sama orang yang sok akrab itu!" balas Erlan tajam.
Dira tersenyum kecil, awal pertemuanya dengan Erlan berbeda dengan sekarang. Cowok itu lebih banyak bicara, dan cerewet.
Erlan menarik kursi disampingnya. Kemudian menarik Dira untuk duduk dikursi itu yang ditetapkan disamping Erlan. Dira dengan terpaksa duduk, apalagi melihat tatapan tajam Erlan.
"Santai!" balas Dira sewot. Setelah duduk, Dira kini menghela nafas lagi saat Erlan kembali sibuk dengan pekerjaan awalnya.
"Kak," panggil Dira menumpukan kepalanya kemeja.
"Hmm?" gumam Erlan melirik sekilas.
"Lo cuma ketua Osis kok ngurus data-data segala," balas Dira bertanya dengan sedikit mencibir.
"Mereka percaya," balas Erlan. "Sama gue,"
"Udah? Gue cuma lihatin lo?" tanya Dira sebal.
"Iya,"
"Ntar balik ama gue," lanjut Erlan setelahnya.
___
"Sei!" panggil Dira melambaikan tanganya kearah Seina yang berjalan bersama Nadia dan, murid baru?
Seina, gadis itu tersenyum berlari kecil menghampiri Dira dan Yara. Sedangkan Winda dan Desi sedang memesan makanan untuk mereka.
"Pala gue pusing," adu Seina mengambil duduk disamping Dira diikuti Nadia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIOR LOVE
Teen FictionErlan Anggara, ketua osis di SMA nya sendiri, SMA Cakrawala. Dingin, bermulut pedas, itu yang mereka kenal dari Erlan. Satu lagi, tampan. Semua wanita yang melihatnya akan tergila-gila, tapi tak ada berani yang mendekatinya. Erlan tak bisa tersentuh...