Julian bangun di pagi hari dengan wajah terlihat murung. Dia bahkan tidak sarapan. Saat bangun, Jane melihat sofa telah kosong, selimut terlipat di sana. Cukup rapi juga, dia mau melipat selimut sendiri.
"Ke mana pria itu?" keluh Jane. Cepat sekali dia menghilang, Jane bergumam. Dia segera mencari pelayan yang dia dan ayahnya bayar.
Pelayan mengikuti Jane ke ruang samping. Melihat ke sekeliling, setelah sepi dia memberi tanda pada Jane untuk memulai pembicaraan.
"Bagaimana hubungan Julian dan aku selama ini?"
Pelayan itu mengerutkan kening, Renhard dan Jane memutuskan tidak memberitahukan orang lain tentang pertukarannya dengan Molly. Semakin sedikit yang tahu, lebih baik, lagipula seorang pelayan bisa dengan mudah mengkhianati majikannya. Mereka bisa tergiur pada materi.
"Kemarin aku sedikit kecelakaan, aku melupakan beberapa hal." Jane berkata.
"Saya mengerti Nona Jane, kalau menurut pandangan saya dan pelayan, anda dan Tuan Julian cukup mesra. Kalian telah sering tertawa dan pergi kencan bersama."
Jadi begitu? Mereka berpura-pura hangat dan mesra di depan orang, tetapi sebenarnya sangat dingin satu sama lain. Julian cukup pintar berakting rupanya. Dia pasti tak ingin mengecewakan ayahnya.
"Nona Vania juga Tante Dewi sering menyusahkan anda dengan menghasut yang tidak-tidak." Pelayan menjelaskan lagi. Soal itu, dia telah mengetahui dari catatan harian Molly. Banyak juga yang harus dia baca.
"Baiklah, kau boleh pergi. Laporkan semua tindakan pelayan, bahkan yang sedikit aneh juga harus tetap dilaporkan." Jane menikmati teh krisan-nya.
Pelayan memperhatikan lagi, "Nona, anda biasanya minum susu coklat di pagi hari."
Jane menggemeletukkan giginya, kebiasaan apa itu? Menumpuk lemak saja. "Yah, hari ini aku sedang diet."
Pelayan mengangguk, kemudian meninggalkan Jane sendirian. Jane menelepon ayahnya.
"Jane sayang, bagaimana hari pertamamu di sana?"
"Cukup baik, ternyata mereka berpura-pura selama ini papa. Tampak menjaga kedekatan di luar, nyatanya cukup dingin."
Renhard menghela nafas, "Kau tau sendiri bagaimana Julian. Dia tidak mungkin bisa suka Molly yang bar-bar itu. Lihat saja betapa kasarnya dia."
"Kau benar papa, setelah ini aku akan mengambil hati Julian."
"Bagus, Julian paling cocok menjadi pasanganmu."
"Aku bosan dengan pernikahan." Jane mengeluh.
"Mau bagaimana lagi, kita telah setuju menandatangani perjanjian pra nikah. Kau tidak akan mendapat sepeser pun tanpa meminta pada Julian, Jane."
"Papa benar. Baiklah, aku akan bersikap baik."
Sialan, kenapa Molly melawan sekali. Bukannya mereka sudah bersepakat soal apa yang harus dan tidak boleh dilakukan, sekarang Jane kerepotan untuk menyesuaikan tabiat perempuan itu. Tidak mungkin dia berubah drastis, orang akan curiga.
Jane telah meminta anaknya yang baru saja lahir untuk diasuh oleh orang lain, dia cukup mengirimkan uang dan mendapat laporan perkembanan. Seorang anak tidak boleh menghalangi ambisi dia dan papanya untuk menjadi bagian keluarga Decio.
🌿🌿🌿🌿🌿
Pagi hari terlihat seperti mau hujan, Molly berharap penerbangan mereka akan baik-baik saja.
"Molly, kau sudah packing semua barang? Jangan ada yang tertinggal." Niki berkata. Niki akan ikut mereka ke New York, karena berkata bosan dengan hidupnya kalau tak ada Molly. Dia bahkan berkata tidak masalah menghabiskan semua tabungannya nanti. Molly rasa tabungan Niki tidak terlalu banyak, tapi Moren meyakinkan kalau dia telah di beri pekerjaan di sana. Jadi dia mampu membiayai hidup mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suspicious Wife
RomanceMolly terpaksa harus berpura-pura menjadi Jane anak dari bos adiknya, menggantikan wanita itu menikah dengan seorang pria. Wajah dan seluruh sifat juga kebiasaan Molly dirubah mengikuti Jane, tapi tetap saja kepribadian aslinya masih mendominasi. Me...