19. Penebusan

8.1K 647 13
                                    

Jane masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa.

"Mana papaku?" Di bertanya pada salah seorang pelayan. Pelayan mengatakan kalau tuan Renhard masih di kantor dan belum pulang.

Sudah tiga bulan dia bersama Julian, sedikitpun lelaki itu tak meliriknya. Sombong sekali! Jane memaki. Dia adalah seorang Jane yang terkenal bisa menaklukan semua lelaki. Bahkan terakhir Julian memutuskan untuk tidak tidur sekamar. Ini penghinaan!

Belum lagi, Vania, ular licik itu selalu datang dan menghina dia. Membuat kesabarannya habis, tapi dia harus tetap berpura-pura bersikap baik. Di luar, orang mengatakan mereka pasangan serasi. Tapi nyatanya, mereka telah perang dingin. Kalau begini bagaimana mungkin Jane dapat mengeruk harta Julian untuk menutupi kondisi keuangan mereka yang carut marut.

Jane menelepon kekasih gelapnya, "Rafael, kau sedang apa?"

"Jane, apa kabar? Aku merindukanmu."

"Bisa kita bertemu?" Jane mendesah, "Aku menginginkanmu." Jane sudah berbulan-bulan tidak menyalurkan kebutuhan biologisnya, berharap pada Julian tidak berhasil. Dia terpaksa menghubungi pria-pria favoritnya.

Suara pria di seberang berubah serak, "Kau tau aku selalu ada untukmu, Jane."

Jane menutup telepon, dia memakai pakaian dalam yang sexy dan juga mengganti bajunya. Rafael salah satu yang hebat di ranjang. Jangan salahkan dia kalau berselingkuh dari Julian, salah pria itu sendiri mengabaikannya.

"Katakan pada papaku untuk menghubungiku saat pulang nanti." Jane berkata pada pelayannya. Dia menyetir mobilnya menuju salah satu hotel berbintang yang agak jauh dari pusat kota. Jane melihat ke sekeliling, memastikan tidak ada yang mengikuti.

"Jane." Rafael membuka pintu kamar, mereka segera berpelukan dan segera berciuman dengan panas. "Kau semakin cantik setiap hari."

Jane tersenyum, begitulah seharusnya reaksi setiap pria yang melihatnya. Tidak seperti tatapan Julian yang dingin dan tak bersahabat. Membuat dia merasa insecure.

"Bukankah sudah aku katakan untuk tidak menikahi Julian, dia nggak akan bisa memuaskanmu." Rafael mulai membuka satu persatu pakaian Jane saat mereka bergumul di ranjang.

"Yah kau benar." Jane membalas dengan bersemangat.

🌿🌿🌿

Calvin masuk ke ruangan, membawa foto-foto istri sahabat sekaligus bosnya.

"Julian, mungkin sebaiknya kau minta penjelasan dari istrimu dulu sebelum memutuskan." Calvin berkata.

Julian membuka amplop, melihat Jane bertemu seorang pria di hotel. Dia hanya diam.

"Julian, apa hubunganmu dengan Jane sudah demikian hambar? Bukankah di awal dulu kalian cukup bersenang-senang." Calvin heran melihat sikap Julian yang seakan tidak peduli.

"Aku nggak ingin membahasnya, Calvin. Sebaiknya kau pergi memesan makan siang untukku. Aku sedang nggak ingin keluar." Julian berkata.

Setelah Calvin keluar, Julian seketika merasa jijik pada Jane. Dia segera berdiri, menatap kosong ke jendela. Malam ini dia akan bertemu ayahnya untuk membeberkan semua, dia tak mau ayahnya sakit hati akan perilaku Jane juga Renhard. Saat ini mereka selalu jadi sorotan, sungguh tidak malu Jane bertemu dengan pacar gelapnya. Apa yang dia pikirkan? Tidak takut ini semua merusak citranya. Semua harus dihentikan, Julian berdecak.

"Julian, apa yang kau pikirkan?" Julian terkesiap seperti mendengar kata-kata Jane palsu.

Julian menopangkan tubuh pada kedua tangan, akhir-akhir ini dia tidak bersemangat melakukan apapun.

Suspicious WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang