Molly duduk termangu dalam kegelapan, dia lelah perutnya juga kembung. Pipinya merona karena tadi ia minum wine sangat banyak. Tidak pernah sebanyak itu seumur hidupnya. Raut wajah Molly terpancar kesedihan yang membuat orang lain ingin menangis.
Walaupun suasana gelap, Molly dapat merasakan suasana di kamar itu. Luasnya empat kali lipat kamarnya yang lama, ranjang berukuran besar dengan cover selembut sutra terhampar di atasnya. Ada meja rias yang elegan, juga satu set sofa yang sangat serasi dengan keseluruhan kamar. Bahkan di dalam mimpi, Molly tidak dapat membayangkan akan tidur di kamar seperti itu.
Dia telah menjadi istri seorang pria bernama Julian, keluarga kaya juga berkuasa di kota ini. Memiliki ribuan hektar perkebunan, juga merupakan direktur utama perusahaan induk yang memiliki banyak anak perusahan di beberapa daerah.
Molly telah terjebak dalam pusaran nasib, dia menggantikan seseorang bernama Jane, anak bos berkuasa di kotanya. Hal itu dia lakukn bukan tanpa alasan yang jelas. Entah takdir apa yang membuat Molly harus berakhir begini, adik kesayangannya terancam di penjara karena tuduhan mencuri uang perusahaan di tempatnya magang. Molly harus berkorban untuk menggantikan masa depan pemuda itu. Adiknya bahkan belom menamatkan gelar sarjana, mana mungkin Molly membiarkan kehidupannya hancur.
Persiapan menjadi sosok Jane sangat melelahkan, Molly melakukan operasi plastik untuk meniru wajah Jane di luar negeri. Dia juga harus mencoklatkan badan dan rambutnya, karena Jane terkenal berkulit kecoklatan eksotis dan sexy. Banyak makan karena tubuh Jane padat berisi sedang dia begitu kurus sebelumnya. Ditambah lagi harus mempelajari sikap dan kepribadian Jane. Hanya saja, Molly memang merasa sedikit aneh. Kenapa profil tubuh bahkan suaranya apabila ditinggikan sedikit, mirip dengan Jane, seakan dia adalah pengganti yang sempurna untuk wanita itu.
Tapi setidaknya dia bisa memberikan sedikit kenyamanan untuk keluarga, mereka diberikan sebidang tanah oleh Ayah Jane dan kuliah adik Molly juga akan ditanggung hingga selesai. Semoga dia tidak terlalu menderita menjalani kehidupan palsu.
Molly mengingat saat acara resepsi mereka. Tamu-tamu begitu banyak yang datang bahkan sampai mengular, Molly menyadari jelas raut wajah Julian tadi, tampak tegang dan tidak suka. Terlihat jelas kalau itu sebuah pernikahan paksa. Wajah Molly juga tegang, hanya saja riasannya sempurna, karena make-up artist-nya sangat terkenal. Wajah Jane yang cantik semakin mempesona dibuatnya. Menutupi raut wajahnya yang nyaris tidak pernah tersenyum saat acara.
Ketika Molly pertama kali melihat fotonya dia pikir Julian orang yang ramah, jangan tertipu penampilan dia ternyata kaku dan sedikit tersenyum. Tapi, Molly mulai mengerti kenapa sikatnya seperti itu, saat menjejakkan kaki pertama kali di rumah Julian. Seperti kastil dalam cerita putri yang dia baca. Memasuki gerbang tinggi, lengkap dengan taman yang dihampari rumput jepang, bunga mawar, kemudian bunga rambat di pergola.
Di halamannya juga ada beberapa gazebo untuk bersantai, juga set meja kursi untuk minum teh di sore hari. Molly di sambut oleh pelayan yang dia tidak hitung berapa jumlahnya, masing-masing memiki tugas tersendiri.
Lamunan Molly terhenti tatkala bunyi pintu kamar terbuka, sorot mata Molly segera berubah. Dari sayu menjadi garang. Dia harus menunjukkan kalau dia bukanlah cewek lemah yang bisa ditindas. Molly merupakan ketua geng perempuan di SMA dulu. Sudah kepalang basah, berbalut lumpur, atau apapun istilahnya. Sekalian saja dia terjeblos ke dalamnya.
Lampu kamar itu hidup, terang benderang menyilaukan mata terlihat sosok Julian memasuki ruangan. Pria itu bermata tajam, dia mengenakan jas hitam buatan designer membentuk tubuhnya, menempel di bahu yang juga tajam setajam silet.
"Kamu sudah siap membuat anak?" Bahkan ucapannya juga tajam.
Apa? Apa yang harus dia jawab? Nyalinya menciut juga. Kenapa pertama kali bertemu ditanyakan soal membuat anak. Molly berusaha memikirkan jawaban apa yang harus dia ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suspicious Wife
RomanceMolly terpaksa harus berpura-pura menjadi Jane anak dari bos adiknya, menggantikan wanita itu menikah dengan seorang pria. Wajah dan seluruh sifat juga kebiasaan Molly dirubah mengikuti Jane, tapi tetap saja kepribadian aslinya masih mendominasi. Me...