31. Kunjungan

7.7K 837 68
                                    

Sudah enam jam Julian memantau rumah mungil bewarna putih di depannya. Julian memakai mobil yang berbeda dengan kaca gelap hingga tidak bisa terlihat dari luar siapa penghuni di dalamnya.

Sekilas memang terlihat biasa, tetapi bagi Julian menyimpan misteri berkepanjangan. Tadinya Julian berencana menunggui di rumah sakit, tapi ternyata Molly pagi-pagi sekali sudah pulang dan tidak mau menjalani perawatan inap. Dia hanya meminta izin tidak ke kantor selama dua hari.

Rumah itu hening, sejak pagi, Julian melihat Moren keluar, mungkin pergi bekerja. Tetapi, setelah itu tidak ada lagi yang ke luar atau pun masuk. Sangat senyap, kalau tanaman dan rumput tidak terpangkas rapi. Pastilah orang akan mengira itu rumah tidak berpenghuni.

Seorang baby sitter? Apa benar? Bayangannya pun tidak kelihatan sejak tadi. Julian sangat marah pada Calvin, bagaimana informasi ini bisa terlewatkan? Apa Calvin tidak mengecek surat-surat kependudukan mereka, untuk bisa mengetahui ada seorang anak atau tidak? Tetapi, dia bahkan tidak pernah menyangka kalau ada hal semacam ini.

Tubuh Julian bergetar, seandainya memang ada seorang anak. Berapa usianya? Anak siapa dia? Apakah anaknya? Julian sampai tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena seolah mati rasa.

Seandainya benar ada seorang anak, apalagi itu anaknya. Julian merasa dunianya putih, dia jadi tidak bisa berpikir. Apa yang harus dia lakukan? Dia belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya.

Wanita bernama Molly itu terlihat polos, tampaknya sama sekali tidak memikirkan kesenangan dunia. Saat menjadi pengganti Jane dia bersikap apa adanya. Jadi ... Julian berhenti berpikir sejenak. Jadi ... saat mereka melakukan hubungan, apa yang dia pikirkan? Julian juga tidak menyangka kalau akan ada kehadiran seorang anak.

Tunggu, apa ini sandiwara mereka? Bisa saja mereka berpura-pura dengan kehadiran anak untuk memerasnya. Dalam kehidupan keluarga Decio, Julian telah banyak melihat orang yang melakukan segala hal untuk mendapat uang dan kekuasaan. Orang bisa jadi sangat serakah dan menakutkan.

Atau ... benar ada seorang anak, jadi mereka mengambil kesempatan ini untuk mempengaruhi Julian, membuatnya melunak dan memanfaatkannya lebih jauh. Mungkin mereka akan memerasnya habis-habisan. Julian menarik nafas berkali-kali, dia ... harus ... tetap ... tenang.

Calvin meneleponnya, "Julian, aku telah memeriksa surat kependudukan Nona Molly."

"Ya."

"Benar ada seorang bayi, tapi hanya nama ibu yang tertera di sana."

"Calvin, kenapa kau bisa tidak mengetahui ini?" Julian berkata geram.

"Sorry, Julian." Calvin merasa menyesal.

Julian meredakan amarah, memang belakangan Ibu Calvin sedang sakit di kota asalnya. Julian memaklumi kalau fokusnya terbagi. Tapi, ini sangat mengesalkan. Lagipula dia tidak bisa mengganti Calvin begitu saja, sangat sulit membangun kepercayaan lagi dengan orang yang baru.

"Karena di CV nya kemarin, status Nona Molly belum menikah. Jadi, aku tidak berpikir untuk memeriksa lebih lanjut."

"Sebutkan tanggal kelahirannya." Julian kemudian merasa semakin lemas saat mendengar ucapan Calvin.

Julian kemudian memikirkan sesuatu, dia berpesan kepada Calvin sebelum mengakhiri pembicaraan mereka. Dia kemudian mendapat telepon lagi dari Vania.

"Ya, Vania."

"Kak Julian, kau di mana?" sahut Vania di seberang.

"Kenapa?"

"Aku ke kantor, tapi kakak nggak ada. Aku udah nunggu sejam."

Suspicious WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang