35. Pertaruhan

8.5K 836 105
                                    

"Sudah empat jam." Calvin melipat kedua tangan di dada, menyandarkan tubuh ke dinding. Julian mondar mandir sambil menggendong Lian. Sudah empat jam lamanya, setiap Julian meletakkannya di box bayi, Lian akan segera menangis. Dia menjerit histeris dan sesenggukan. Begitu Julian menggendongnya, Lian diam dan tertawa, padahal matanya masih basah oleh air mata.

"Dia memanfaatkan kesempatan bersama daddy-nya, kalian memang mirip, suka memanfaatkan keadaan." Calvin terkekeh. Lian tidak mau minum susu formula, bahkan baby sitter berpengalaman tidak bisa membuatnya tenang. Julian telah membeli semua yang paling berkualitas dan mahal, dari box bayi hingga kaus kaki. Tapi Lian masih meronta marah dan menjerit.

"Dia lapar." Calvin berkata lagi.

"Katakan pada dokter spesialis anak untuk mengganti susu formulanya."

"Dia biasa minum susu ibunya." Calvin berkata.

"Calvin, apa kau bisa diam?" Julian mengomel, dia meminta Lian tidur. Tapi, bocah itu masih melonjak-lonjak di gendongan Julian.

"Bayi berusia 8 bulan bisa kelaparan sampai 6 jam, masih belum terlambat untuk memanggil Nona Molly." Calvin berkata. Dia menelusuri internet untuk mencari informasi cara menenangkan bayi yang lapar dan mengamuk.

"Tidak akan," jawab Julian. "Cepat ambilkan buburnya." Julian berkata pada baby sitter, wanita itu membawa bubur bayi ke hadapan Julian. Tapi saat menyuruh Lian makan, dia seperti ingin memuntahkan makanannya. Bajunya kotor oleh bubur, mangkok dan sendok terjatuh karena ditendang oleh Lian. Julian panik. Calvin sebenarnya kasihan, tapi dia malah merasa geli. Wajah Julian tidak pernah terlihat seperti ini, kehabisan akal menenangkan seorang bayi.

Julian mondar-mandir lagi sambil menggendong Lian. "Dia hanya butuh penyesuaian."

"Terus bagaimana besok, saat kau bekerja. Kau biarkan anakmu menangis seharian?"

"Calvin, berhenti mencelaku. Kau lebih baik mencari solusi untuk ini sebelum aku menggantimu dengan sekretaris wanita yang tidak berguna."

Calvin merutuk, "Bagaimana kalau kita mencari ibu susu, kalau bisa yang masih muda. Aku bersedia membantu memerah susunya."

Julian mendelik, Calvin sengaja berkata begitu untuk menertawainya.

"Kau senang bukan melihat ini semua?" Julian berkata dengan kesal. Sangat kesal, rambutnya berantakan. Kerah bajunya ada bubur bayi. Bahkan pipinya dijilat-jilat oleh Lian sejak tadi.

"Kenapa kau tidak meminta Nona Molly menjadi pengasuhnya?"

"Apa maksudmu?" Julian memandang Calvin.

"Yah, kau ingin membalasnya bukan? Nona Molly akan merasa tersiksa, dia menjadi pengasuh anaknya sendiri. Diawasi olehmu dan tidak bisa berbuat apa-apa."

"Aku tidak ingin dia bertemu Lian lagi."

"Bukankah menyenangkan? Kau akan memerintahnya melakukan ini itu, semua mengenai Lian kau yang atur. Dia merawat dan membesarkan Lian dalam pengawasanmu. Lagipula, kau bisa tenang meninggalkan mereka, Nona Molly tidak akan menyakiti anaknya sendiri."

Julian diam mencerna ucapan Calvin.

"Kalau aku tidak mengenalmu, aku pasti mengira kau berdarah dingin, Calvin."

Calvin tertawa, "Julian, kau tidak mendepakku sejak dulu karena kau membutuhkanku bukan? Di saat orang lain hanya menurut cuma aku yang melawan."

Julian mendengus. Akhirnya Lian tertidur, padahal dia belum minum apalagi makan. Astaga. Julian meletakkan Lian sangat hati-hati di dalam box. Anaknya sangat tampan dan menggemaskan di matanya.

Suspicious WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang