5. Kemarahan

9.6K 837 13
                                    

Molly tersenyum malu-malu saat bangun, lama sekali dia tertidur. Dekapan Julian memabukkan, Julian kerap menatap dengan pandangan mengintimidasi tapi ketika berpelukan, Molly merasakan sangat nyaman.

Dia segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, hari ini dia mau memasakkan nasi goreng untuk Julian. Molly merasa senang karena kemarin Julian bilang dia percaya padanya, Molly harus membalas jasa. Belum lagi Julian mengizinkannya merekrut Niki, sekalipun Niki tidak mengenalnya, Molly merasa senang dengan kehadiran Niki tidak lagi merasa kesepian. Molly bersenandung sambil menyabuni tubuhnya dengan campuran sabun-sabun yang dia beli kemarin, ada wangi buah, bunga dan lain-lain.

Setelah segar, Molly menyiapkan kemeja dan celana panjang juga dasi Julian. Dia bersenandung, memilih yang menarik, dia telah membelikan beberapa stel pakaian untuk Julian dan sudah dicuci dengan baik. Style Julian terlalu tua untuk umurnya. Molly bahkan belum pernah melihat Julian dengan celana jeans.

"Julian. Ayo bangun." Molly membangunkan Julian, "Kau mandi, aku bikinkan nasi goreng ya."

Julian tidur dengan satu tangan terangkat ke atas, wajahnya miring ke samping. Aura hitam yang menekannya saat awal mereka bertemu dulu, tidak terlalu kentara saat ini, mungkin karena sekarang mereka agak akrab. Nggak salah kalau Molly bilang mereka agak akrab, tampaknya Julian juga berusaha menahan diri di hadapannya.

Pria itu terbangun, "Aku tidak makan nasi goreng untuk sarapan Jane."

Oh begitukah? Molly memutar otak, dia tidak terlalu pintar memasak, karena Jane juga tidak terlalu suka masak, kursus singkat Molly hanya diisi kegiatan menyulam.

"Kau buat saja nanti aku cicipin," kata Julian, Molly mendekat. Nafas Julian terdengar olehnya, dia nampak rupawan walaupun baru bangun tidur. Bibirnya tipis juga sexy, matanya hitam dan serasi dengan bagian putihnya. Molly jadi heran kenapa Jane tidak mau menikah dengan pria ini? Dia juga tidak tau alasannya. Pak Renhard, papa Jane tidak mau mengatakannya. Cuma desas desus yang beredar mengatakan kalau Jane kabur dengan kekasihnya ke luar negeri.

"Lihat apa?"

"Mukamu aneh karena belum mandi," kata Molly berbohong. Padahal dia sedang terkagum-kagum pada Julian, apalagi Julian sangat berbeda membuatnya jantungnya berdegub. Julian tidak memarahi dia dengan sikapnya yang kadang tidak mengikuti gaya Jane. Dia beringsut dan keluar dari kamar.

🌵

Molly tersentak saat melihat seseorang tengah berada di ruang makan, wajah yang anggun dan sedikit kaku, menyipit memperlihatkan ketidaksukaan. Wanita itu berusia hampir 60 tapi terlihat seperti 40an, pasti karena dia merawat wajah dan tubuhnya dengan baik. Seluruh tubuhnya memperlihatkan kalau dia adalah wanita kaya dari pakaian dan barang-barang yang dikenakan.

"Mama." Itu adalah Tsamara, mama Julian. Kenapa keluarga Julian tidak ada yang menyukai Jane sih? Bukannya Jane juga wanita dari golongannya? Membuat hidup Molly semakin sulit saat menggantikan dia saja. Heran.

"Mana Julian?"

"Sedang mandi." Molly menuju dapur dan mulai menyiapkan nasi goreng.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Hentaknya dengan suara yang berat dan tegang dibuat-buat, seakan mau mengintimidasi Molly. Tsamara sekarang telah berdiri di samping Molly.

"Mau membuat sarapan untuk Julian."

Tsamara melihat Molly ragu-ragu, dengan suara kecil dia berkata, "Memang kau bisa masak?"

"Sedikit-sedikit," sahut Molly, tegang juga dia.

Tsamara kembali duduk di kursi. Dia terus memandang Molly dengan wajah dingin, ibu mertua yang mengerikan, Molly bergidik, dia janji kalau nanti menjadi mertua tidak akan begitu pada menantunya.

Suspicious WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang