52. Seperti Dulu

2.5K 232 56
                                    

Molly mengganti pakaiannya dengan piyama setelan panjang, dia menginap di rumah Julian malam ini. Urat malunya seolah putus, dia selalu berkoar-koar membenci Julian. Namun, begitu Julian menawarkannya untuk menginap di rumah pria itu, Molly seketika setuju, bahkan dia segera membatalkan janjinya dengan Niki.

Alasannya karena ingin bertemu Lian, itu benar, Molly membela diri. Setelah mengantarnya, Julian kembali ke kantor. Dia sangatlah sibuk.

Molly mendengar pintu kamarnya diketuk, dia mendengar suara Pak Ripay memanggilnya.

"Ada apa, Pak?" Molly membuka pintu.

"Nona Molly, Nyonya besar memanggil anda."

Nyonya besar? Molly mengerutkan kening, apa itu maksudnya Ibu Julian? Apa beliau sedang berada di sini? Molly tidak melihatnya ketika dia sampai tadi. Namun Molly segera mengikuti Pak Ripay.

Saat berada di ruang samping, Molly melihat perempuan itu. Saat dia menjadi Jane dulu, Nyonya Tsamara sangat memusuhinya. Akan tetapi dia bersikap sedikit lebih normal ketika Molly menjadi babysitter Lian. Padahal saat itu, beliau mengira kalau Lian adalah anak angkat Julian, sekarang beliau mengetahui kalau Lion adalah cucu kandungnya.  Setidaknya itulah yang Julian sampaikan pada Molly. Dia telah bukan orang tuanya soal ibu kandung Lian.

"Duduklah Molly." Nyonya Tsamara bersikap wajar sekalipun ada sedikit ketegangan di antara mereka.

"Ya, Bu." Molly berkata pelan.

Beliau tidak bersuara sehingga ketegangan semakin terasa, Molly bahkan dapat mendengar suara dentingan sendok dari arah dapur. Mungkin beberapa pelayan menyiapkan malam malam atau cemilan malam untuk Nyonya Tsamara.

"Aku telah mendengar dari Julian kalau kau adalah ibu dari Lian. Aku hanya ingin bertanya padamu, apakah itu benar?"

Molly telah menduga kalau Nyonya Tsamara akan menanyakan hal ini.

"Seperti apa yang Pak Julian katakan, Bu." Molly berkata pelan, dia tidak bisa mengiyakan pertanyaan itu. Takutnya, dia salah bicara.

Nyonya Tsamara tampak lemas mendengar ucapan dari Molly, sekalipun Molly tidak mengiyakan, namun ucapan itu seperti membenarkan pertanyaan dari Nyonya Tsamara. Kata-kata Julian benar kalau Molly adalah ibu dari Lian.

Beliau menarik nafas dan menghembuskannya pelan-pelan, dia juga tampak berhati-hati. Molly pikir, Nyonya Tsamara memilih kalimat agar tidak menyinggung perasaannya. Itulah yang dia perhatikan.

"Kapan?" tanya Nyonya Tsamara lagi.

"Apanya, Bu?"

"Sejak kapan kalian mulai berpacaran? Sejauh aku bisa mengingat, saat Julian menikah dengan Jane, Julian tampak sangat menyayangi Jane. Ya--- itu sebelum Julian mengetahui kalau Jane menipunya."

Sekarang Molly benar-benar tidak tahu apa yang harus dia katakan, bagaimana kalau ucapan darinya tidak sesuai dengan apa yang akan dikatakan oleh Julian?

"Ibu bisa bertanya dengan Julian, kalau soal itu, saya nggak mau menjawab."

"Molly, kau terlihat takut pada Julian. Kau bahkan memanggilnya bapak. Apa benar kalian sepasang kekasih? Atau kau hanya berpura-pura untuk mengelabuiku?" desak Nyonya Tsamara. "Apakah hanya hubungan satu malam?" Selidik Nyonya Tsamara lagi.

Molly bukannya takut pada Julian, dia hanya bersikap sepantasnya. Pernyataan kalau mereka adalah pasangan kekasih sangat mengganggu. Saat ini, mereka seperti musuh bebuyutan.

"Sebenarnya aku merencanakan pernikahan Julian dengan Vania. Kau mengenal Vania, bukan? Jadi aku meminta Julian untuk nggak menikah denganmu Molly." Nyonya Tsamara menatapnya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suspicious WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang