7. Sekutu

8K 668 12
                                    

Julian duduk dalam ruang kantornya di rumah, dia menatap lurus ke depan. Pintu ruangan itu terbuka.

"Ada apa bos memanggil saya?" Sosok tegap dan tinggi itu langsung bertanya.

Julian memutar kursinya, dia melihat lagi ke arah wanita itu.

"Berapa istriku menggajimu, Niki?"

Wajah Niki sedikit kaget, dia menyebutkan angka yang dijanjikan oleh Molly kemarin.

"Aku akan bayar dua kali lipat," kata Julian, suaranya terdengar berat.

"Apa yang bos mau aku lakukan?" Alis mata Niki naik sedikit.

"Laporkan semua yang dilakukan istriku, ke mana dia, siapa yang ditelponnya apa yang dia makan, semuanya."

Niki terdiam. Kemudian dia berkata, "Saya tidak bisa melakukannya."

Dia bahkan tidak gentar pada tatapan Julian juga aura menekan yang kerap muncul dari Julian.

"Saya sudah berjanji untuk melindungi istri bos."

"Janji, bukankah itu hanya kata-kata omong kosong."

"Lebih baik saya berhenti, daripada harus berkhianat. Saya bukan orang seperti itu."

Julian mengangguk-angguk, "Sepertinya wajar Jane menyukai dan mempercayaimu, aku berharap prinsipmu ini tidak berubah."

Niki mengangguk. Seperginya Niki keluar ruangan, Julian memikirkan sesuatu. Dia melihat ipad ya lagi, seperti ragu-ragu dan sedikit bingung. Apakah benar yang dikatakan orang, saat menikah sikap pasangan akan berbeda? Mungkin sikap Jane yang asli seperti itu dia menyukainya, dulu melihatnya saja Julian malas. Manja dibuat- buat seperti Vania, Julian bukannya tidak menyukai perempuan manja padanya, tapi kalau sedikit-sedikit merengek membuatnya malas.

Julian keluar dari ruang kerjanya yang masih penuh berkas, besok dia harus meminta Calvin membereskan ruang kerjanya. Dia tak percaya orang lain untuk merapikan dokumen-dokumen penting. Mencari orang yang setia sangat sulit di zaman sekarang ini. Dia melihat Molly dan Niki sedang mengobrol sambil tertawa riang. Satu sisi lagi yang dimunculkan oleh Jane, selama ini gambarannya mengenai Jane adalah sosok yang terlalu menjaga image.

Awalnya, Julian menolak keras perjodohan. Baginya cinta merupakan sesuatu yang harus dipilih sendiri, bukan orang lain. Hanya saja, Julian juga sedang tidak menjalin hubungan dengan orang lain, sebenarnya dia juga tidak lihai menghadapi perempuan. Ayahnya berkata, kalau pernikahan ini tidak terjadi, dia akan mengingkari janjinya. Julian kemudian menyetujui.

"Julian!" Molly melihatnya dan berlarian mendekat. Kenapa? Kenapa dia sesenang itu melihatnya? Padahal Julian sering bersikap canggung dan kaku.

"Halo."

"Aku sedang membahas sesuatu yang penting dengan Niki."

"Oh ya? Apa itu?"

"Julian, kamu bilang kamu sering sulit tidur. Jadi mulai sekarang aku akan membuatkanmu teh dan memijitmu sebelum tidur."

Oh, jadi dia mau ambil kesempatan? Di saat Julian lengah dia akan menggodanya, dengan cepat memiliki anak dari Julian. Sayangnya, Julian bukan sosok lelaki hidung belang. Dia tidak akan tergoda.

"Nggak perlu repot. Bukankah pijit dibutuhkan oleh orang yang tidur di bawah."

"Aih. Aku udah terbiasa." Molly mendadak menutup mulut, ini yang kadang membuat Julian heran. Sikapnya, Julian rasa sebenarnya Jane adalah wanita barbar. Hanya dia menjaga citra selama ini. Makanya dia sering keceplosan.

Mendadak Julian memiliki ide untuk mengerjainya.

"Bagaimana kalau malam minggu ini kita pergi kencan?"

Suspicious WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang