"Mencintaimu, adalah urusanku dengan hatiku. Tapi untuk kamu mencintai aku atau tidak, itu urusanmu dengan hatimu. Bagaimanapun juga, aku tidak ada hak memaksamu untuk mencintaiku."
★★★
"Mau ke UKS?" Tanya Boby.
Untung nya Boby keluar dari kelas dan melihat Zira, kalau tidak, cewek itu sudah dipastikan akan pingsan di lapangan hingga jam pembelajaran berakhir.
"Hah?! Boby kok lo bisa ada disini? Ngapain?" Tanya Zira masih dengan posisi tubuh yang di rangkul oleh Boby karena tidak kuasa menahan rasa pusing nya.
Yang di tanya hanya diam memandangi Zira dengan satu tangan yang masih menutupi kepala Zira. Jantung Zira berpacu lebih cepat saat Boby menatap nya dengan intens. Tatapan kedua nya bertemu dalam beberapa saat. Hingga akhirnya Zira membuang wajahnya ke arah lain seraya menjauhkan dirinya dari rangkulan Boby. Cewek itu kembali hormat meski kepala nya masih terasa berputar.
"Kenapa di sini?" Tanya Boby dengan wajah datarnya.
"Gue habis di hukum sama bu Henny karena ketauan nyontek. Bener-bener ya itu guru, tidak berperikemuridan banget!" Kesal Zira berapi-api tanpa menoleh pada Boby. Namun tanpa sadar, Boby menyunggingkan senyuman yang sangat tipis. "Jangan senyum ih! Nanti gue bisa-bisa pingsan beneran!"
Cepat-cepat Boby memasang wajah datarnya kembali. Bagaimana bisa Zira mengetahui bahwa dirinya sedang tersenyum? Padahal cewek itu tidak melihatnya sama sekali.
"Udah sana lo ke kelas aja." Zira mengibaskan tangannya ke arah Boby. Namun cowok itu tidak juga pergi dari sana. Hal itu membuat Zira berdecak kesal.
"Lo mau nemenin gue di sini? Ya udah, lo hormat ya kaya gue. Ayok." Zira menunggu Boby melakukan apa yang di ucapkan nya. "Gak mau kan? Udah lah, ke kelas aja. Gue kuat kok di sini sampai jam pulang."
"Waktu pulang masih lama." Boby sedikit tak percaya dengan apa yang baru saja Zira ucapkan. Ayolah, itu bukan waktu yang sebentar. Apalagi terik matahari masih sangat menyorotnya tajam. Bisa-bisa nanti Zira pingsan di sini.
"Zira! Tetap hormat sampai waktu pulang! Jangan pergi kemana-mana apalagi kabur!" Teriak bu Henny dari ambang pintu kelas XII IPA 2.
Zira sedikit tersentak kaget, lalu buru-buru mengambil sikap hormat dan menghadap ke tiang bendera. Saat bu Henny kembali masuk kelas, Zira mengibaskan tangannya ke arah Boby.
"Udah sana Bob, gue tau lo cuman kasian sama gue dan gak bener-bener perduli. Gue kan cewek ku-at" Tiba-tiba Zira tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.
Boby membulatkan mata lalu dengan sikap menahan tubuh Zira agar tidak terjatuh. Sementara Zira malah terkekeh dan mencoba untuk menyeimbangkan tubuh nya sendiri meski itu sulit.
"Gapapa Bob, gapapa. Ini gue cuman pusing aja." Zira mencoba meyakinkan Boby. Namun Boby masuk berusaha untuk memegangi tubuh Zira sampai akhirnya...
"Ra, bangun Ra." Boby menepuk-nepuk pipi Zira yang sudah tidak sadarkan diri. Untung nya Boby menahan tubuh Zira dengan kedua tangan, jadi cewek itu tidak terjatuh.
Dari arah koridor, Nauval berdiri memperhatikan Boby yang sedang menopang tubuh Zira dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Nauval pun menghampiri kedua nya dengan sedikit berlari.
"Bob, dia kenapa?" Tanya Nauval membuat Boby menoleh ke arah nya.
"Keliatan nya kenapa? Selfie?" Ketus Boby seraya mengangkat Zira ala bridal style.
"Biar gue aja Bob, lo di cariin pak Sastro di kelas karena lama balik dari toilet." Ucap Nauval saat Boby ingin melangkah pergi.
"Tanggung anjing, udah gue gendong." Boby langsung membawa Zira menuju UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boby Boys [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA SOBAT] Kalian orang2 baik💘 _____ Semesta yang misterius telah mendekatkanku dengan seseorang yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Dan seharusnya aku bersyukur atas kejutan itu. Hanya dengan hadirnya kamu, aku mengerti...