48(Disekap)

55 26 100
                                    

"Sejauh apapun kamu pergi, aku akan tetap mencari. Karena mau bagaimana pun, kamu sudah aku anggap matahariku."

★★★

"AAAAAAAAA!" teriak Zira.

Pagi ini Zira dibuat kaget dengan keberadaan Bintang di kamar. Cowok itu pun spontan terbangun karena teriakan Zira yang kencang. Bahkan suara nya menggema hingga satu rumah itu.

"Lo?! Ngapain lo di sini, hah? Terus Boby mana? Kenapa jadi lo yang ada di kamar ini?" tanya Bintang dengan bertubi-tubi.

"Harusnya gue yang nanya itu. Kenapa kakak ada di sini? Kakak gak macem-macem kan semalem?" suara Zira bergetar dengan mengeratkan selimut ke tubuhnya.

Ceklek.

"Ada apa ini?" tanya Samuel yang baru saja membuka pintu kamar bersama dengan Rani. Mata kedua orang itu membulat melihat Zira dan Bintang berada di kasur yang sama.

"Bintang, kenapa kamu ada di kamar ini?" tanya Rani.

"A-anu ma, aku–"

"Kak Bintang mesum, tante." Potong Zira dengan cepat membuat Bintang memelotot tidak terima.

"Nggak ma, dia bohong. Justru Bintang gak tau kalau yang tidur ini cewek, Bintang kira Boby." Ucap Bintang

"Terus kenapa kamu tidur di kamar ini, Bintang?" tanya Samuel.

"Kan kamar Bintang di pake nenek, yah." balas Bintang seraya berdiri dari duduknya. "Lagian cewek ini kenapa sih bisa ada di sini?"

"Oh iya mama lupa ngasih tau kamu kalau Zira bakal tinggal di sini buat sementara waktu. Dan kamar ini bakal dia pake buat tidur selama tinggal di sini." Jelas Rani. "Ya udah gih, Bintang kamu mandi sana, terus sarapan."

"Oke ma," Bintang pun keluar dari kamar.

"Zira," panggil Rani.

"Iya tante?"

"Bisa tolong belikan tante sesuatu? Nanti tante kasih list belanja nya kalau kamu udah sarapan."

"Oh, boleh tante." Zira mengangguk sembari tersenyum.

"Ya udah, kamu cepetan mandi habis itu ikut sarapan bareng kita, oke?"

"Oke tante,"

Samuel dan Rani pun keluar dari kamar. Zira menghembuskan nafas lega setelah pintu kamar tertutup. Kemudian ia mengambil handuk untuk bergegas mandi.

Selang beberapa menit, akhirnya Zira sudah selesai merias dirinya dan bersiap untuk keluar kamar. Saat menuruni anak tangga, ia melihat Keluarga Boby. Rasanya sangat canggung dan malu ketika tidak di temani Boby.

"Zira, sini cu." Panggil nenek Yola. Zira pun mengangguk lantas menuruni anak tangga dengan cepat.

"Pagi semua," sapa Zira seraya duduk di samping Rani.

"Pagi Zira," balas nenek Yola sembari tersenyum.

"Pagi," balas Samuel juga ikut tersenyum.

Boby Boys [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang