22(Perasaan Mengganjal)

75 67 43
                                    

Tidak membutuhkan waktu lama, kini Boby sudah sampai di tempat parkir sekolah. Anggota Tiger King susah berkumpul di sana. Jumlah nya kurang lebih dua puluh orang, karena Boby tidak membutuhkan banyak nya anggota, tapi lebih membutuhkan tenaga yang kuat.

"Pindah ke tempat markas." Perintah Boby pada mereka semua.

"Tapi Bob, markas kan-"

"Sekarang." Final Boby memotong cepat ucapan Irfan. Mereka semua pun mengangguk lalu mengikuti motor Boby menuju markas yang sudah terbakar hangus sebelumnya.

Sesampainya di markas, sebagian dari anggota Tiger King terkejut saat melihat keadaan markas yang sudah tidak berbentuk. Kemudian Boby dan yang lainnya berhenti di depan bangunan itu.

"Kalian udah liat 'kan sekarang, keadaan markas kaya gimana?" Tanya Boby setelah mereka turun dari motor nya masing-masing.

"Kok bisa kaya gini bos?" Sony, salah satu dari mereka pun bertanya.

"Kejadian nya diluar dugaan, kita juga gak tau siapa yang ngebakar markas ini. Tapi sebelum cerita, gue mau tanya sama kalian." Ucap Irfan mewakili Boby. "Hari-hari sebelumnya apa ada di antara kalian yang datang ke markas?"

Mereka semua menggelengkan kepala, lalu saling berbisik-bisik satu sama lainnya.

"Gue gak butuh gelengan dari kalian! Jawab, iya atau nggak?!" Tanya Irfan dengan tegas.

"NGGAK." Jawab serempak dari mereka.

"Kita gak akan bisa masuk ke markas seenaknya karena yang pegang kunci 'kan cuman lo sama Boby aja, Fan." Ucap Mikael.

Benar juga, Irfan hampir tersulut emosi dengan kejadian ini semua. Kalau dari anak-anak Tiger King tidak ada yang ke markas saat itu, berarti ada sangkut pautnya dengan Meisya?

"Bob, berarti kecurigaan kita sekarang tinggal sama Meisya. Cuman dia yang ada di markas waktu kita datangin geng Lion." Ucap Irfan pada Boby dengan nada pelan namun masih bisa terdengar oleh Zidan.

"Bener itu, Fan." Timpal Zidan menyetujui. Terlihat wajah Boby yang sedang menimbang-nimbang ucapan Irfan.

"Oke. Jadi ceritanya gini, di hari itu sebelum kejadian, gue, Boby, Reza, Zidan sama Nauval lagi di markas. Keadaan memang lagi baik-baik aja. Terus tiba-tiba ada cewek sekolah kita yang dobrak pintu kenceng banget, muka nya juga panik. Cewek itu bilang kalau ada segerombolan motor yang ngejar dia." Jelas Irfan panjang lebar. Namun ia menjeda nya sebentar.

"Geng Lion?" Tanya salah satu anggota Tiger King. Irfan mengangguk.

"Iya. Dan disitu kita langsung berasumsi kalau itu adalah geng Lion. Sebelum kita samperin mereka, gue nyuruh Zidan buat nemenin cewek itu di markas, tapi dia nolak, kata nya mau langsung pulang. Dengan bodohnya kita percaya-percaya aja. Dan tanpa ngunci pintu, kita berlima langsung nyari geng Lion itu. Menurut kalian, ini semua ada sangkut pautnya gak sama cewek itu?" Tanya Irfan setelah menjelaskan ceritanya panjang lebar.

"Ya lo sama yang lain kenapa gak ngunci pintu waktu itu? Sekarang yang bodoh siapa?" Tanya salah satu anggota Tiger King yang lain dengan sewot.

"Maksud lo apa kaya gitu?!" Irfan hendak menghampiri nya, namun Boby, Zidan, Reza dan Nauval langsung menahan dada nya.

"Udah Fan, ini bukan waktu nya buat berantem." Zidan menenangkan.

"Sekarang gue minta buat kalian, lebih waspada sama cewek yang udah berani datang ke markas kita dan geng Lion." Peringat Boby dengan serius.

"Kirimin foto cewek nya ya Bob, kita 'kan belum tau siapa orang itu." Ucap Sony yang langsung di angguki Boby.

"Awas lo gunain foto nya yang nggak-nggak." Tuduh Zidan bercanda.

Boby Boys [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang