07(Khawatir?)

115 110 74
                                        

"Jangan terlalu dalam mencintai seseorang, nanti sakit nya juga akan terasa sangat dalam."

★★★

Di dalam perpustakaan sekolah, Zira, Luna dan Meisya sedang membereskan buku-buku pelajaran pada rak nya atas perintah pak Dipto selaku guru yang mengajar di kelas mereka beberapa menit yang lalu.

"Luna, Meisya, cepetan beresin buku-buka nanti gue gak bisa cegat Boby." Desak Zira tidak sabaran.

Setelah Zira menyimpan buku terakhir di rak, sebuah notifikasi di ponsel nya berbunyi. Ia segera merogoh ponsel nya di dalam saku seragam.

Zidanjay
Ra, si Boby udahh pulang sama Jessi
Tapi gue masih di tempat parkir
Yang pasti nunggu my hany Luna

Zira
Ihhh kok lo malah biarin Boby pulang sama Jessi sih!
Bodoamat sama lo! Luna gak mau balik sama lo😠

Zidanjay
Ya gue juga bodoamat sama lo, wle

Zira
Awas lo ya.

Zira langsung memasukkan ponsel nya kesal tanpa menunggu jawaban dari Zidan. Luna dan Meisya yang baru selesai membereskan buku-buku kebingungan ketika melihat raut wajah kesal Zira.

"Kenapa, Ra?" Tanya Meisya.

"Ahhh kesel banget," rengek Zira seraya berdiri dari posisi jongkoknya. "Kalau aja tadi pak Dipto gak minta tolong sama kita, Boby gak akan tuh pulang bareng Jessi, ah!"

"Oh cuma gara-gara Boby pulang sama Jessi, lo kesel?" Tanya Luna. "Kan masih ada Nauval, Ra."

Zira berdecak sembari memutar bola mata malas. Sebenarnya Nauval pernah menyatakan perasaan nya pada Zira saat mereka kelas 11. Tapi saat Zira melihat cowok cuek, dingin, dan kaku seperti Boby akhirnya Zira lebih tertarik dengan Boby dan menolak cinta Nauval. Semenjak penolakan itu lah, Nauval jadi tidak menyukai Zira dan menjadi sedikit pendiam.

"Apaan sih? Orang gue suka nya sama Boby." Zira menjulurkan lidahnya seraya keluar dari perpustakaan. Luna dan Meisya pun langsung mengikutinya.

Setelah sampai di tempat parkir, Zira langsung berlari menghampiri Zidan, Irfan, Reza dan Nauval sedang duduk di atas motor nya masing-masing.

"Boby beneran pulang sama Jessi ya?" Tanya Zira pada ke empat cowok itu dengan bibir yang mengerucut ke depan.

Mereka pun menoleh serempak. Zidan mengulum senyum nya menahan tawa. Hal itu sontak membuat Zira mencubit lengan nya hingga ringisan keluar dari mulut Zidan.

"Aww! Apaan sih lo, Ra?" Zidan mengusap-usap lengan nya sembari terkekeh kecil.

"Yaahh Ra, lo sih kemana aja? Boby jadi keburu di ambil tuh sama si Jessi." Timpal Reza.

"Tadi pak Dipto suruh gue, Luna sama Meisya buat beresin buku dulu di perpus, makanya lama." Ucap Zira kembali cemberut.

"Gue balik duluan ya," pamit Irfan.

"Eh eh, tunggu Fan," Zira menghentikan pergerakan Irfan yang ingin memakai helm nya. "Tadi nya gue mau ngajak kalian jengukin nenek nya Boby, kalian mau ikut?"

"Penyakit neneknya kambuh lagi?" Tanya Nauval mulai bersuara meski dengan wajah yang dingin.

"I-iya, baru kemarin." Balas Zira sedikit terbata.

Boby Boys [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang