Siswa-siswi SMA Elang berhamburan dari kelasnya masing-masing saat suara bel pulang berbunyi. Di dalam kelas XII IPA 2, masih menyisakan Zira, Luna, Meisya dan beberapa murid lainnya. Meisya mendekati meja Zira dan Luna setelah membereskan buku-buku nya.
"Kalian pulang bareng 'kan, ya?" tanya Luna melirik pada Zira dan Meisya yang sudah tahu bahwa mereka berdua itu bersaudara meski pun tiri. Zira hanya mengangguk seraya menggendong tas ranselnya.
"Iya, Lun." Meisya mewakili.
"Gue mau ke toilet dulu bentar ya." Pamit Zira sembari berjalan perlahan keluar kelas. Luna mengangguk.
"Oke Ra, jangan lama-lama."
Zira berjalan keluar kelas dengan sedikit tergesa-gesa, namun langkah nya melambat saat tidak sengaja melihat Boby sedang bersama Jessi di dekat loket koridor. Hati Zira tiba-tiba terasa nyeri saat Jessi seperti ingin mencium Boby.
Saat Zira berjalan melewati kedua nya, Boby membulatkan mata lalu segera menjauhkan Jessi dari diri nya. Meski pun Zira berjalan menunduk, Boby dapat mengetahui bahwa cewek itu pasti melihat kejadian barusan yang nyaris saja membuat nya fatal.
"Ra," panggil Boby membuat Zira mempercepat langkahnya.
"Kenapa sih, Bob?" Jessi menahan tubuh Boby yang hendak mengejar Zira. "Biarin aja kali. Kan bagus kalau dia gak ngejar-ngejar lo lagi."
"Zira," panggil Boby sekali lagi tanpa memperdulikan perkataan Jessi. Kedua bahu nya melemas karena Zira tidak juga berhenti.
Sesampainya di toilet, Zira berdiri didepan cermin dengan air mata yang hendak keluar namun sebisa mungkin ia tahan.
Ayok, Ra. Lo kuat, lo pasti bisa bersikap biasa aja dengan kejadian barusan. Batin Zira.
Tak mau berlama-lama, Zira segera mengolesi bibi pucat nya dengan sebuah liptint yang berwarna bening namun membuat bibir menjadi merah muda, meski tidak terlalu mencolok.
Saat sedang merapihkan penampilan nya, Meisya masuk ke dalam toilet dan mendekati Zira dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
"Mei," Zira hanya melirik sekilas, lalu kembali bercermin.
"Ra, aku boleh tanya sesuatu sama kamu gak?" tanya Meisya yang bersandar di samping cermin besar hingga berhadapan dengan Zira.
"Tanya aja."
"Kamu kenapa kaya ngejauhin Boby hari ini?"
"Gapapa, Mei. Mungkin hati gue nya aja yang udah capek buat ngejar-ngejar dia." Balas Zira dengan santai, meski dalam hatinya berkata lain. Ia menatap Meisya saat cewek itu hanya diam. "Kenapa? Lo suka sama dia? Gapapa kok, gue ikhlas lahir batin."
"Kamu... Seriusan?"
"Yes, why not?" Zira berjalan dengan santai ke arah pintu toilet.
Dasar cewek bodoh. Batin Meisya sembari tersenyum licik.
"Tapi tadi kenapa nunduk waktu kamu liat Boby berduaan sama cewek lain?"
Pertanyaan Jessi mampu menghentikan langkah Zira yang hampir saja keluar dari toilet. Meisya tersenyum senang di belakang nya, lalu berjalan ke hadapan Zira dengan wajah prihatin.
![](https://img.wattpad.com/cover/266634751-288-k713154.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Boby Boys [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA SOBAT] Kalian orang2 baik💘 _____ Semesta yang misterius telah mendekatkanku dengan seseorang yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Dan seharusnya aku bersyukur atas kejutan itu. Hanya dengan hadirnya kamu, aku mengerti...