"Jangan terlalu dipaksa baik-baik saja. Jika memang terluka, katakan."
★★★
Jam istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Kini keadaan kantin pun sudah ramai karena murid-murid berdatangan untuk membeli makanan. Begitu pun dengan Boby dan empat teman-teman nya yang kini sedang duduk di bangku kantin paling pojok. Untuk kali ini mereka bisa lolos lagi dari kejaran bu Juwita, namun entah jika nanti.
Sampai saat ini, Boby memikirkan Zira karena cewek itu tidak terlihat sedikit pun. Raga nya mungkin berada di kantin, namun pikiran nya entah berkelana dimana. Perasaan nya pun mengganjal sejak kemarin malam.
Apa Zira baik-baik aja ya? Batin Boby.
Jessi yang berada di samping nya menyenggol lengan Boby hingga lamunan cowok itu buyar. "Lo ngelamun mulu, mikirin apa sih?"
"Mikirin hutang kali dia." Balas Reza ngasal.
"Apaan? Ayah dia berduit mana ada hutang." Celetuk Zidan dengan santai. Hal itu langsung mendapat tatapan tajam dari Boby. Zidan meringis. "Sorry sorry, gak maksud gue."
"Btw Jess, lo gak bosen apa di diemin sama cowok cuek kaya si Boby?" Tanya Reza. "Lo liat dia dari apa nya sih?"
"Gue liat dia dari hati nya lah. Emang nya gue cewek matre apa yang liat cowok dari fisik sama hartanya." Balas Jessi sewot.
"Halah! Jaman sekarang gak ada cewek yang gak mandang fisik sama harta. Lo pikir, kalau jadi pacar dia cuman bermodal kan cinta?" Tanya Zidan. "Pacaran itu pasti ngeluarin duit, belum nanti lo sebagai cewek pasti banyak mau nya, kaya beli skincare, makanan, barang, aksesoris dan masih banyak lagi. Gue yakin sih pasti lo juga mandang fisik kan sama dia?"
"Banyak bacot lo, Dan." Ketus Jessi sembari melirik tajam pada Zidan.
"Yes! Berarti gue bener. Kali ini terbukti kalau cowok itu gak selalu salah." Ucap Zidan senang.
"Dan, mending lo cari gebetan lo aja sana. Rusuh aja lo disini." Ucap Irfan yang sedang memakan makanan nya.
"Ya maaf. Rasanya ada yang kurang Fan kalau gak ngomong tuh-" Zidan tidak sengaja melihat Luna yang baru saja duduk di bangku kantin. "Eh ada Luna! Gue ke sana ah."
"Nah bag-eh eh!" Reza memekik saat Zidan menarik lengan nya dengan tiba-tiba.
"Lo temenin gue."
Setelah Zidan duduk di samping Luna, ia melepas lengan Reza agar cowok itu juga ikut duduk di sana. Luna tidak melirik pada Zidan saat menyadari keberadaan cowok itu di samping nya.
"Nona manis. Liat sini dong, ada bang Idan di sini." Goda Zidan seraya mencolek dagu Luna, namun langsung di tepis oleh cewek itu.
"Diem." Ketus Luna sembari fokus pada makanan nya. Zidan pun langsung berhenti mengganggu nya.
"Lun," panggil Zidan dengan nada yang serius. Luna hanya menanggapi nya dengan dehaman. "Zira kemana? Kok gak keliatan tuh anak sampai sekarang."
"Zira sakit." Balas Meisya mewakili Luna yang pasti tidak akan menjawab nya. Hal itu membuat Reza dan Zidan terkejut.
"Eh serius?!" Tanya Zidan yang di angguki Meisya. "Bener itu, Lun?"
![](https://img.wattpad.com/cover/266634751-288-k713154.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Boby Boys [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA SOBAT] Kalian orang2 baik💘 _____ Semesta yang misterius telah mendekatkanku dengan seseorang yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Dan seharusnya aku bersyukur atas kejutan itu. Hanya dengan hadirnya kamu, aku mengerti...