04(Jangan Menangis)

133 118 44
                                    

Hola semuanya, selamat membaca

"Gue bilang jangan nangis."
-Boby

★★★

"Kantin ayok Lun, Mei." Zira sudah berdiri di meja kelas yang dekat dengan pintu.

Bel istirahat baru saja berbunyi beberapa detik lalu. Murid-murid sudah banyak yang berhamburan ke luar kelas. Mereka tidak akan menyia-nyiakan waktu istirahat ini hanya dengan berdiam diri di dalam kelas.

Zira, Luna dan Meisya berjalan beriringan di sepanjang koridor sekolah menuju ke kantin. Setelah sampai di kantin, Meisya tak sengaja melihat cowok yang kemarin sore tak sengaja ia tabrak di minimarket.

"Dia sekolah di sini juga?" Batin Meisya.

"Mei," panggil Zira. Ia menoleh saat teman baru nya hanya diam saja menatap ke arah cowok. Zira mengikuti arah pandang Meisya, lalu ia menyenggol bahu cewek itu. Meisya tersentak dan spontan menoleh pada Zira.

"Ngeliatin siapa sih?" Tanya cewek itu.

Meisya menggeleng seraya tersenyum. "Gapapa."

"Ya udah yuk kita cari tempat." Ajak Zira.

"Eh bentar deh." Meisya menghadang Zira dan Luna yang ingin melangkah.

"Kenapa Mei?" Tanya Luna.

"Cowok itu nama nya siapa?" Meisya menunjuk Boby dengan dagu nya.

"Mending kita cari tempat dulu yuk, nanti keburu penuh." Zira menarik lengan Luna dan Meisya ke bangku kantin yang kosong. Setelah duduk, Zira memesan makanan dan minuman terlebih dahulu.

"Terus siapa namanya?" Tanya Meisya dengan pelan karena takut jika Boby dan teman-teman cowok itu mendengarnya.

"Nama nya Boby, dia anak kelas 12 IPS 3.  Ketua dari geng motor Tiger King yang sifatnya nya cuek, dingin, datar, kaya gak punya kehidupan gitu loh. Tapi kalau sama nenek nya, sifat dia itu pasti berubah 180 derajat." Balas Zira dengan wajah yang antusias. Meisya bisa melihat dari mata cewek itu.

"Oh ya?" Tanya Meisya tak percaya. Zira mengangguk semangat.

"Gue masih aneh sama temen-temen nya. Padahal dia kan tipikal orang yang kaku gitu lah, tapi kok mereka jadiin dia ketua sih? Bingung banget gue."

Seorang pedagang laki-laki menyimpan pesanan yang Zira pesan di atas meja.

"Makasih mang Koko." Ucap Luna.

"Sama-sama." Pedagang itu membalikkan badan untuk pergi tapi kembali menghadap pada meja Zira dan teman-teman nya karena teringat sesuatu. "Oh iya, kalau minuman nya kurang manis, liatin mang Koko aja ya."

Zira dan Luna berseru pelan lalu tertawa. Setelah itu mang Koko balik ke tempat semula.

"Lo tau gak kenapa sifat dia kaya gitu?" Tanya Zira dengan sedikit berbisik pada Meisya.

"Kenapa?" Meisya balik bertanya dengan suara pelan.

"Dia itu sedikit depresi karena orang tu–" Zira sedikit meringis saat kaki nya di injak oleh Luna. Cewek itu cengengesan karena Meisya menatap nya bingung.

Boby Boys [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang