44(Dia berubah)

67 34 185
                                    

"Jika pada akhirnya aku tidak bisa memikat hatinya, setidaknya aku pernah terikat dalam hari-hari bersamanya."

★★★

Pagi ini, Boby melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Ia sengaja agar tidak sampai terlambat upacara. Namun sialnya, di tengah perjalanan ada empat motor yang mengikuti nya dari belakang.

Boby pun semangat menancapkan gas nya agar motor-motor itu tidak bisa mengejar. Tapi hasilnya nihil, empat motor itu masih mengikuti nya.

Dua motor berhasil mensejajarkan laju nya dengan Boby, seraya menendang nendang motor cowok itu membuat Boby sedikit kelimpungan. Akhirnya, Boby berhenti di jalanan yang lumayan sepi membuat ke empat motor itu berhenti.

Boby berjalan mendekati orang-orang itu setelah melepas helmnya.

"Serang." Perintah salah satu dari mereka.

Boby langsung mengambil ancang-ancang saat ketiga orang lari ke arah nya, lalu pertempuran terjadi dengan satu lawan tiga.

Bugh!

Satu orang berhasil memukul tepat di pipi sebelah Boby hingga mengeluarkan sedikit darah di sudut bibirnya. Untung nya ia tidak sampai terkapar, jadi bisa langsung membalas orang itu.

Tanpa di sadari satu orang yang berdiri sejak tadi, empat motor berhenti di belakang nya.

Bugh!

Orang itu terjatuh hingga tak sadarkan diri karena pukulan dari seseorang. Yaitu Irfan. Ia datang bersama Reza, Zidan dan Nauval. Tanpa sepatah kata pun, mereka langsung membantu Boby yang masih saja melawan ketiga orang di hadapan nya.

"HIYAAAA!"

Bugh!

Zidan berhasil menghajar salah satu nya hingga terjatuh ke aspal. Ia menindihnya lalu memukulnya secara berturut-turut. Sementara Irfan, Reza dan Nauval membantu Boby melawan dua orang lagi.

Setelah membuat dua orang itu ikut terkapar lemah di atas, Boby dan yang lain langsung melanjutkan perjalanan nya menuju sekolah dengan kecepatan tinggi.

Ke lima cowok itu berhasil sampai di sekolah. Boby berdecak kesal saat gerbang sekolah sudah tertutup rapat. Ia membunyikan klakson membuat satpam menghampirinya.

"Apa? Mau ngerayu saya biar bisa masuk?" Tanya pak satpam itu yang bernama pak Tono. "Saya gak akan mau tertipu."

"Gimana kalau dua ratus ribu?" Boby menyodorkan dua lembar uang berwarna merah. Satpam itu menggeleng.

"Ayok lah pak, bukain pintu nya. Kita mau upacara. Kalau bapak gak bukain gerbang nya, bisa-bisa kita di hukum." Gerutu Zidan.

"Tiga ratus ribu, saya akan bukain pintu nya." Ucap pak Tono membuat Boby langsung menyodorkan satu lembar uang berwarna merah menjadi tiga lembar. Pak satpam itu langsung mengambil uang itu, lalu membukakan pintu gerbang.

"Dasar satpam mata duitan, mau aja di sogok anak remaja." Zidan geleng-geleng kepala sembari melajukan motornya menuju parkiran bersama yang lain.

Setelah motor-motor nya terparkir rapih, Boby dan teman-teman nya berjalan tergesa-gesa menuju lapangan.

"Boby, Irfan, Reza, Zidan, dan Nauval! Kalian berhenti!"

Mereka langsung berhenti melangkah saat suara guru yang di kenali nya menyebut satu persatu nama mereka. Dengan perlahan, semua nya menoleh ke belakang. Ternyata ada bu Juwita dan pak Tono.

Boby Boys [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang