34(Strange People)

57 41 136
                                    

Bujukan dan rayuan telah Zira, dan Irfan lakukan untuk membuat Boby mau tertidur. Setelah berusaha selama hampir setengah jam, akhirnya Boby mau memejamkan mata dan tertidur. Di ruangan, kini hanya ada keheningan yang menemani Zira, Luna, Irfan dan Bintang.

"Luna, lo mending pulang aja deh. Gue gapapa kok nanti pulang sendiri." Ucap Zira pelan. "Dari tadi, lo di teleponin mulu kan sama mami lo. Udah sana pulang."

"Beneran nih, Ra?" Tanya Luna tak enak hati. "Sebenarnya gue masih mau nemenin lo di sini, cuman karena mami gue orang nya ya lo tau lah gimana, gue harus terpaksa balik."

"Iya Luna, gapapa kok." Zira tersenyum meyakinkan Luna.

"Ya udah deh." Luna pun bangkit dari duduk nya. "Kak Bintang, Irfan, gue pamit pulang duluan ya."

"Oh, kirain masih mau di sini sama si Zira." Ucap Irfan. "Naik apa ke sini?"

"Naik mobil." Balas Luna yang langsung di angguki Irfan.

"Iya, hati-hati. Makasih juga udah jenguk adek gue." Ucap Bintang dengan datar

"Dah Luna, hati-hati." Zira melambaikan tangan saat Luna berjalan keluar ruangan.

Tak lama setelah Luna pergi, orang tua Boby masuk ke dalam, kali ini bersama nenek Yola yang tampak khawatir saat melihat cucu nya terbaring lemah di atas brankar.

"Nenek," Zira bangkit dan menyalami tangan nenek. Lalu di susul oleh Irfan dan Bintang juga ikut menyalami nya.

Saat mendengar kata nenek, Boby membuka mata nya perlahan lalu melirik ke samping tanpa menolehkan kepala nya.

"Boby, ya Allah." Nenek Yola mendekati Boby lalu duduk di kursi yang sudah tersedia di sana. "Kamu gapapa cu? Nenek khawatir banget sama kamu yang gak pulang semaleman."

"Boby gapapa kok nek." Balas Boby dengan suara khas bangun tidur.

"Karena udah ada kalian semua, aku pamit pulang ya." Ucap Zira mengalihkan atensi orang-orang di sana.

"Lo gak boleh pergi." Cegah Boby saat Zira ingin menyalami tangan Rani. Lalu ia menatap nenek Yola. "Nek maaf ya, Boby pengen istirahat dulu. Tolong tinggalin Boby sama Zira juga Irfan di sini."

"Bob, tapi–"

"Gapapa sayang. Biar kita semua yang keluar." Potong Rani tersenyum pada Zira. "Ayok bu, kita keluar dulu, biarin Boby istirahat."

Nenek Yola, Rani, Samuel dan Bintang pun keluar dan duduk di kursi dekat ruangan Boby.

"Bob, seharusnya lo gak ngusir mereka dari sini kaya tadi." Zira mendekati Boby. Sementara Irfan memilih duduk di sofa dan memasangkan headset ke telinga karena tidak ingin mengganggu dua insan itu.

"Duduk." Boby malah menyuruh Zira duduk di kursi samping brankar. Zira pun menurut. "Temenin gue tidur ya."

Zira menatap tangan nya yang di pegang oleh Boby, lalu di genggaman oleh cowok itu. Saat Boby ingin menutup mata, suara pintu yang terbuka dengan sedikit kencang membuat ia menghela nafas kasar.

"Bob, Boby lo jangan tidur dulu." Zidan menghampiri Boby dengan heboh di ikuti Reza dan Nauval di belakang nya. Saat melihat Irfan memejamkan mata di sofa, Zidan mendekat lalu membangunkan Irfan. "Fan, lo bangun. Ada kabar ter hot, teh dingin, ter-teran pokoknya."

"Dan," Boby menginterupsi Zidan agar menyuruh Zira keluar dari ruangan dengan gerakan mata nya. Zidan pun mengangguk.

"Zira cantik, baik hati dan tidak sombong, boleh keluar dulu gak sebentaaaarr aja. Ya?" Pinta Zidan dengan lemah lembut.

Boby Boys [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang