42(Keresahan Boby)

64 37 198
                                    

Pagi hari yang cerah ini, dengan udara yang masih terasa dingin menerpa wajah Zidan yang sedang di perjalanan menuju rumah Luna. Hari ini hari minggu, Zidan ingin mengajak Luna untuk lari pagi tanpa sepengetahuan cewek itu.

Sesampainya di depan gerbang rumah tujuan, Zidan langsung memasukkan motor nya di depan rumah itu. Karena tidak ada satpam yang menjaga, jadi Zidan bisa langsung masuk. Setelah turun dari motor, ia mengintip penampilan nya di spion motor terlebih dahulu, tak lupa menyisir rambutnya agar terlihat tampan, menurutnya.

Setelah dirasa cukup, Zidan berjalan ke arah pintu rumah lalu menekan bel yang ada di samping nya. Bel pertama tidak ada yang membuka nya, namun saat ingin menekan bel yang ke dua kalinya, pintu itu terbuka hingga menampakkan cewek cantik yang sedang mengucek matanya dengan pakaian piyama dan rambut di ikat berantakan.

"Siap-eh lo?!" Luna berseru kaget saat matanya sudah terbuka lebar. Sementara Zidan cengengesan dengan tampang tak berdosa.

"Hi Luna, good morning baby," ucap Zidan membuat Luna merinding dengan kata-kata tersebut.

"Siapa kak?" Teriak mami Luna dari arah dalam.

"Ini tan-mpphhh," Zidan yang ingin menjawab pun dengan cepat Luna membungkam mulut nya.

"E-eh ini mi, orang gak jelas!" Luna balas berteriak. Ia membalikkan badan Zidan lalu mendorong nya agar menjauh dari pintu rumah.

"Oh, itu mami lo? Biarin gue kenalan dulu lah sama calon mertua." Ucap Zidan saat Luna berhasil mendorong nya sampai di dekat motor cowok itu.

"Mami gue galak." Bisik Luna sembari sesekali melirik ke arah pintu rumah, lalu menatap Zidan. "Lo ngapain ke sini? Joging? Gue gak bisa."

"Kenapa?"

"Udah gue bilang kalau mami gue galak. Dia gak akan ngizinin gue pergi gitu aja, apa lagi ini sama cowok. Susah, Dan. Lo ngertiin lah." Balas Luna dengan sungguh-sungguh.

"Ya udah, kalau gitu gue aja yang minta izin ke mami lo ya?"

"Eh, jangan!" Luna menahan lengan Zidan yang ingin berjalan melewati nya. "Kalau papi gue oke lah, tapi jangan ke mami."

"Gini aja deh. Sekarang lo mandi dulu, siap-siap yang cantik, habis itu nanti pas mau keluar panggil papi lo ke sini." Ucap Zidan membuat Luna menggigit bibir bawahnya bingung. Tak lama, Luna memutar bola mata malas.

"Iya tunggu bentar. Sepuluh menit lagi gue keluar," Luna pun berjalan kedalam rumah.

"Yang cantik ya, sayang." Zidan sedikit berteriak saat Luna sudah berada di ambang pintu. Setelah Luna hilang dari pandangan, Zidan tersenyum senang sekaligus merasa lega.

Selang sepuluh menit, Luna turun ke lantai bawah dengan pakaian untuk berolahraga. Ia sedikit mengendap-endap, karena khawatir jika mamih nya melihat. Saat di ruang keluarga, Luna melihat papih nya sedang membaca koran.

"Pih, psstt! Papih!" panggil Luna dengan sedikit berteriak membuat papih nya langsung menoleh dengan wajah tanda tanya.

"Mau kemana kamu kak?" Tanya papih Luna seraya mendekati anaknya.

"Mau ke sana," Luna menunjuk ke arah luar dengan kikuk seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Boleh kan pi joging?"

"Sama siapa?" tanya papih Luna.

"Teman,"

Papih nya sedikit melirik kesana-kemari untuk mencari istri nya. Ternyata tidak ada, mungkin saja di kamar. Beliau mendekati Luna dan berbisik. "Ya udah sana cepat, mumpung mami kamu lagi di kamar."

"Tapi papih ikut keluar." Luna langsung menarik lengan papih nya keluar rumah dengan tergesa-gesa.

Zidan menegakkan tubuhnya ketika melihat Luna keluar bersama seorang laki-laki paruh baya. Ia berpikir itu mungkin papih nya. Zidan tersenyum ramah seraya menyalami tangan papih nya Luna.

Boby Boys [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang