Pagi ini Zira berangkat ke sekolah menggunakan taksi. Setelah sampai di depan gerbang sekolah, Zira berjalan dengan riang. Entah apa yang sudah membuat nya sebahagia itu pagi-pagi seperti sekarang ini. Ketika ingin memasuki kelas, Zira terpaku melihat Luna sedang berduaan bersama Zidan yang mengukung Luna di dekat loket depan kelasnya. Zira tersenyum lalu berdehem membuat dua insan itu tersentak kaget. Zidan dengan spontan menjauhkan dirinya dari Luna.
Argh Zira kenapa selalu ganggu setiap gue mau godain Luna sih?! Batin Zidan misuh-misuh.
"Ups!" Zira reflek menutup mulutnya. "Gapapa terusin aja bermesraan nya, maaf ya gue ganggu."
"Ra, apaan sih?" Cicit Luna malu-malu. Ia lalu beralih berdiri di samping Zira.
Udah tau ganggu pakai bilang maaf lagi! Zidan kembali membatin sembari menatap malas pada Zira. Cewek itu terkekeh seperti bisa membaca isi hati Zidan.
"Iya gue tau udah ganggu lo sama Luna makanya gue minta maaf, Zidan." Ucap Zira yang masih terkekeh saat melihat wajah Zidan yang kebingungan.
"Cenayang lo ya?" Tanya Zidan dengan menunjuk Zira seperti sedang menuduhnya. Zira lagi-lagi terkekeh dengan wajah tanpa dosa.
"Enggak tuh, ya gue pinter-pinter aja baca isi hati lo." Balas cewek itu dengan santai. "Eh Dan, Boby udah ada di kelas belum? Gue mau-"
"Dia belum datang. Yah paling terlambat tuh anak kalau emang jam segini belum ada di sekolah." Balas Zidan dengan cepat.
Selang beberapa detik Boby datang bersama Meisya dari arah belakang Zira dan Luna berdiri.
"Tuh, anaknya nongol," Zidan menunjuk Boby dan Meisya yang sedang berjalan ke arahnya dari belakang Zira dan Meisya menggunakan dagu nya. Zira dan Luna menoleh ke samping bersamaan saat Boby dan Meisya sudah berdiri di dekat mereka.
"Kok kalian datang barengan?" Tanya Luna pada Meisya dan Boby.
"Oh iya, tadi mobil yang di bawa sopir aku tiba-tiba mogok, terus kebetulan ketemu sama dia jadi numpang ikut deh." Balas Meisya sembari melirik Boby.
"Aaaaaa Boby, gue kangen sama lo!" Pekik Zira heboh, saat ia ingin berhamburan ke pelukan Boby, cowok itu langsung menghindar. Untung saja Boby langsung menahan tubuh Zira dengan satu tangan nya agar cewek itu tidak tersungkur.
"Baru juga kemarin ketemu, ya kali lo udah kangen aja, Ra." Ucap Zidan.
Boby langsung menarik tubuh Zira untuk berdiri dengan benar. Cewek itu cemberut karena Boby malah menghindari pelukan dari nya, ya memang biasanya seperti itu sih. Boby selalu menghindar jika Zira ingin memeluknya.
"Kok lo jahat sih sama gue?! Kalau tadi gue jatuh terus luka emang lo mau tanggung jawab?!" Kesal Zira pada Boby.
Zidan, Luna dan Meisya malah tertawa melihat tingkah nya yang seperti anak kecil itu.
"Salah lo sendiri main peluk-peluk aja. Udah tau Boby selalu gak mau kalau di peluk sama siapa pun, apa lagi sama lo." Balas Zidan sembari terkekeh.
"Ya tapi dia masih mau nahan gue biar gak jatuh," ucap Zira seraya menjulurkan lidahnya.
Saat Zidan ingin membalas ucapan Zira, matanya tak sengaja mengarah pada lebam yang ada di wajah Boby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boby Boys [On Going]
Roman pour Adolescents[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA SOBAT] Kalian orang2 baik💘 _____ Semesta yang misterius telah mendekatkanku dengan seseorang yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Dan seharusnya aku bersyukur atas kejutan itu. Hanya dengan hadirnya kamu, aku mengerti...