05(Dirawat)

140 116 52
                                        

Keheningan kini sedang menemani dua insan yang sedang berada di satu motor. Angin sore menerpa kulit kedua nya. Saat Zira melihat pedagang di pinggir jalan, ia menepuk-nepuk bahu Boby.

"Boby Boby, itu ada sate. Mau sate..." Rengek Zira. Boby terus saja melajukan motornya dengan pelan.

"Gak." Balas cowok itu. Karena kesal, Zira bergerak kesana-kemari membuat Boby agak sulit menyeimbangkan motornya. Cowok itu berdecak dan mau tak mau mengikuti keinginan cewek cerewet itu. "Ok."

"Yeayyy makan sate!" Zira kegirangan saat Boby menghentikan motor nya di dekat pedagang itu. Zira langsung turun dan memesan sate untuk nya dan Boby. Lalu cewek itu duduk di bangku yang sudah di sediakan. "Boby! Sini."

Boby pun menurut ketika Zira menyuruhnya untuk duduk di bangku. Selang beberapa menit, kini pesanan Zira datang.

"Makasih bang." Zira berbinar senang melihat sate yang sangat harum di hadapannya.

"Sama-sama neng." Balas tukang dagang tersebut.

Tanpa berlama-lama lagi, Zira langsung memakan sate itu beserta nasi dengan lahap. Sementara Boby hanya memperhatikan nya saja. Tersadar hanya memakan nya seorang diri, Zira menghentikan kegiatan nya lalu menoleh pada Boby. Cowok itu langsung membuang pandangan.

"Boby, kok lo gak makan? Ayok makan." Ucap Zira dengan mulut yang penuh dengan sate dan nasi. Boby menggeleng. "Mau gue suapin?"

Boby langsung menjauhkan wajahnya ketika Zira mengulurkan tangan yang sedang memegang satu tusuk sate ke arah nya. Dengan perlahan, Boby menurunkan tangan Zira.

"Lo aja." Balas cowok dengan datar.

"Ya udah, gue habisin nih ya." Zira pun langsung melahap kembali sate itu hingga habis tak tersisa. Setelah meneguk air, Zira berdiri. "Yuk pulang."

Setelah membayar sate tersebut, Boby dan Zira kembali melanjutkan perjalanan nya yang tadi sempat tertunda.

Zira mengerutkan keningnya bingung ketika Boby malah berbelok ke arah yang berlawanan. Ini seperti bukan jalan ke rumah nya, tapi ini kemana?

"Loh Bob, kita mau kemana?" Tanya Zira. "Kan jalan rumah gue bukan kesini."

Boby tidak menjawab. Pria itu terus melajukan motornya hingga Zira mengetahui kemana Boby membawa nya. Ya, cowok itu membawa Zira ke rumah nenek Yola. Zira tersenyum senang karena beberapa hari ini sudah tidak berkunjung ke rumah nenek nya Boby. Zira memang sudah mengenal keluarga Boby, bahkan masa lalu cowok itu pun Zira sudah mengetahui nya tapi sampai saat ini Zira masih penasaran dengan wajah ayah pertama Boby. Ya memang tidak terlalu penting juga ia mengetahui nya.

Setelah sampai di depan rumah tersebut, Zira turun lalu menyerahkan helm yang tadi ia pakai pada Boby. Kedua nya langsung masuk ke dalam rumah.

"Nek, Boby pulang." Ucap Boby sembari berjalan ke arah sofa ruang tamu.

Karena ada ada sahutan, Boby memilih berjalan ke arah kamar nenek nya. Ia terkejut bukan main saat melihat nenek Yola sudah terkapar lemah di atas lantai.

"Nenek!" Boby berlari menghampiri nenek Yola. Ia membawa kepala nenek nya ke atas pangkuan seraya menepuk-nepuk pipi nek Yola.

Zira yang sama terkejut langsung menghampiri Boby dan membantu untuk membangunkan nenek Yola.

"Bob, nenek kenapa?" Tanya Zira panik. Boby menggeleng dengan raut wajah yang sama paniknya, lalu cowok itu merogoh saku celana untuk memesan taksi.

★★★

Boby mengangkat nenek Yola masuk ke dalam mobil taksi di temani Zira di dalam nya. Sementara Boby sendiri akan menggunakan motor dan mengikuti taksi tersebut ke rumah sakit.

Boby Boys [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang