"Berharap kebahagiaan datang setelah seseorang kembali pulang."
★★★
Zira baru saja sampai di rumah nya. Rasanya senang sekali mengetahui bahwa mamah dan kakak nya kini pulang setelah beberapa bulan berpisah. Saat berjalan ke arah ruang keluarga, terlihat ada mamah, kakak dan ayah tiri tentu nya yang sedang duduk di sofa.
"Mama," Zira berhamburan ke pelukan Tarisa –mamah nya menoleh. "Ma, Zira kangen banget sama mama."
"Mama juga kangen sama kamu sayang." Tarisa membalas pelukan anaknya.
"Bohong. Semua itu bohong ma." Batin Zira.
Zira langsung melepas pelukan nya dan beralih memeluk kakak nya yang ada di sofa sebrang. "Kak, Zira kangen sama kakak."
"Kakak juga kangen sama kamu, Ra." Ezra –kakak nya membalas pelukan Zira dengan sangat erat.
"Mama sama ayah mau keluar dulu sebentar ya," ucap Tarisa membuat Zira dan Ezra melepas pelukan nya.
"Mama emang gak capek? Mama kan baru sampai ma, kenapa mau keluar?" Tanya Zira.
Tarisa hanya tersenyum lalu menghampiri Zira dan mengusap lembut surai anak nya.
"Mama berangkat dulu ya." Tarisa dan Romeo langsung berjalan keluar.
Di sisi lain, Boby merebahkan dirinya di atas kasur king size. Kini, cowok itu sedang berada di rumah mamah nya, karena pemilik rumah sedang menjaga nenek Yola di rumah sakit.
Saat ingin memejamkan mata, suara bel rumah membuatnya mau tak mau harus bangkit. Boby berjalan malas ke arah pintu rumah.
Boby mematung sekaligus terkejut ketika ayah kandung nya berdiri di depan rumah. Selama bercerai dengan mamah nya, ayah kandung Boby sudah tidak pernah berkunjung ke rumah karena menikah lagi dengan wanita yang sekarang sedang berdiri di samping ayah nya.
"Ngapain?" Tanya Boby dengan raut wajah yang datar. Sedangkan ayah nya terkejut ketika yang membuka pintu adalah anaknya, tapi entah Bintang atau kah Boby yang ada di hadapan nya ini. Karena sudah lama sekali beliau tidak bertemu dengan anak dan mantan istri nya.
"Kamu... Bintang? Atau Boby?" Tanya ayah nya.
"Boby." Balas Boby dengan malas.
"Ya ampun, kamu udah besar ya sekarang." Saat ayah nya ingin memeluk, Boby langsung mundur. Laki-laki paruh baya itu menghela nafas. "Ayah ngerti, kamu pasti marah banget sama ayah."
"Boleh kami masuk?" Tanya ayah nya.
"Lo balik aja. Orang rumah pada gak ada." Balas Boby pada akhirnya.
Saat Boby ingin memasuki rumah, tiba-tiba ia tersentak kala merasakan ada yang menahan pergelangan tangan nya.
"Kamu gak di ajarin sopan santun sama Rani?"
Rahang Boby seketika mengeras mendengar pertanyaan itu. Ia menghempaskan tangan ayah nya lalu membalikkan badan sembari menatap tajam pada laki-laki di hadapan nya.
"Gak usah sok tau deh." Ketus Boby.
"Terus kaya gini kamu menghormati orang yang lebih tua? Gak jawab pertanyaan ayah itu sama aja gak sopan." Ucap ayah nya.
"Lo tau apa sih tentang sopan santun?" Tanya Boby mulai tersulut emosi.
"Boby, kamu tenang ya. Kita berdua datang kesini cuman mau bertamu. Maaf jika ayah kamu mengatakan hal yang tidak kamu suka." Wanita yang berada di samping ayah nya mulai bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boby Boys [On Going]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA SOBAT] Kalian orang2 baik💘 _____ Semesta yang misterius telah mendekatkanku dengan seseorang yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Dan seharusnya aku bersyukur atas kejutan itu. Hanya dengan hadirnya kamu, aku mengerti...