33(Kebenaran)

63 49 153
                                    

Gimana kabar kalian?
Semoga sehat terus ya-!

Happy reading all💓

Siang ini, hanya ada Bintang yang sedang menemani Boby di dalam ruangan bernuansa serba putih saat Rani, Samuel dan Gracia pergi untuk menjemput nenek Yola. Malam tadi, Boby sudah di pindahkan ke ruang inap karena kondisi nya yang mulai membaik.

"Bob, lo tuh harus banyak makan biar cepat sembuh." Bintang melirik pada Boby yang sedang anteng menonton televisi.

"Nanti." Balas Boby tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

Kini, hanya hanya ada suara televisi yang menemani ruangan itu. Boby dan Bintang sama-sama sibuk dengan dunia nya masing-masing. Selang beberapa menit, atensi kedua nya teralihkan saat pintu ruangan terbuka.

"Permisi," Zidan membuka pintu perlahan, dan di belakang nya ada ketiga teman nya, Zira, Meisya, Luna dan juga Gael. "Ini benar dengan ruangan nya Boby teman saya?"

"Bodoh." Reza memukul lengan atas Zidan sembari menahan tawa karena perkataan mendramatis dari teman nya itu.

"Eh, siapa yang ngizinin lo pada masuk ke sini?" Tanya Bintang dengan datar. Seketika semua orang yang tadi baru masuk menjadi kikuk dan saling pandang.

"Anu bang," Zidan menggaruk tengkuknya yang tidak bisa gatal. "Gak ada sih, kita inisiatif aja masuk. Kan pintu nya juga gak di kunci."

"Berhenti bercanda. Kalian mau ngapain sih rombongan masuk ke sini?" Tanya Bintang dengan ketus.

"Ya mau jenguk Boby lah bang, masa mau ngelayat 'kan Boby nya belum di panggil tuhan." Balas Zidan yang langsung di hadiahi pukulan pelan dari Irfan. "M-maksudnya, ya kita mau jenguk Boby lah."

"Ini Bob, buah-buahan dari kita semua." Meisya menyimpan satu kantung plastik besar ke atas nakas.

"Thanks." Balas Boby.

"Boby," dengan antusias, Zira mendekati Boby dan berdiri di samping brankar nya. "Gimana keadaan lo sekarang? Udah mendingan? Lo tau gak sih, waktu gue dapat kabar kalau lo masuk rumah sakit, gue panik banget tau. Tapi, syukur lah kalau sekarang lo udah bisa bangun lagi."

Boby tidak menjawab, ia hanya menatap Zira lekat-lekat. Dalam hati nya, Boby merindukan Zira, dan bisa saja ia memeluk cewek itu saat ini juga. Namun karena kehadiran teman-teman nya, jadi Boby mengurungkan niat itu.

"Bilang kangen Bob, bilang." Desak Zidan dengan tiba-tiba. "Yahhh udah lah, membisu aja lo mah."

Boby mengabaikan celotehan teman nya lalu menatap Gael dengan datar.

"Siapa yang nyuruh lo ke sini?" Tanya Boby pada Gael, namun membuat atensi yang lain tertuju pada kedua nya.

"Gue semalem dapat kabar dari Zira, kalau lo masuk rumah sakit. Dan hari ini gue udah mau balik lagi ke New York, jadi sekalian aja jenguk lo sambil berangkat ke bandara." Balas Gael. "Kalau gitu, gue pamit pergi duluan ya semua. Lo cepet sembuh, Bob, biar bisa jagain Zira. Gue titip dia sama lo."

"Santai, gak cuman dia yang bisa jagain sahabat lo, tapi kita-kita juga nih bakal jadi bodyguard nya." Gael menegakkan badannya sembari menunjuk-nunjuk yang lain.

"Thanks, gue percaya sama kalian semua, see you guys." Gael berjalan keluar ruangan. Lalu Zira dan Luna mengikuti nya dari belakang.

"Loh, kalian mau kemana?" Tanya Zidan namun di hiraukan oleh kedua cewek itu.

★★★

"Bob, lo belum makan ya? Astaga... Lo harus makan men." Ucap Zidan heboh saat menyadari makanan yang tidak tersentuh sama sekali.

Boby Boys [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang