"Jatuh cinta berulang kali pada orang yang sama, dan dipatahkan berulang kali pada orang yang sama."
★★★
"Woi! Lepasin dia!" Teriak seorang dari arah kejauhan membuat Zira dan Bryan menoleh ke sumber suara.
"Boby?" Gumam Zira. Ia merasa aneh karena Boby tiba-tiba berada di sini. Harusnya kan cowok itu masih ada di rumah sakit sekarang.
Boby turun dari motornya setelah sampai di hadapan Bryan. Boby langsung menarik tangan Zira untuk berada di belakang tubuh, lalu menatap tajam ke arah Bryan yang sedang tersenyum sinis ke arah nya.
"Kebetulan banget pahlawan kesiangan nya udah datang," Bryan bertepuk tangan membuat Boby jengah. "Tapi sorry nih. Gue ke sini bukan mau ketemu dan nyari ribut sama lo, tapi buat anterin Zira pulang."
"Dia nya mau sama lo? Gue tadi sempet liat lo maksa dia buat ikut sama lo. Iya 'kan?" Tanya Boby dengan dagu yang di angkat-angkat. "Ra, lo mau pulang sama dia?"
"Gue... Gue gak mau," ucap Zira pelan di belakang Boby. "Boby, udah ya. Lo mending balik aja, gue gapapa balik sendiri."
Boby mengabaikan perkataan Zira. Boby malah mendekati Bryan dan mencengkeram kerah jaket cowok itu. Rahang Boby mengeras kala melihat senyuman miring dari Bryan.
"Oh iya. Gue denger kemarin-kemarin lo masuk rumah sakit gara-gara serangan dari gue ya?" Tanya Bryan seraya menatap kepalan tangan nya sendiri yang di angkat. "Tangan gue kuat banget ya, sampai bisa bikin orang masuk rumah sakit. Orang kuat kaya lo aja bisa sampai tepar."
Entah kenapa, setiap Boby mendengar Bryan berbicara sesantai itu rasanya seperti ledekan dan malah membuat Boby semakin naik pitam. Meskipun Bryan pernah mengeroyok nya hingga masuk rumah sakit, Boby tidak akan jadi selemah apa yang di pikirkan Bryan.
Zira ketakutan saat suasana di sekelilingnya jadi menegangkan. Apalagi di sini tidak ada teman-teman Boby untuk melerai jika suatu waktu mereka bertengkar. Tiba-tiba ide muncul di kepala Zira. Ia mengeluarkan ponsel di dalam saku seragam nya untuk menghubungi teman-teman Boby. Tapi sialnya, ponsel itu kehabisan baterai. Zira berdecak lalu kembali memasukan ponsel nya ke dalam saku seragam.
"Mau gue masuk rumah sakit atau nggak. Itu bukan urusan lo." Boby menatap tajam pada Bryan bak elang yang menemukan mangsa nya.
"Iya bukan urusan gue, tapi bener kan lo masuk rumah sakit?" Tanya Bryan sembari menaikkan sebelah alisnya. "Bukti nya sekarang lo gak pakai baju seragam."
"Sekarang lo pergi. Jangan sampai gue habisin lo sekarang juga di sini." Boby melepas kerah jaket Bryan dengan sedikit mendorong nya.
Bryan membenarkan kerah yang sempat kusut karena cengkeraman tadi lalu tersenyum meremehkan ke arah Boby. Bryan pun tak melakukan apa-apa setelah perkataan Boby barusan.
"Ingat. Gue belum selesai sama urusan balas dendam itu Bob." Setelah mengatakan itu, Bryan langsung menaiki motornya kemudian pergi dari sana. Soal balas dendam yang selalu Bryan ucapkan membuat Boby jadi harus memikirkan terus-menerus.
"Boby," Zira memanggil dengan pelan pada Boby yang sedang terdiam. "Kok lo bisa ada di sini? Kata Zidan sama Reza, lo udah boleh pulang sore ini. Tapi masih siang gini kok lo udah keluar?"
Boby tidak membalas. Cowok itu malah berjalan menjauh lalu menaiki motornya kemudian menyodorkan helm pada Zira.
"Gue?" Zira menunjuk dirinya sendiri.
"Naik." Boby menunjuk jok belakang dengan kepalanya.
"Emm... Gapapa Bob, gue bisa-"
"Naik, sekarang." Potong Boby penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boby Boys [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA SOBAT] Kalian orang2 baik💘 _____ Semesta yang misterius telah mendekatkanku dengan seseorang yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Dan seharusnya aku bersyukur atas kejutan itu. Hanya dengan hadirnya kamu, aku mengerti...