"Nek... Udah Boby bilang kalau Zira lagi gak bisa kesini. Dia sibuk nek." Ucap Boby pada nenek Yola yang masih terbaring lemah di atas kasur.
Boby terpaksa berbohong bahwa Zira sedang sibuk karena nenek nya terus saja meminta agar Zira mau datang dan menjenguk nya. Untuk sementara ini, Boby tidak bisa memenuhi keinginan nenek, mungkin jika nanti Zira sudah sembuh, Boby bisa membawa cewek itu ke rumah nenek Yola.
"Tapi, dia emang beneran sibuk banget, Bob? Dia gak kangen sama nenek?" Tanya nenek Yola dengan raut wajah sendu.
"Boby yakin pasti Zira juga kangen sama nenek, tapi dia bener-bener lagi sibuk di rumahnya nek. Nenek ngertiin sedikit ya." Ucap Boby penuh permohonan.
"Sesibuk itu, sampai gak mau jenguk nenek ya, Bob?"
"Nek, dia juga punya kehidupan nya sendiri. Nenek gak bisa terus-terusan nyuruh dia buat datang ke sini terus." Boby duduk di samping nenek Yola.
"Iya deh, nenek gak akan maksa lagi. Tapi bener ya, kalau dia udah gak sibuk, kamu harus bawa Zira ke sini."
"Iya nek. Ya udah ya, sekarang Boby mau keluar dulu. Nenek gapapa kan Boby tinggal? Ada mereka kok di luar, Kalau butuh apa-apa nenek tinggal panggil mereka aja."
"Iya ya udah. Hati-hati ya, Bob."
"Iya nek." Boby berjalan keluar dari kamar nenek Yola. Setelah menutup pintu, Boby menghampiri keluarga yang ada di ruang keluarga.
"Eh," Rani tersentak saat Boby tiba-tiba mengambil alih Gracia dari pangkuan nya. "Awas pelan-pelan Bob gendong nya,"
"Cia nya di pinjem dulu ya," ucap Boby yang sudah berhasil menggendong Gracia dengan benar.
"Mau dibawa kemana Cia?" Tanya Bintang dengan tak santai. "Tumben lo mau gendong dia. Biasanya nyentuh aja gak mau lo."
"Iya, Bob. Malem-malem gini, kamu mau bawa Cia kemana? Apa mau jalan sama Zira?" Tanya Rani.
"Zira lagi sakit, mana mungkin ajak jalan dia." Balas Boby dengan datar. "Cepetan mana gendongan nya."
"Ya udah kalau mau bawa Cia keluar, nih pakai dulu jaket nya." Rani mengulurkan jaket Gracia dan memakaikan nya pada anak kecil itu. Kemudian memakaikan Boby gendongan bayi yang berada di depan. Setelah selesai, Boby langsung melangkah pergi tanpa mengatakan apa pun.
"Ma, pinjem mobil yang di rumah ya. Gak usah kasih tau kunci nya dimana, Boby tau sendiri." Ucap Boby dengan terus melangkah ke luar rumah tanpa menoleh ke belakang.
"Woi! Sopan dikit kek sama orang tua! Jadi adik gak punya akhlak lo!" Teriak Bintang saat Boby menutup pintu rumah.
"Ssttt, Bintang udah ah biarin aja. Mama gak suka ya kalian berantem. Jarang ketemu juga, sekali nya ketemu malah berantem. Kamu sama dia gak bisa akur apa?" Tanya Rani dengan serius pada Bintang.
"Mama liat dong kelakuan nya kaya gak di didik sama sekali. Dia di sekolah bener-bener belajar apa enggak sih? Bintang yakin, pasti dia sering bolos, buktinya berantem mulu sama geng motor yang lain."
"Ini semua salah mama," Rani sedikit menunduk dengan wajah sendu. "Harusnya dari dulu mama gak ninggalin dia tinggal jauh sama kita. Dan mama gak bisa didik Boby dengan baik, makanya dia jadi kaya gini sekarang. Lebih memilih dunia luar, dari pada keluarga nya sendiri."
![](https://img.wattpad.com/cover/266634751-288-k713154.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Boby Boys [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA SOBAT] Kalian orang2 baik💘 _____ Semesta yang misterius telah mendekatkanku dengan seseorang yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Dan seharusnya aku bersyukur atas kejutan itu. Hanya dengan hadirnya kamu, aku mengerti...