Sebelum baca, jangan lupa vote + komen ^^
Tandai juga kalau ada kesesalahan, typo dll...
Thanks <3
xxx
Aku kembali ke sekolah tepat minggu depan setelah hari itu. Semuanya menyambutku dengan cukup baik. Aku tahu itu palsu. Mereka hanya ingin melontarkan pertanyaan tentang Tristan padaku. Mereka meyakini bahwa aku merupakan orang yang selamat dari pembunuhan berantai yang dilakukan Tristan. Mereka yakin kalau Tristan merupakan pelaku dari dua pembunuhan sebelumnya.
Namun sepanjang hari, aku tidak melihat Tristan. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya dan aku tidak ingin bertanya.
Hari ini pelajaran prakarya. Guru memerintahkan supaya kami—para murid—membuat kelompok yang terdiri dari dua orang untuk membuat kerajinan dari anyaman daun kering.
Aku tidak bisa menemukan kelompok. Marida bersama Judith. Di tengah kebingunganku, guru memasangkanku dengan Natalia.
Gadis itu cerewet. Dia mengatakan banyak hal yang tidak berarti. Seperti; acara televisi, makanan favoritnya, anak lelaki kelas sebelah dan bagaimana dia jatuh cinta pada alkohol. Aku tidak terlalu menggubrisnya. Hanya mengiakan sembari bekerja.
Walau begitu, Natalia berasal dari keluarga kaya-raya. Aku mengenalnya sejak SD. Saat itu dia pindah ke sekolahku karena membuat masalah di sekolah lamanya. Katanya, dia merupakan keturunan ningrat yang sudah ratusan tahun mejadi salah satu tuan tanah yang terbesar di kota kami. Walau begitu—sekali lagi kutegaskan—gadis itu masalah! Dia nakal. Oleh Karena itu dia tidak punya teman. Tapi karena posisi keluarganya yang tinggi, dia tidak pernah dibully. Hanya dibicarakan diam-diam.
"Eh, kau tahu," dia menyeringai sesaat, "ibunya Kinara membuat sayembara. Siapa yang menemukan The Rose Killer, maka dia akan memberikan 400.000 dolar!"
Aku mengangkat dahi dan mulai antusias. "Apakah ini juga berlaku pada pihak berwajib?"
"Ya. Bahkan dia menantang polisi untuk segera menangkap pelakunya dalam dua bulan. Jika tidak dalam dua bulan, maka akan hangus. Tapi masih tetap berlaku untuk masyarakat biasa selamanya. Itulah yang kudengar," jelas Natalia.
"Kupikir tidak cukup dua bulan untuk menangkap dia," kataku.
"Aaaaah." Natalia mendesah kesal. "Sayangnya aku tidak tertarik dengan uang. Aku lebih memilih hidup biasa-biasa saja."
"Jika kau tertarik dengan uang, memangnya apa yang akan kaulakukan? Mau mencari tahu pembunuhnya?"
Natalia menaikkan sebelah alisnya. "Sepertinya posisi kejar-kejaran dengan Si Pembunuh sudah diambil alih oleh Eldmar Martin. Kau sudah dengar di grup WhatsApp sekolahan? Dia bertindak seperti detektif! Kabarnya dia juga mendirikan forum pencari The Rose Killer. Gila 'kan?! Tapi sayang sekali dia tidak menemukan titik terangnya sampai saat ini."
"Lalu?"
Natalia berhenti bekerja sejenak. Dia menggertakkan bibirnya lalu berkata, "Aku tahu sih, siapa pelakunya."
"Benarkah? Siapa?!" Aku terbelalak.
"Aku tak yakin tapi..." Secara otomatis Natalia menghentikan kalimatnya. "Aku tidak tahu apa yang kulihat itu nyata. Tapi—"
"Kau melihatnya?! Apakah itu Tristan?"
"Aku melihatnya di pantulan cermin."
"Pantulan cermin?"
Gadis itu hanya terngaga. "Aku tidak bisa mengatakannya. Sungguh. Mungkin aku salah lihat, atau karena aku muntah-muntah karena meminum sebotol minuman keras di gudang beberapa waktu sebelumnya. Jadi—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Roseraie [END || REPUBLISH]
Mystery / ThrillerDi sebuah sekolah menengah, Sanaya ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Sebelum polisi mengungkap siapa pelakunya, pembunuhan-pembunuhan lainnya terjadi. Tidak hanya itu, pembantaian besar-besaran pun tak dapat dihindari. Di sisi lain, ada Isa...