[50]

66 15 4
                                    

Eldmar merasa putus asa. Dia tidak menemukan seorang pun yang memakai anting-anting dengan manik yang sama seperti yang dia temukan. Karena keputus-asaan dan kebuntuan pencariannya itu, dia memutuskan untuk mempublikasi temuannya di dalam forum pencarian The Rose Killer yang telah dia buat sebelumnya.

Aku menemukan ini di TKP pembunuhan. Kemungkinan besar milik The Rose Killer. Apa kalian tahu sesuatu tentang manik anting-anting ini? Anting-anting yang cocok, atau orang yang memakainya?

Ini penting! Tolong dibantu.

Dia juga mengirim lampiran foto manik anting-anting tersebut.

Sambil menunggu jawaban, anak lelaki itu memutuskan untuk menyandarkan tubuhnya sejenak. The Rose Killer telah menggila. Dia membunuh banyak sekali orang. Eldmar sendiri pun merasa ngeri akan hal itu. The Rose Killer membunuh para penjahat, tidak dapat dipungkiri lagi jika suatu saat—jika penjahat sudah lenyap semua—dia mulai membunuh orang-orang tak bersalah. Sebab Eldmar mulai paham bila visi dan misi The Rose Killer mulai berubah-ubah.

Dalam beberapa menit, notifikasi di forum tersebut berbunyi. Dengan segera Eldmar mengeceknya.

Dalam sekejap mata, ada banyak orang yang telah membalas kiriman Eldmar tersebut. Tapi hanya ada satu yang membuat Eldmar merasa tertarik. Yakni seseorang bernama anonim. Dia mengirim foto sebuah anting-anting berbentuk segitiga dengan beberapa manik di dalam bingkainya. Manik-manik tersebut sama persis dengan yang ditemukan oleh Eldmar.

Anonymous;
Manik seperti itu hanya ada di anting-anting seperti ini.

Marida;
Jadi, apakah kita harus menemukan orang yang menggunakan anting-anting ini? @EldmarMartin

Eldmar pun mengiakan pertanyaan Marida.

Kita harus menemukan orang-orang yang pernah memakai anting-anting seperti ini. Ituah misi kita saat ini.

Begitulah tulis Eldmar.

Anak lelaki itu kembali menyandarkan tubuhnya di sofa. Dia pun menghela napas panjang. Dia tahu, usahanya dalam menangani kasus ini akan sia-sia. Dia akan gagal menjadi detektif yang diagungkan. Tapi setidaknya, dia senang karena dia telah berusaha membantu menangkap monster mengerikan seperti The Rose Killer.

xxxxxxx

Tubuh Isabella berdiri tepat di atas tali tambang yang digantungkan di atas kipas angin yang terletak di basement rumahnya. Kakinya gemetar ketika sempurna menapakkan kaki di kursi yang dia pijak saat itu.

Tanggannya ragu-ragu untuk meraih tali yang telah disimpul dengan gaya bunuh diri itu. Walau begitu, tubuh Isabella tetap meraihnya perlahan. Dia mengalungkan tali tersebut ke lehernya dan mengencangkan simpulnya dengan erat.

Dia melirik ke bawah. Jika kursi yang menompang tubuhnya itu dia jatuhkan, maka dia akan berakhir. Anak itu terlihat ragu-ragu untuk menendang dan menjatuhkan kursinya. Air mata mulai mengalir membasahi pipinya hingga seluruh tubuhnya mulai bergetar hebat.

Isabella kembali mengingat masa-masa hidupnya.

Saat dia kecil, dia memiliki kehidupan yang tidak pernah bahagia dengan dua saudarinya. Ibunya bukan wanita penuh kasih. Dia kasar dan emosional, sering memperlakukan anak-anaknya dengan bengis. Kerunyaman bertambah hancur ketika ibu Kinara menyebar desas-desus bahwa ibunya adalah wanita penggoda. Desas-desus itu juga merupakan desas-desus yang sama yang membuat ayahnya pergi meninggalkan ibunya.

Sejak itu ibunya hancur. Dia dikucilkan di kantor yang bahkan miliknya sendiri. Hingga pada akhirnya dia memutuskan untuk menyerahkan segala tanggung jawab pekerjaan pada Sonia Varshen.

Roseraie [END || REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang