Setidaknya untuk hari ini, aku ingin ada yang menanyakan kabarku. Tapi nyatanya, lalu-lalang kesibukan Jakarta telah mengikis hal sesepele itu. Gema mengikat lebih kuat tali sepatunya agar tak mengganggu langkahnya lagi. Pemuda berusia dua puluh tujuh tahun tepat dua hari kemarin itu bangun dari posisinya berjongkok. Sedikit susah menjelaskan keadaan kepada atasannya yang tak mau tahu meminta dirinya segera menutup kasus sebagai kasus tak terselesaikan. Biasanya, pembunuhan dapat dipecahkan paling lama tiga minggu tapi yang kali ini cukup rumit. Dan itulah yang dijadikan alasan oleh atasannya untuk menutup kasus sebab banyak hal lain yang lebih penting untuk diurus daripada itu.
Gema yang sudah jelas tidak ingin menyerah dulu, tak diberi kesempatan barang sebentar untuk mengutarakan ketidaksetujuannya. Bagaimanapun ia masih tak mau berhenti. Sangat tidak masuk akal sekali menyerah untuk kasus yang bahkan baru ia pegang ketika ia menggantikan reserse sebelumnya akibat meninggal belum ada seminggu. Ya, umur manusia memang tidak ada yang tahu.
Memang, aku ini siapa berani-beraninya tidak setuju dengan atasan? Tapi bukankah pernah kutangani yang lebih sulit dari ini? Pikir Gema.
Sesuatu yang memenuhi pikiran manusia lalu menjadi racun setelahnya: tak pernah puas. Begitu juga dengan pemuda bernama lengkap Gema Maheswara tersebut. Masa lalu yang buruk di mana ia harus kehilangan sang ibu dalam tragedi pembunuhan, membuatnya bertekad untuk membalaskan dendam dan rasa tidak terimanya terhadap takdir pada para pembunuh. Seorang Gema terkenal di kalangannya sebagai reserse polisi ulet dan tekun, yang tak akan berhenti sebelum yang dikejarnya berhasil ia bekuk. Gema tak menyerah sampai apa yang jadi tujuannya dapat ia capai.
Hal yang sama juga terjadi ketika ayahnya tak menyetujui dirinya mendaftar Akademi Polisi dulu, sebab yang ayahnya inginkan adalah anak sulungnya itu melanjutkan bisnis tekstil keluarga yang sebetulnya tak terlalu menjanjikan juga, namun sudah turun-temurun. Apa semua hal harus berjalan sesuai apa yang orang tua dari seorang anak inginkan? Lantas kalau benar, mengapa manusia dibekali otak oleh Tuhan? Bukankah kata orang hidup tentang memilih? Otak ada untuk itu, bukan?
"Jangan panggil aku Gema jika menyelesaikan ini saja aku tidak bisa."
Gema menggerutu seraya memasang sabuk pengaman. Melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan, sambil terus berpikir. Tapi, di tengah-tengah perjalanan, usai banyak mobil ia dahului dengan tak peduli, ia tersadar bahwa tidak seharusnya begitu. Jangan mentang-mentang dia polisi lantas bisa ngebut di jalan. Dia ini aparat, harusnya memberikan contoh yang baik untuk orang banyak. Ingat kata ibunya, "Nak, segala sesuatu yang dilakukan dengan amarah, tak akan baik."
Meskipun semua yang pernah ibunya katakan akan ia benarkan, sekalipun ibunya bilang racun itu tidak membunuh tapi menyembuhkan-Gema tetap tidak setuju pada perkataan yang satu itu. Justru karena amarah atas kehilanganmulah yang membuatku jadi reserse dan memberikan keadilan terhadap orang-orang yang bernasib sama denganmu, Bu.
****
"Gema?" panggil Firli. Rekan perempuan Gema dalam Direktorat Tindak Pidana Umum bagian pembunuhan, menangani kasus ini. Ia membaca dengan jelas raut gelisah temannya yang baru datang tersebut. "Apa katanya?"
Tentu yang dimaksud adalah atasan mereka. Gema hanya membalas dengan mengangkat bahu, sementara percakapan di meja lingkaran itu lantas berubah jadi zona berkeluh-kesah.
Firli adalah seorang wanita yang punya wibawa. Wajah manisnya yang garang, tidak jarang membuat orang segan. Bahkan, desas-desusnya atasanpun sampai rela meninggalkan anak dan istrinya karena kekagumannya terhadap Firli. Tapi tentu, seorang Firli yang pernah mengalami patah hati ditinggal menikah kekasihnya akibat beda agama itu, tak pernah mengiyakan penawaran yang sebetulnya menjanjikan tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
404 NOT FOUND [Complete]
ActionGENRE: ACTION - ROMANCE [TAHAP REVISI, JADI SERING-SERING LAH DI-REFRESH UNTUK PEMBARUAN BAB] SELURUH ADEGAN TERORISME DALAM CERITA INI TIDAK BERMAKSUD MENYANGKUT-PAUTKAN PIHAK MANAPUN DAN MERUPAKAN FIKTIF BELAKA. LOKASI DAN ORANG-ORANG TERKAIT MERU...