Murder In Locked Room 10 : The Final of The Game

287 51 24
                                    

--------------------------------------------------------------

Warning (!)

1. Tekan vote sebelum membaca, hargai karya author dengan meninggalkan jejak! 👣

2. Dengan pengetahuan yang terbatas, author minta maaf jika nantinya di temukan banyak kesalahan. Jika menemukan hal semacam itu, silahkan tulis di kolom komentar.

Terima Kasih 👌

--------------------------------------------------------------

"Jadi... bagaimana endingnya, nee?" tanya Alvin saat mereka tengah sibuk berkemas-kemas.

Hari ini, kasus yang mereka tangani telah usai, dan mereka tengah bersiap kembali ke Monourea. Tentunya, setelah membereskan banyak kekacauan yang terjadi akibat pertempuran kecil malam itu.

"Umm.. neechan?"

Clue tak menanggapi. Gadis itu justru menaikkan sebelah alisnya. Walau ia cukup peka dengan sikap dan kebiasaan aneh pemuda itu, tapi dia cukup risi dengan "cara" Alvin dalam memanggilnya. Apalagi mengingat di belahan negara mana yang mereka pijaki saat ini. Bukankah itu cukup aneh?

Tapi gadis itu memilih diam dan mengabaikannya, bahkan sampai pemuda itu melanjutkan ocehannya.

"Inspektur telah memecahkannya. Tapi dengan wajanya yang super duper galak itu, ia melarangku mendekat. Dia bilang aku hanya pengacau sialan. Bisakah kau menceritakannya kembali bagaimana kau muncul dengan epiknya bak super hero? Atau ketika kalian melawan si "zorro" dengan gagah berani?" Tanyanya kian penasaran.

Clue terdiam. Tak seperti biasa dimana mereka akan menangkap dan mendapatkan sang pelaku untuk mempertanggung jawaban perbuatannya, ending kasus ini terasa melelahkan karena mereka justru meringkus rombongan Salamander yang tiba-tiba mengacau di kota ini. Mereka mengaku hanya suruhan, sementara otak dari pembunuhan dalam kasus ini telah di nyatakan tewas dengan tenggorokan yang pecah. Dan sialnya, sang eksekutor telah melarikan diri entah kemana dan saat ini belum ditemukan.

"Ceritanya sangat panjang. Mungkin akan terdengar membosankan bagimu," elak Clue malas.

Yah, sejujurnya Clue memang malas menceritakannya. Setelah pertempuran malam itu satu-satunya yang Clue inginkan hanyalah cepat pulang dan istirahat. Tubuhnya membutuhkan itu. Tapi tampaknya Alvin tak menyerah begitu saja. Ia mengeluarkan jurus andalannya.

"Ayolahhhh neeee..." rengek Alvin manja dengan suara cemprengnya seraya menarik gemas cardigan rajut yang Clue kenakan. "Ini tidak adil! Kau dan yang lain pasti berkomplot merahasiakan ini dariku, 'kan! Kau hampir membuatku mati penasaran, neee. Ayolaaaaahhh..."

"Hnnn, ya, ya, baiklah. Tapi sebelum itu, lepaskan tanganmu dulu."

Alvin dengan mata besar dan berbinar, akhirnya berseru girang sebelum melakukan apa yang Clue titahkan. Ternyata membujuk gadis satu ini jauh lebih mudah dari pada harus berurusan dengan David. Mungkin besok-besok, Alvin akan lebih sering menempel pada gadis itu.

"Akan kuceritakan poin-poinnya. Dimulai saat aku tiba di sini, dan menyamar menjadi Connor." Clue berdeham, memastikan pemuda itu menyimak dengan baik. "Kau tak perlu tanya alasannya, karena memang waktu itu aku sedang bosan. Di Monourea, tidak ada apapun yang menarik dan membuatku tertantang. Sebelum kesini, aku mempelajari laporan yang Inspektur tinggalkan karena sedari awal aku curiga bahwa ada kejanggalan di sana, baik pada korban ataupun pada kesaksian yang ia berikan. Tidak ada orang yang harus bersusah payah meminta bantuan polisi luar kalau bukan karena nyawanya sedang benar-benar diancam. Itu poin pertama."

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang