"Kolonel, boleh aku bertanya?"
Suara teguran dari rekannya itu membuat Xess pelan-pelan menoleh. Mengalihkan tatapnya dari jalanan yang sedang melaju pada seorang pria berdarah Rusia yang saat ini tengah mengemudikan mobil mereka.
Xess mengangguk, dan membuat rekannya serta merta kembali membuka mulut untuk bertanya lebih jauh. "Ini terkait tindakan kita selama di sini. Walau sudah diizinkan pemerintah dan MPD, apakah perbuatan kita tidak berlebihan?"
Hening sejenak.
Satu menit berlalu, dan hanya diisi oleh kebisuan. Sementara pria yang bertanya itu masih setia mengawasi reaksi Kolonelnya lewat kaca spion depan. Namun ia tetap fokus mengemudi sesekali melirik waspada karena saat ini mereka mantap tengah menuju Pelabuhan untuk memulai perang itu.
"Aku hanya khawatir kita akan menjadi buronan di negara ini, mengingat status kita di Rusia juga illegal. Kita sudah meledakkan jalan secara terang-terangan dan sekarang... kita akan meledakkan Pelabulahan juga," terangnya dengan nada datar yang terselip kekhawatiran. "Kalau sampai kita ditangkap, otomatis perburuan kali ini akan menjadi akhir perjalanan kita. Apa kau siap, Kolonel?"
Terdengar hela napas berat dari pria bercodet panjang itu. Gurat dan kerut halus di sekitar matanya menunjukkan bahwa ia tengah berpikir keras selama ini.
"Ya aku tahu, Sergei. Tapi tak masalah bagiku," sahut Xess akhirnya. "Aku sangat benci dengan sifat orang-orang yang ingin menyerahkan teroris itu pada kita. Sementara mereka hanya duduk di tempat aman dan tak mau mengotori tangannya sendiri. Itu sudah membuktikan bahwa mereka semua adalah pecundang, Sergei."
Kepalan tangan Xess mengerat, dan kini ia menyeringai kejam. "Untuk itu sudah menjadi tugas kita mengajari mereka semua; apa sebenarnya perang itu!"
.
__ Daftar Hitam Bawah Tanah 15 __
"Perang Merah".
Bagian Pelabuhan Utama : pukul 20.06
Suara rem yang ditarik paksa membuat deru laju kotak besi itu terdengar seperti geraman saat memasuki pintu Pelabuhan. Di susul satu dan dua mobil lain yang memasuki dengan angkuh halaman Pelabuhan itu. Satu persatu manusia kemudian keluar, bersama hentakan-hentakan kotak kayu senjata yang menjadi alat bagi pertempuran kali ini. Tak tanggung-tanggung, fisik dan mental pasukan itu memang sudah disiapkan untuk memasuki medan perang sehingga wajah mereka tidak terlihat gentar sedikitpun. Begitu pula keahlian mereka menggunakan senjata. Dalam sekejap senjata-senjata itu sudah dikokang dan kini bertengger gagah di atas lengan-lengan kekar tersebut. Ketujuh pasukan itu dengan cepat menyebar di area Pelabuhan begitu intruksi Xess diturunkan.
"Segera periksa gudang-gudang di Pelabuhan ini dan seret Jason sialan itu ke hadapanku!"Begitulah isi intruksi yang Xess berikan sebelum seluruh anak buahnya tersebut menyebar ke seluruh sudut Pelabuhan.
Dua orang anggota SPACIBA yang sejak awal mendampingi Xess, Sergei dan Parenko juga ikut menyebar dengan hati-hati. Berjalan dengan awas sembari menggenggam pistol di tangan.
"Pastikan tidak ada saksi mata atau anggota MPD yang membuntuti kita. Jika kalian menemukannya, segera lenyapkan saja karena mereka hanya akan menghalangi kita!" Perintah Xess sekali lagi, begitu tegas dan penuh otoritas.
Seluruh pasukan Xess akhirnya mulai memasuki posisi saat Jason akhirnya mereka temukan. Sesuai intruksi Clue, kemunculan Jason merupakan suatu pengalihan agar mereka berhenti mencari sehingga posisi Clue beserta rekan-rekannya tidak terbongkar. Dengan begitu, persiapan mereka dapat dimaksimalkan mengingat lawan mereka bukan orang-orang sembarangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Clue : Law And Crime
Mystery / Thriller( TERSEDIA DI WEBTOON! ) Sungguh takdir yang kejam ! Kata itulah yang pantas untuk mendeskripsikan pertemuan Selidza dengan seorang pria masa lalu dan secara tak sengaja menyeretnya pada takdir yang berlumuran darah. Bersama Inspektur Lucious Davi...