MC 6: The Undercover Case 9 ( Identity Revealed )

3.2K 495 218
                                    

Bukan tentang kematian...
Ataupun kesepian...
Bukan tentang nyawa..
Ataupun kehidupan...
Tapi tentang kehilangan...
.
.
Karena aku hanya takut kehilangan...

Warning (!)

Tekan vote sebelum membaca!! Hargai karya author dengan meninggalkan jejak 👣

Terimakasih 👌

Clue hanya diam memperhatikan lantai dansa yang begitu penuh dan terlihat bagaikan lautan manusia. Ia tidak habis pikir, bagaimana orang-orang itu mencari kesenangan di tempat sesak dan berisik seperti ini?

Sebenarnya bukan tanpa alasan Clue mengikuti syarat para pemuda nakal ini. Dia hanya memanfaatkan peluang yang ada. Memanfaatkan kemesuman para pemuda menyebalkan itu dengan mencekoki minuman paling memabukkan demi mengais informasi yang dia butuhkan.

Yah, bukankah orang mabuk selalu berkata jujur?

Clue akan mengujinya disini!

"Hik-"

Suara cegukan menyadarkan Clue dari lamunannya. Gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah depan, hanya untuk menemukan 3 pemuda nakal yang sedari tadi menggodanya kini telah terkapar dengan kepala jatuh pada tangannya yang terlipat di atas meja.

Andreas mendadak menegakkan kepalanya ketika menyadari tatapan intens dari Clue. Dengan pipi gembilnya yang sudah memerah, pemuda itu melempar senyum mesum yang mampu membuat Clue risih setengah mati. Apalagi manik merahnya yang kini menyorotinya genit namun sayu.

'Grep!'

Clue sedikit terkesiap begitu Andreas dengan tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangannya.

"Kau benar-benar nakal, gadis cantik. Hikk..Kau itu licik seperti rubah. Hikk.." racau Andreas di sela-sela cegukannya, menguarkan aroma alkohol dari mulutnya.

"Hm, yah aku memang licik sekaligus berbahaya. Apakah dengan begini, aku telah mirip dengan ke-empat gadis itu, hm?" Clue berbicara dengan nada yang menantang sembari menyelipkan anak rambutnya di belakang telinganya.

Andreas tertawa keras. Pria itu menggebrak meja dengan keras layaknya orang yang telah kehilangan kewarasannya.

"Oh, yeah.. Hikk.. Mungkin kau lebih mirip dengan Isabella. Dia itu liar dan sangat sexy! Aku menyukainya, Hikk...karena setidaknya dia tidak sok jual mahal seperti si tolol Carey dan Misa ataupun Rosa.."

"Hmm.." Clue menempelkan jari mungilnya pada dagu lancipnya. "Dari kata-katamu, sepertinya kau telah sering berhubungan dengannya. Apa kau tahu jika dia juga menjalin hubungan dengan Daniel?"

Mata Andreas tiba-tiba menyalang tajam. Sorot mata merahnya bagaikan sorot permata iblis. "Oh, si jahanam Chayton itu, Hikk.." pemuda itu tertawa sarkas sambil melempar senyum mengejek. "Kau tahu, cantik. Hikk..Aku telah berpacaran dengan Isabella jauh sebelum dia mengenal si rambut api itu. Dan sebenarnya akulah yang menyuruh Isabella untuk berpacaran dengannya..."

Clue sedikit tersentak. "Wah, jahat sekali. Kau memainkan hati kedua belah pihak. Sebenarnya apa hubunganmu dengan Daniel? Sepertinya kau sangat membencinya..."

"Oh!!" Andreas memekik dengan tidak waras. Sorot matanya menyalang tajam dan tubuhnya bergoyang asal. "Hubungan kami, Hikk.. awalnya hanya sebatas sesama pemilik saham. Ayahku dan ayahnya dahulu adalah rekan kerja. Walau begitu, persaingan tetaplah persaingan, saling menjatuhkan adalah hal yang biasa, karena pada akhirnya hanya satulah yang berada di puncak. Hikk.. Dan sialnya yang berada di puncak itu adalah ayahnya!"

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang