Murder In Locked Room 05 : A Mysterious Boy

1.3K 223 83
                                    

Maaf Johan, Clara, mungkin kalian belum tahu akan maksud para anggota mengundang kalian ke sini. Tapi langsung saja ke intinya, apakah kalian mengenal baik tuan rumah ini?" tanya David dengan suara berat dan wajah serius terbaik miliknya. Seketika, atmosfir di sekeliling mereka berubah drastis. Tegang dan kaku.

"Ah, tadi pagi mereka memang datang menjemput kami. Kudengar Kwang menghilang dan sebelumnya kami memang berniat mengunjunginya. Hutang-hutang kami seharusnya sudah terbayar hari ini."

David mengerutkan alis. "Kalian berhutang? Padanya?"

Johan mengangkat bahu, tetawa pelan. "Semenjak kami memutuskan hidup mandiri dan pindah ke desa, hidup kami serba sederhana. Banyak yang terjadi setelah itu."

Ceruk di dahi David bertambah seiring mata yang menyipit tajam. "Aku tak tahu apa yang terjadi pada kalian. Yang kutahu, kalian sedang berurusan dengan orang yang salah."

"M-maksudmu?" tanya keduanya serempak sekaligus heran.

"Angelica Antonio Kwang, tuan rumah sekaligus orang yang ingin kalian temui itu..." David menahan napas dan menghembuskan perlahan. "Di temukan tewas tadi pagi."

-----------------------------------------------------------

Warning (!)

1. Tekan vote sebelum membaca, hargai karya author dengan meninggalkan jejak! 👣

2. Dengan pengetahuan yang terbatas, author minta maaf jika nantinya di temukan banyak kesalahan. Jika menemukan hal semacam itu, silahkan tulis komentar di kolom komentar.

Terima Kasih 👌

-----------------------------------------------------------

"Inspektur!"

Suara khas itu menampar David untuk sekian kalinya. Sedikit terganggu, namun tidak menyurutkan langkah lebar David yang menghentak dan tergesa-gesa. Di belakang, Alvin mengekor gusar. Berkali-kali pemuda itu mencoba meraih pundak sang atasan, tetapi ia sangsi dan justru menyibak rambut keemasannya yang lepek di guyur peluh. Percayalah, melihat wajah David kali ini membuat Alvin ngeri sendiri. Pria itu tidak menggeram, melirik sadis ataupun berteriak marah seperti yang sudah-sudah. Wajahnya datar. Bahkan sejak insiden tadi, David lebih banyak diam.

Mereka baru saja menyusuri salah satu gang yang terhimpit belasan bagunan megah. Kawasan elit itu terletak angkuh di pusat kota Ellenia. Rintikan salju tipis berguguran di sepanjang jalan setapak menuju sebuah air mancur dan gedung besar mirip aula, menyapa keduanya dengan aroma gigil khas musim dingin.

David menekuk wajah saat segerombol manusia berpakaian necis menoleh padanya. Mereka berdiri di seberang jalan, tampak terusik dengan kehadiran dua petugas Monourea. Wajah mereka tergolong kepada orang-orang terpilih yang diunggulkan dalam profesi masing-masing, penuh taktik dan ambisi. Tak ayal, mereka adalah para politisi dari partai-partai tersohor. Topeng mereka sungguh tidak main-main. Dan berhadapan dengan orang semacam mereka membutuhkan taktik khusus. David tentu paham akan hal itu.

"Ada perlu apa polisi datang kemari?"

Salah seorang berwajah sangar mengambil posisi terdepan. Dari balik balutan jas hitam yang ia kenakan, siapapun dapat melihat postur tubuh yang terlatih di dalamnya. Sepertinya rumor yang didengar memang tidak salah. Tidak hanya menyuap dan menjilat---dalam memuluskan kinerja sebuah partai besar, para politisi akan menggunakan segala cara; termasuk membungkam dan melenyapkan segala sesuatu yang memperburuk citra mereka. Para tukang pukul ini adalah salah satu alat mereka. Terbukti, hanya dengan melihat rautnya, David dapat berspekulasi bahwa para tukang pukul itu tidak suka bernegosiasi. Mereka akan menghabisimu saat itu juga jika kau berani melawan.

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang