MC 5: Teror Masa Lalu 5 ( The Long Pursuit )

4.3K 436 69
                                    

Hai readers!!
Entahlah berapa kali Author harus minta maaf karena updatenya lama, mulai dari authornya yang baru keluar dari rumah sakit, setumpuk tugas dan bla-bla-bla ...
Untuk itu mohon di maklumi yak ;)

Happy reading don't forget to give me a lot star for continue my story :)

Menurutku, Kehidupan memang indah, tetapi kematian jauh lebih indah. Sebab, mereka yang telah mati enggan untuk kembali......

Author's POV

Suara decit memekakkan telinga terlihat memasuki sebuah stasiun yang bertuliskan 'Grand Halfwadore Station'. Sebuah Stasiun besar dan merupakan stasiun yang cukup megah di kawasan ini.

Hampir semua orang, yang kebanyakan memakai pakaian santai dan formal menatap kehadiran mobil itu dengan pandangan penuh tanda tanya. Siapa orang yang sudah memarkirkan mobil itu dengan beringas sementara di sekitar sini terdapat ratusan bahkan ribuan orang?

Dua sosok manusia yang terpaut usia jauh, keluar dari mobil bermasalah itu dan sontak mengundang perhatian bagi berpasang-pasang mata yang berada di sekitar mereka.

Si wanita tua lebih dulu keluar dari mobil. Rambut coklat sebahunya sebagian besar telah tertutupi oleh uban, kerutan-kerutan halus di dahinya tak mengurangi lekuk wajahnya yang tegas. Tongkat tebal dan panjang di genggamannya menimbulkan suara berdetak ketika beradu dengan lantai stasiun. Sementara mantel usangnya terlihat berkibar tersapu angin dingin musim salju.

Wanita itu mendengus kesal, membuat bibirnya tipisnya mengerucut sebal dan iris hijaunya memancarkan aura membunuh. Sudah dapat di tebak, bahwa wanita ini sedang 'bad mood' terlihat dari aura-aura membunuh yang semakin lama semakin terasa mengerikan.

Di sisinya, terlihat seorang gadis belia berambut coklat yang di kuncir dua. Iris hijau besarnya seperti boneka, bibir kecilnya yang di poles lipgloss tersenyum lebar ketika keluar dari mobilnya. Dari usianya, bisa di bilang bahwa gadis ini masih smp. Gaun baby doll selututnya tampak manis di tubuhnya. Belum lagi, sebuah boneka teddy bear pink yang tampak indah di pelukannya.

"Ah, ternyata seorang nenek dan cucunya ya?, manis sekali.." Ujar salah seorang wanita yang melintas di hadapan mereka, membuat darah si 'nenek' naik ke ubun-ubun.

'Sialan! Nenek katanya?! Enak saja!' Batin si 'nenek' bersungut-sungut.

Sang 'nenek' menoleh tajam pada kaca jendela mobil yang memperlihatkan rupanya. Membuat perempatan singgah dengan tak elit di pelipisnya.

Tawa kecil menggema dari dalam mobil, tawa yang berasal dari seorang polisi yang duduk di belakang. Dengan geram si 'nenek' mengetuk kasar jendela mobil itu hingga membuat polisi yang tertawa itu gelagapan dan segera pindah posisi di kursi pengemudi untuk membawa kembali mobil menjauh dari stasiun.

"Ayolah.." Si gadis membuka suara. "Kita sedang berpura-pura berlibur, setidaknya kau harus terlihat sedikit ceria, Inspektur.." Gumam gadis itu dengan cengiran lebar yang menurutnya sangat menyebalkan.

Wanita tua yang ternyata adalah Inspektur itu berdecih. "Mengapa aku harus menjadi Nenek-nenek?, menyebalkan!"

"Seharusnya kau berterima kasih pada Agen T yang membuat penyamaran kita terlihat sungguhan, Inspektur.." Jawab gadis yang ternyata Deputi itu dengan sengiran lagi. "Saat ini aku sedang memainkan peranku sebagai seorang gadis yang ceria dan kau harus bisa memainkan peranmu sebagai seorang nenek tua yang gembira" Imbuhnya seraya menyunggingkan senyumnya lagi.

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang