Murder In Locked Room 06 : Connor Lavigne

998 201 142
                                    

Suara halus dedaunan yang saling bergesek terdengar seperti rintihan wanita. Angin sepoi yang berlalu dengan tenang di atas tengkuk menimbulkan sensasi mirip cengkraman seseorang. Pada saat itu----secara reflek, David berbalik. Iris birunya menyipit garang saat melihat hamparan bayangan dijalan yang sedang ditapakinya. Sosok itu disana, tepat dibelakang David. Memandangnya dengan tatapan sedingin badai salju. Dan samar-samar, David dapat melihat wajahnya...

Kulit pucat yang sangat abnormal, tampak begitu mengerikan.

Kedua iris yang berpendar kemerahan, pekatnya bagai darah yang menyala dalam kalungan temaram.

Dan helaian coklat gelap yang menyala terusik hembusan liar angin.

"Siapa kau?"

Sosok itu melangkah dibawah siraman cahaya senja terakhir.

"Connor Lavigne. Salam kenal..." Seringaian dingin terbentuk diwajah pucatnya, seakan hendak menerkam David hidup-hidup. "...tuan polisi."

-----------------------------------------------------------

Warning (!)

1. Tekan vote sebelum membaca, hargai karya author dengan meninggalkan jejak! 👣

2. Dengan pengetahuan yang terbatas, author minta maaf jika nantinya di temukan banyak kesalahan. Jika menemukan hal semacam itu, silahkan tulis komentar di kolom komentar.

Terima Kasih 👌

-----------------------------------------------------------

Lucious David merasa bahwa malam ini merupakan hari terberatnya semenjak kasus chip berakhir. Pria itu mendecih, merasakan bagian belakang tubuhnya begitu kaku dan kebas. Keping-keping bukti yang ia kumpulkan seakan kembali terurai, semua kembali abstrak, hingga memaksa bibirnya tertarik kecut akibat nyeri yang menyergap kuat syaraf otaknya.

"Jadi, kami telah mendapat hasil otopsinya, Inspektur. Bahkan pihak Ellenia memberikan beberapa informasi yang mereka dapat dari berbagai sumber," ucap Brandon tepat setelah David melirik dan memperkenankannya untuk berbicara. Pria itu sedikit membungkuk saat berusaha melepaskan kaitan map tebal yang dibawanya. Pengait-pengait itu sengaja ia eratkan sebelumnya agar data-data penting yang dibawa sampai dengan utuh.

"Tim otopsi telah melakukan pemeriksaan menyeluruh. Satu tusukan fatal sukses mendarat di mulut hingga tembus pada perut. Dan meninjau rentang waktu kematian korban dengan suhu mayat saat ditemukan, mereka berpendapat bahwa korban tewas terbelah. ditempat." Brandon mulai memaparkan. Kedua jemarinya menjepit berkas lain dan memberikan hasil visum tersebut pada David.

"Dan korban masih di pastikan hidup ketika terikat. Luka cakar di tubuh korban di perkirakan terjadi saat korban melakukan perlawanan kecil. Melihat dari bentuk dan lebarnya yang aneh, mereka belum bisa memastikan apa yang digunakan pelaku untuk membuat luka itu." jelas Brandon lagi ketika David belum menunjukkan tanda-tanda angkat bicara. Pria itu lalu mengeluarkan beberapa foto dari amplop setelah mencermatinya beberapa saat.

"Tak sampai di situ, tim otopsi baru saja menangkap zat aneh yang bersarang di syaraf korban. Sebuah zat yang tak lazim digunakan di kasus-kasus pembunuhan pada umumnya." Deputi memberi jeda beberapa saat. Sengaja menyesap hening untuk kemudian bergumam pelan, "Tetrahydrozoline HCL. Saya yakin anda sangat familiar dengan zat ini," imbuh Brandon mengangguk singkat ketika David mengangkat tajam sebelah alisnya.

"Obat tetes mata," dengus David, tanpa sadar mengeratkan kepalan tangannya. "Sudah kuduga, pelaku menggunakan TKP lain untuk melumpuhkan korban sebelum menuju TKP utama. Bagaimana dengan CCTV, apakah kau sudah memeriksanya?"

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang